Chapter 33

923 28 0
                                    

Beribu kali kamu mencoba menghindar, beribu ribu kali aku akan selalu mengejarmu.

-Billy Megantara-

Malam begitu indah ditemani bintang dan dan diterangi oleh sinar rembulan. Hembusan angin malam dipesisir pantai menambah suasana yang tercipta diantara dua makhluk yang saling diam menatap lurus kedepan.

Tak ada suara selain suara angin dan deburan ombak yang terdengar. Hanya keheningan malam. Mungkin ini memang lebih baik untuk mereka, entah apa yang ada sedang mereka pikirkan sehingga tak menyadari suasana awkard yang tercipta diantara keduanya. Hingga suara deheman salah satu dari mereka membuyarkan lamunan yang lainnya.

"Hkemm..."

"Mau jalan-jalan gak?"

"Boleh"

Begitulah, hanya itu, singkat memang tapi entah mengapa itu terdengar indah diantara mereka berdua. Sepasang remaja yang mempunyai sifat yang bertolak belakang.

"Lo suka pantai kan?"

"Suka"

"Terus apa lagi yang lo suka?"

"Banyak"

Percayalah mencari topik pembicaraan itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kesabaran dan ketabahan menghadapi respon singkat padat dan jelas yang menjadi ciri khas gadis yang mempunyai nama Salshabila Kirana. Atau yang kerap dipanggil Salsha.

"Sa" panggil Billy. Salsha yang berjalan didepannya menoleh kebelakang.

Billy terlihat menarik nafas panjang beberapa kali sebelum sebuah kalimat terlontar dengan jelas dari mulutnya.

"Kalo gue bilang gue suka sama lo, lo percaya gak?" Tanya Billy tegas tanpa keraguan sedikit pun seakan dirinya sudah siap dengan segala jawaban yang akan ia dengar setelahnya.

"Lo berhak suka sama siapapun"

Ucapan Salsha membuat sudut bibir Billy tertarik sehingga membuat sebuah senyum terbit di wajahnya.

"Termasuk suka sama lo"

"Jangan pernah lo naruh harapan terlalu besar terhadap apapun, karena belum tentu hal itu bisa sejalan dengan keinginan lo. Bisa aja malah bertolak belakang dan akan  menyakitkan nantinya." Sahut Salsha dan melanjutkan perjalanannya.

Billy takjub mendengar Salsha yang bisa berbicara sepanjang itu. Sungguh baru kali ini ia mendengar Salsha berbicara sepanjang itu. Namun itu tak berlangsung lama setelah dia sadar kalau Salsha sudah berjalan menjauh.

"Gue yakin harapan gue buat jadiin lo pacar gue akan berakhir manis sesuai harapan gue" ucap Billy percaya diri.

Salsha menoleh dan menatap manik mata Billy mencari kebohongan namun yang ia temui hanya tatapan mata tulus dan serius. Sebelum terjadi sesuatu yang akan meruntuhkan pertahanannya selama ini, Salsha langsung memutuskan kontak mata diantara mereka berdua dan berlari pergi begitu saja.

****


Hari ini Salsha bangun pagi-pagi sekali, ia berniat untuk melakukan jogging pagi. Sudah lama sekali dia tidak melakukannya dan kebetulan hari ini hari minggu jadi dia tidak perlu terburu-buru memikirkan untuk kesekolah.

Seperti di kebiasaan tempat, pada hari minggu pagi jalanan pasti akan ramai oleh orang-orang yang berlalu lalang, ada yang bersepeda, mengajak hewan peliharaannya jalan-jalan dan kebanyakan lagi jogging seperti yang ia lakukan saat ini.

"Lo Salsha kan?"

Tiba-tiba ada yang menghampirinya dan menepuk pundaknya.

"Ehh.. iya. Sorry lo siapa ya?" Walaupun Salsha terkenal juteknya tapi dia masih punya sikap sopan santun. Terbukti dari nada bicaranya yang bisa terbilang sopan.

"Lama gak ketemu lo jadi lupa sama gue ya. Ehh tapi wajar sih, sekarang lo pasti punya banyak temen kan." Tebak orang itu yang malah semakin membuat kening Salsha berkerut.

"Ck. Gue Gio" sahut orang itu sepertinya sudah kehabisan kesabaran.

"Gio?" Sahut Salsha membeo.

"Gio Nugraha"

"Ohh jadi lo Gio itu? Long time no see" sahut Salsha biasa saja. Yang dibalas tatapan datar oleh Gio.

"Lo dari dulu gak pernah berubah ya. Gue kira setelah lo pacaran sama Kevin sikap judes lo bakal berkurang ehh ternyata masih sama bahkan lebih nyeremin yang sekarang kayaknya" cerita Gio sedikit flasback pada masa dulu.

"Sorry gue lagi buru-buru. Gue duluan ya" tanpa mengunggu jawaban dari Gio, Salsha langsung pergi dari hadapan Gio.

"Gue tau lo berubah kayak gini karna dia Sa"


"Salah gue apasih punya kakak kok nyebelin kayak lo"

"Mau gue jawab jujur atau boong?"

"Gak usah dijawab"

"Dasar bocah labil. Tadi nanya giliran mau jawab malah gak boleh"

"Sorry gue udah gede bukan bocah kayak lo bilang."

"Apanya gede badan kecil begini. Ketiup angin juga terbang lo entar"

"Dasar ya nyebelin banget lo sumpah. "

"Woi lo berdua pagi-pagi udah ribut aja. Gak bisa apa lo sehari aja akur. Kerjaan ribut mulu. Cape gue dengernya"

Ternyata perdebatan antara dua orang kakak beradik itu membuat saudaranya yang lain terganggu. Siapa lagi kalau bukan Billy, Cecil dan Leo.

"Tau ahh bete gue disini lama-lama" ucap Cecil lalu berlalu pergi.

"Yee... dasar bocah ambekan lo" teriak Billy membuat langkah Cecil terhenti. Dengan dada yang terlihat naik turun Cecil membalikkan badannya dan langsung melempar sendal tidurnya kearah Billy. Namun sasarannya kali ini salah, sendal itu malah kena mukanya Leo.

"Ampunn bang" teriak Cecil langsung ngibrit lari pergi sebelum kakaknya itu ngamuk.

"Woiii sini lo. Main kabur aja. Awas entar ketemu gue gibeng lo" teriak Leo penuh kekesalan. Siapa yang gak kesel cobak pagi-pagi bukannya dapet sarapan enak yang ada dia malah dapet sendal.

"Ah elah ketimbang kena sendal doang lo ribet amat." Celetuk Billy namun matanya tetap fokus kepada layar tv didepannya yang menampilkan film kartun kesukaannya yang sekaligus menjadi topik perdebatannya dengan Cecil.

"Apa lo bilang?" Tanya Leo berjalan mendekat ke arah Billy.

Lalu tanpa aba-aba,Leo langsung menubruk tubuh Billy sontak Billy yang belum siap jatuh terjengkang. Dan terjadilah aksi saling tindih diantara mereka.

"AHHHHH..... APA YANG KALIAN LAKUIN? ANJINGG MATA GUE TERNODAI."













Segitu dulu untuk minggu ini ya😊

Moga kalian suka deh.

Vote and comment down bellow👇👇





Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang