Dilain tempat pada waktu yang sama, Billy sedang duduk menatap jalanan dibawahnya. Dia merasa tenang berada ditempat ini. Angin yang berhembus menerpa rambut pirangnya. Seketika rasa kantuk menyerangnya dan membuat dia tertidur ditempat itu.
Tiba-tiba pintu ruangan itu dibuka dengan sedikit kasar. Dan muncullah empat wanita cantik dengan muka capek,kesel,dan marah bercampur menjadi satu. Tapi tidak dengan Salsha,dia hanya memasang wajah datarnya. Mungkin wajahnya datar tapi tidak dengan hatinya, dia sempat tertegun melihat wajah polos pria di depannya itu, tapi Salsha tetaplah Salsha dia tetap stay pada wajah datarnya.
Billy Pov
Lagi asik-asiknya gue tidur,tiba-tiba sebuah suara yang sangat amat gue benci terdengar ditelinga gue. Cecil adik gue datang bersama teman-temannya dengan cara HALUSnya dia membangunkan gue dengan suara cemprengnya itu.
Dan betapa kagetnya gue, bidadari impian ada didepan gue sekarang. Wajah datarnya membuat dia terkesan jutek dan sombong but bagi gue dia tetep cantik bak bidadari turun dari kahyangan.
"Heh... enak banget lo ya" sarkas Cecil.
"Peserta yang lain lo suruh nyari lo kesana kemari tapi lo malah asik-asikan tidur disini".
"Lo pikir nyari lo itu gampang apa, lo pikir semua orang tau kalau lo itu ada disini,lo pikir-
"Stttt... udah deh kok lo jadinya yang repot kan yang nyari mereka"
"Lo pikir gue disini ngapain kutil onta? Hah.... gregetan sendiri gue jadinya liat lo"
"Ya mana gue tau lo ngapain kesini. Lagian lo ngapain sih,ganggu tidur gue aja" kesel gue ama ni anak kalau bukan adik sendiri udah gue cemplungin dia keempang.
"Kakak Billy yang terhormat,sang Ketua Osis Sma nusa bangsa,sekaligus kakak gue yang paling somplak gue kesini mau minta tanda tangan lo supaya gue gak dihukum".
"Ohhh... bilang dong daritadi,mana bukunya biar gue tandatanganin".
"Untung abang" bisik Cecil yang masih bisa gue denger.
"Nih" dia memberikan bukunya ke gue, gue tanda tanganin bukunya. Tapi, teman-temannya ikutan memberikan bukunya. Gue punya ide briliant buat ngerjain tu cewek jutek.
"Apaan?" Tanya gue keteman-temannya Cecil.
"Tanda tanganin juga dong kak, kakak kan ketos disini, tadi kita semua dikasih tugas sama kak Devano buat minta tanda tangan kakak".
"Ohhh... boleh,tapi ada syaratnya"
"Apa?" Jawab mereka serempak.
"Dia-
Gue menunjukan kearah bidadari berwajah datar yang gue gak tau namanya siapa.
"Dia harus ngasih id line nya ke gue, dan besok malam dinner sama gue"
"Gimana mau apa gak?" Gue melihat itu cewek jutek sempat terkejut dengan syarat yang gue kasih,tapi gak lama ekspresinya kembali ke datar lagi.
"Gimana?" Tanya gue sekali lagi.
"Apaan,tanda tanganin aja sih,kenapa isi syarat-syarat segala" ckck... Cecil emang perusak.
"Kenapa?, gak mau yaudah gue pergi"
"Tunggu" gue membalikan badan untuk melihat sang pemilik suara itu. Gue hanya menaikkan sebelah alis gue, dengan maksud menanyakan maksud dia ngehalangin gue.
"SalshaKirana"
"Apa?" Sumpah gue gak ngerti maksud ni cewek.
"Id line"
"Ohh... oke jadi entar gue add,dan besok lo harus dinner sama gue" yes...yes...yes... berhasil cuy.
"Nih" dia memberikan bukunya dan langsung gue tanda tanganin begitu juga dengan kedua temannya.
"Nah jadi nama lo si-
"Lah pergi dianya" belum sempat gue kenalin diri dia malah pergi gitu aja.
"Ahh... lo sih"
"Salah gue apaan dah?" Gumam gue
"Sebodo amatlah yang penting dapet id linenya,tadi apa ya dibilang?" Gue menggaruk tengkuk leher gue yang sebenarnya tidak gatal.
"Sal... Sal apa ya? Ohh.. iya SalshaKirana"
"Cantik juga namanya kayak orangnya"
"Tapi ngomong-ngomong gue kayak orang gila ya ngomong sendiri" gue memutuskan untuk turun ke bawah agar peserta yang lain lebih mudah nemuin gue.Salsha Pov
"Dia harus ngasih id linenya ke gue dan besok dinner sama gue"
What!!! Ngasih id line +dinner? Hell yeah pikir gue dalam hati. Ekspresi ketiga teman gue saat dia bicara seperti itu terlihat pucat pasi mungkin karena mereka tau sifat dan karakter gue.
Awalnya gue ingin marah tapi apa daya,gue gak mau ngelihat sahabat gue menderita terlebih itu karena gue.
"SalshaKirana" ujar gue ketika dia hendak pergi. Sumpah kalau gak demi sahabat gue,gak bakal gue kasih id line gue bahkan kontak line gue gak lebih dari 10 orang itupun hanya sahabat dan keluarga gue tentunya.
Dan see hari ini gue ngasih id line gue begitu aja sama itu cowok,padahal gue gak kenal dia, ohh ya jangan lupa besok gue harus DINNER sama dia? Bunuh aja gue sekalian biar puas.
Setelah gue mengucapkan itu dan mendapatkan tanda tangannya gue langsung pergi dari situ. Entah gue mau kemana yang jelas gue pengen sendiri dulu, gue gak mau karena amarah gue yang gak bisa terkontrol malah akan menimbulkan masalah baru lagi.
Entah sudah berapa lama gue berjalan,tapi yang jelas gue terpana melihat tempat yang ada didepan gue sekarang. Baru kali ini gue melihat pemandangan yang indah seperti ini,terlebih ini disekolah.
WOW gue bener bener salut sama yang ngedekor sekolah ini,dan gak salah kalau sekolah ini disebut sekolah elit dan favorit disini. Kalau kalian penasaran, gue ada di....Sorry baru bisa uppdate, ohh iya maaf ceritanya gantung lagi😆😆 seperti cinta ku yang digantung doi. Canda kok
Jangan lupa vote and commentnya ya👍👇👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Fiksi RemajaBagaimana jika Salshabila Kirana seorang cewek jutek dan dingin bertemu dengan Billy Megantara seorang cowok hyper aktif dan pecicilan yang juga menjabat sebagai ketua osis disekolah mereka, apakah yang akan terjadi? akankah ada kisah cinta diantara...