Chapter 39

862 26 0
                                    

Jika kamu perlu waktu
maka akan kuberi seluruh waktuku untuk mu.
Just for you.

-Billy-


"Sa lo kenapa?"

"Iya Sa cerita dong"

Ini sudah yang ke 25 kali pertanyaan itu terlontar dari mulut teman-temannya. Ia sendiri enggan menjawab.

Setelah insiden dikelas tadi,Salsha memilih pergi ketaman awalnya dia ingin menenangkan pikirannya dan meredakan emosi yang masih menguasai dirinya. Namun siapa sangka teman-temannya akan menyusulinya sampai kesini.

"Gue pengen sendiri. Gue harap kalian ngerti" ucap Salsha dingin.

Teman-temannya hanya menghela nafas,mungkin memang benar Salsha membutuhkan waktu untuk sendiri. Feli,Cecil dan Aurel pergi meninggalkan Salsha sendirian.

Dilain tempat 4 orang cowok tengah duduk di kantin, padahal ini sudah jam masuk. Ya mereka bolos lagi. Sudah tak heran lagi melihat sang ketua osis bersama csnya yang kebetulan juga anggota osis membolos. Seolah itu sudah menjadi hal yang lumrah bagi mereka.

"Lo ngapain aja didalem. Kok kita denger adem ayem aja gue kira lo bakal ngamuk-ngamuk sampe nonjok tuh cewek" itu suara Lio.

"Iya. Malah yang gue denger si Salsha sempet ngebentak." Kali ini Tristan yang berbicara. Devano? Jangan ditanya tuh anak emang sifatnya pendiam.

"Ya kali gue nonjok cewek. Banci dong gue"

"Yeee nonjok pakek bibir lo mungkin"

"Lo aja sono. Gue sih ogah" ucap Billy menggeplak kepala Lio membuat cowok itu meringis kesakitan.

"Mampus lo makanya punya mulut tuh disekolahin" ejek Tristan puas melihat temannya sablengnya itu menderita.

"Back to the topic please" ucap Devano datar.

"Ck gue punya temen kayak sari roti dah" celetuk Tristan.

"Maksud lo?" Tanya Billy heran.

"Ya gitu berbagai rasa" cengir Tristan.

"Sa ae lo bang" ucap Lio memukul pundak Tristan dengan kencang membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

Billy menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kok gue bisa punya temen model begini ya?"gumam Billy lalu bangkit meninggalkan dua teman gilanya.

"WOII BIL LO MAU KEMANA?" teriak Lio membuat mereka menjadi pusat perhatian. Tapi siapa yang peduli?

"NYARI PUTRI GUE DULU" balas Billy berteriak pula.

"Dia udah punya anak? Siapa mamanya?" Tanya Tristan polos.

"Wahh parah temen lu. Dia ngejar-ngejar si Salsha ehh tau-taunya dia udah jadi bapak-bapak aja"

"Iya. Kita jadi om-om muda dong" ucap Lio ngasal dan mereka berdua tertawa lepas.

Tanpa mereka sadari Devan sudah pergi dari tadi ia tak ingin otaknya tertular racun gilanya duo kadal itu. Jadi sebelum hal itu terjadi lebih baik ia segera mengasingkan dirinya.


****


"ARGGHHHH"

"BRENGSEKKK"

"SALSHAAAA LO TUNGGU PEMBALASAN GUE"

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang