Seorang cowok sedang duduk manis di balkon kamarnya. Mengamati bulan dan bintang yang bertebaran dilangit. Kadang dia merasa bulan itu beruntung di kegelapan dia selalu ditemani oleh banyaknya bintang.
Tapi kadang juga dia sendiri disaat mendung,bintang tidak akan muncul. Tapi dia tetap muncul menerangi kita yang ada di bumi walaupun dia sendirian diatas sana.
"Bulan sampaikan salamku pada orang yang selalu aku sakiti,katakan padanya aku rindu" kata Billy, ya cowok yang sedang berdiri di balkon saat ini adalah Billy.
Billy geli sendiri dengan kata-kata yang dia ucapkan tadi.
"Gila,, berbakat juga gue jadi pengarang puisi" bangganya."Tapi gue masih bingung, kenapa ya tadi Salsha marah banget waktu gue tanya kenapa dia dingin gitu?"
"Maksud gue kan baik,atau emang yang dia bilang itu bener ya, gue cuma ngusik privasi dia aja, tapi beneran gue gak ada maksud apa-apa."
"Hmm... mending gue tidur deh" katanya dan kemudian beranjak pergi dari balkon masuk ke kamarnya dan pergi ke alam mimpi.
****
Pagi ini Billy berniat untuk meminta maaf kepada Salsha atas insiden kemarin di kafe. Tapi sebelum itu dia menyempatkan diri untuk membeli mawar dan sebuah cokelat sebagai permintaan maafnya. Sebenarnya dia tidak berpengalaman jika berurusan dengan masalah cewek,apapun itu. Menurut artikel yang dia baca cewek bakalan luluh bila dikasih bunga mawar dan cokelat. Walaupun dia sangat ragu mengingat Salsha tidak seperti cewek kebanyakan. Tapi dia tetap optimis.
Saat dia ingin mencari Salsha, kebetulan dia melewati ruang musik, karena ini masih terlalu pagi mungkin Salsha belum datang,pikirnya.
Memang sekolah fasilitasnya cukup lengkap mungkin sangat lengkap. Ruang musik sendiri terletak di dekat lapangan basket jadi anak-anak musik bisa liat anak-anak basket latihan. Tapi sayang, sedikit yang berminat untuk ikut ekskul musik,bahkan tidak ada, oleh karena itu untuk tahun ini atau mungkin untuk seterusnya ekskul musik dihapus.
Tetapi ruang musik ini masih terurus, karena ruang ini kadang digunakan untuk praktek seni budaya.
Billy memilih memainkan piano. Sebenarnya dia hampir menguasai seluruh jenis alat musik yang ada disini hanya saja untuk saat ini dia ingin main piano.
Tiba-tiba saat dia sedang memainkan piano itu, dia melihat seperti ada seseorang mengintipnya dari luar sana. Dia pun menghentikan aksinya dan pergi melihat siapa yang tadi diam-diam mengintipnya.
Tapi nihil, saat dia keluar tidak ada siapapun disana,bahkan dia sempat mencari di sekitar ruangan itu,hasilnya tetap sama. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi dan mencari keberadaan Salsha
***
"Woii,, broo mau kemana lo?" Tanya Lio yang berpapasan dengan Billy di koridor kelas 1.
"Mau nyari bidadari gue,yang hilang terbawa angin" ucapnya ngasal.
"Wisshhh,, bisa gitu juga ternyata sahabat gue, emang bidadari lo siapa?"
"Bidadari gue sesosok gadis cantik,yang diciptakan Tuhan hanya untuk gue."
"Yahh... dodol emang ni anak, lo lupa minum obat? Kok aneh gini?"
"Sorry, gue sibuk jadi gak bisa ngeladenin fans kayak lo" ucap Billy dan berlalu pergi.
"Bener-bener udah gila tuh anak"
Ucap Lio dan melanjutkan kembali jalannya tadi yang sempat tertunda."Permisi"kata Billy saat memasuki kelas X3, kelas Salsha.
"Ya, kenapa ya kak?" Tanya salah satu siswi perempuan disana.
"Ehmm,, Salsha udah dateng belom?" Tanyanya dengan pelan,takut yang lain mendengar dan akan menimbulkan gosip,dan sudah pasti itu akan menjadi masalah bagi Salsha maupun Billy sendiri.
"Salsha yang duduk dipojok itu ya kak?" Tanya siswi itu.
"Iya yang itu, udah dateng belum?"
"Udah, tapi orangnya gak ada,yang ada cuma tasnya doang"
"Lo tau gak dia kemana?"
"Gak tau kak"
"Ohh ya udah deh, makasih ya" kata Billy dan pergi mencari Salsha kembali.
****
SALSHA POV
Sejak kejadian kemarin dikafe gue bener-bener marah sama Billy. Entah gue gak tau apa yang membuat gue bisa semarah itu,yang jelas untuk hari ini gue gak pengen liat mukak dia dulu.
Sebenarnya kemarin, waktu gue keluar dari kafe itu kebetulan ada taksi lewat akhirnya gue pulang naik taksi itu, gue gak tau Billy ngejar gue atau tidak, yang jelas gue benci dia.
Seperti hari-hari sebelumnya, gue selalu datang pagi,dan untuk kesekian kalinya kelasnya gue kosong. Mungkin gue yang terlalu rajin kali ya. Karena bosan dikelas sendiri akhirnya gue keluar untuk jalan-jalan.
Entah mengapa tapi kaki ini melangkah ke tempat itu lagi. Tempat dimana bukan pertama kali sih, tapi di tempat ini gue pernah ketemu bahkan sampai debat dengan cowok menyebalkan itu.
Ya gue ada di taman, gue sangat suka suasana taman, karena menurut gue taman itu mampu membuat mood gue menjadi lebih baik, setidaknya begitu. Gue duduk di samping danau sambil sesekali melempar batu-batu kecil kesana.
Gue rasa, sudah terlalu lama gue diam disini mungkin temen-temen gue udah datang. Dan memutuskan untuk pergi dari taman itu, tapi saat gue berbalik, gue terkejut melihat ada orang yang sangat gue hindari ada didepan gue sekarang. Dia Billy.
Gue melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tapi baru beberapa langkah, dia mencekal pergelangan tangan gue, cukup kuat karena gue kesakitan dan perkiraan gue tangan gue ini bakal merah nantinya.
"Lepas" kata gue pelan tapi menusuk.
"Gue mau ngomong sama lo,sebentar saja,please" katanya memohon ke gue.
"Cepetan"
Dia membalikkan tubuh gue yang dari dia bicara gue memunggunginya. Dan sekarang gue berhadapan dengan dia walau cuma bisa lihat dadanya doang, karena tinggi gue hanya sebatas dadanya saja."Gue minta maaf sama pertanyaan gue kemarin, tapi bener gue gak ada maksud buat ganggu privasi lo, gue cuma mau lo sedikit terbuka. Ya mungkin memang cara gue salah,tapi sumpah demi apapun gue gak bermaksud sama sekali buat nganggu privasi lo" katanya. Gue lihat matanya dan tidak ada tanda-tanda kalau dia bohong disana tapi tetap saja gue benci sama dia.
"Lo kira, lo itu siapa? Bisa ngomong kayak gitu? Lo tau apa tentang gue? Lo tau apa kalau gue gak terbuka? Gue ingetin sekali lagi sama lo, LO BUKAN SIAPA SIAPA GUE." Kata gue dan pergi dari sana.
"Tunggu,, oke lo belum bisa maafin gue tapi tolong terima bunga dan cokelat ini ya."pintanya.
"Gue bukan cewek-cewek yang kayak lo pikir, dikasih bunga sama cokelat bisa luluh gitu aja. Dan satu lagi gue gak suka bunga apalagi cokelat." Gue pun pergi, gue gak peduli dia teriak-teriak. Satu yang ada dipikiran gue, gue benci sama dia.
Nahhh udah update lagi kan??
Segitu dulu ya, udah panjang kokInget vote and comment👇

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Teen FictionBagaimana jika Salshabila Kirana seorang cewek jutek dan dingin bertemu dengan Billy Megantara seorang cowok hyper aktif dan pecicilan yang juga menjabat sebagai ketua osis disekolah mereka, apakah yang akan terjadi? akankah ada kisah cinta diantara...