Chapter 52

1K 31 5
                                    

Salsha POV

Semenjak bertemu dengan Devano di taman belakang kemarin. Gue terus memikirkan tentang ucapan Devano. "Lo gak mau tau siapa yang buat Billy kecelakaan?". Sebenarnya apa maksud laki-laki itu? Apakah kecelakaan Billy disengaja.

Gue ngambil hp yang tadi gue taruh dimeja belajar. Gue liat jam baru menunjukkan pukul 7 malam. Gue lalu bangkit mengambil jaket yang ada di dekat lemari. Tas kecil dan juga beberapa lembar uang.

"Mau kemana?" Ohh ternyata ada Papa di ruang tamu. Gak mau dianggap anak durhaka, gue pun menghampiri Papa yang tengah menonton tv tentunya ditemani sang istri tercinta.

"Salsha mau ke rumah sakit bentar ya Pa"

"Mau ngapain? Ada yang sakit? Tanya Papa lagi, Mama? Hanya menyimak secara seksama.

Gue pun mengangguk. "Iya Pa, temen Salsha ada yang sakit"

"Yaudah hati-hati. Suruh Kakak kamu aja yang nganterin"

"Gak usah deh Pa entar ribet jadinya"

"Yaudah hati-hati bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut. Pulangnya jangan kemaleman"

"Aye-aye captain".

Author Pov

Salsha berjalan dilorong serba putih ini. Mencari dimana letak ruangan Billy. Banyak suster yang berlalu lalang disini tampak sangat sibuk.

Ketika sudah sampai didepan ruang Billy dirawat. Salsha terhenti, terlihat ragu-ragu akan membuka pintu. Namun ia beranikan untuk membukanya.

Dan yang pertama terlihat adalah Billy dengan alat-alat yang menempel ditubuhnya. Bunyi alat pendeteksi detak jantung terdengar memilukan disini.

Salsha berjalan mendekati Billy. Entahlah Salsha tidak dapat mengambarkan perasaannya saat ini. Ia mengenggam tangan Billy. Menyalurkan semangat hidup barang kali dengan ia melakukan ini cowok tengil ini akan sadar.

"Lo kenapa sih?" Tanya Salsha ke Billy yang sudah sangat bisa dipastikan pertanyaannya tidak akan dijawab. Ya kecuali kalau Billy bangun saat ini juga.

"Gue heran kok cowok bodoh kayak lo bisa ikut olimpiade?"

"Pasti guru-guru belum tau kalau sebenarnya lo itu bodoh"

"Kenapa gak jawab?"

Tak terasa setetes cairan bening berhasil lolos dari kedua mata indah Salsha.

"Kenapa gue nangisin lo coba"

"Karena tanpa lo sadari lo mulai suka sama abang gue" Salsha menoleh ke belakang ternyata Cecil berdiri disana.

"Lo disini?" Tanya Salsha.

"Iya. Gue denger semuanya. Gue tadi ada di kamar mandi gak taunya lo ada disini" jawab Cecil santai.

"Ngapain lo disini?"

"Gu-gue gue mau jenguk Billy"

"Santai aja kali gue gak bakal nyuruh lo pergi" ucap Cecil.

Cecil mengajak Salsha untuk duduk disofa. Awalnya mereka berdua hanya diam tak ada yang memulai percakapan diantara mereka. Cecil masih bingung mau memulainya dari mana,dan akhirnya ia pun memutuskan untuk berbasa basi terlebih dahulu.

"Lo apa kabar?"

"Ah.. emm baik. Lo apa kabar?" Terlihat ada kecanggungan diantara mereka.

"Kabar gue kurang baik, saat gue tau abang gue koma" balas Cecil,Salsha yang merasa bersalah pun hanya mampu menundukkan kepala.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang