Chapter 38

792 26 0
                                    

"WOIII SALSHA MANA?"

"ELAHHH MALAH BENGONG! SALSHA MANA TAI"

Pagi-pagi kelas yang ditempati Salsha sudah diributkan dengan datangnya duo geblek yang berstatus menjadi kakak kelas mereka dan sahabat dari kakak salah satu anggota kelas ini. Siapa lagi kalau bukan Lio dan Tristan.

"Lo pada ngapain teriak-teriak disini?" Nahh yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga.

"Ini gawat darurat lo harus ikut kita sekarang"  Ucap Lio menggebu-gebu dan langsung menarik tangan Salsha keluar.

"Woii lo mau bawa Salsha kemana?" Teriak Feli menahan tangan Tristan.

"Mending lo diem aja. Macan lagi ngamuk lo mau diamuk juga?"

"Macan?" Ulang Cecil dengan nada tanya.

"Abang lo lagi ngamuk jadi kita harus bawa Salsha buat nenangin dia. Sebelum ini gedung roboh gara-gara ulah abang lo" jelas Tristan dan langsung lari mengejar Lio dan Salsha.

Cecil mengernyit bingung.

"Kak Billy ngamuk? Tumben." Gumam Cecil.


****

SALSHA POV

Setelah dua hari terkurung di ruangan serba putih itu akhirnya gue boleh keluar juga dan sekolah seperti biasa. Sebenarnya gue gak kenapa-napa cuma si Billy kampret itu yang maksa buat rawat inap. Ngomong-ngomong soal rumah sakit, gue sebenarnya belum tau siapa yang ngejebak gue di lab saat itu.

Bener-bener tuh orang saiko kayaknya. Gak habis pikir gue ama tuh orang, emang dia gak berpikir kalau yang dia lakuin sama aja dengan percobaan pembunuhan belum lagi kerugiannya besar banget.

Untung gak merambat ke bangunan lain. Dan gue bersyukur masih dikasih nafas berkat si kampret Billy. Kalau gak ada dia mungkin gue udah mati kali ya. Ckck... gue utang budi sama dia.

Saat ini gue lagi menuju kekelas bersama 3 sahabat gue. Saat sudah sampai disana langkah gue terhenti karena ada csnya si Billy lagi teriak-teriak dikelas. Dia pikir ini hutan apa gak tau etika banget.

"Lo pada ngapain teriak-teriak disini?" Tanya gue datar.

"Ini gawat darurat lo harus ikut kita sekarang" gue mengernyit bingung. Dia pikir UGD apa. Belum sempat gue protes Lio udah narik tangan gue dan bawa gue pergi. Gue berusaha ngelepasin genggamannya tapi gue kalah.

Sayup-sayup gue denger si Feli protes tapi cuma sebentar setelah itu gue udah gak denger percakapan mereka.

Ternyata gue dibawa ke gedung kelas 2,dari awal gue keluar kelas gue udah jadi tontonan gratis murid-murid sini. Lio ngelepas tangan gue saat kita udah sampai di kelas 2IPS 1 yang dijaga oleh Devano didepan pintu. Ngapain dia bawa gue kesini? Pikir gue.

"Lo masuk gih tenangin tuh macan" ucap Lio yang diangguki oleh Tristan.

"Siapa?"

"Billy ngamuk didalem kita udah coba nenangin dia tapi gak mempan malah kita kena tonjok. Nih liat bibir gue sobek."

"Kenapa harus gue?" Tanya gue. Kenapa coba harus gue? Dan ngapain dia ngamuk dikelas orang,setau gue dia itu IPA bukan IPS.

"Mending lo masuk sebelum terjadi hal-hal yanh gak diinginkan." Suara Devano. Tumben tuh anak ngomong.

Gue menghela nafas. Dan masuk kedalam.

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang