Kini acara yang ditunggu-tunggu telah tiba yaitu jejak malam. Para peserta telah berkumpul disini sejak 15 menit yang lalu. Billy juga telah membagikan kelompok sekaligus pembinanya masing-masing.
Cecil, Feli,Aurel dan Salsha ada di kelompok yang sama dan yang menjadi pembinanya Lio dan juga Billy. Sudah pasti yang merencanakan ini semua adalah Billy. Dia ingin adiknya itu bisa kembali seperti dulu lagi dengan Salsha. Dan juga untuk memperlancar usahanya mendekati Salsha.
"Oke jadi gue disini sebagai pembimbing kalian untuk malam ini. Gue harap kalian bisa diajak kerjasama." Ucap Lio.
"Sebelum giliran kita, gue mau kasih tau kalian apa yang boleh kalian lakuin dan apa yang gak boleh kalian lakuin. Selama jejak malam nanti kalian harus tetap bersama kelompok, gak ada yang boleh keluar kecuali ijin dulu. Gue sama Lio disini cuma jadi pembimbing jadi tugas kita disini cuma jagain kalian. Nanti ditengah sana akan ada rintangan jadi itu semua murni kalian yang lakuin tanpa bantuan kita. Mengerti?" Ucap Billy memberikan arahan kepada Salsha dkk.
"Ngerti kak" jawab mereka serempak.
Selanjutnya mereka sibuk dengan urusan masing masing. Sampai suara Pak Ahmad menghentikan aktivitas mereka.
"Oke sekarang giliran kelompok kamu Billy" ucap Pak Ahmad.
"Siap pak." Jawab Billy tegas.
"Yuk" lanjut Billy mengajak anggota kelompoknya.
Mereka kini sudah mulai perjalanannya. Sampai saat ini belum ada rintangan ataupun halangan bagi mereka. Semua masih berjalan lancar. Lio berada dibarisan paling depan untuk menunjukkan jalan agar mereka tidak tersesat. Sementara Billy dia ada dibarisan paling belakang untuk antisipasi siapa tau ada yang ketinggalan.
Mereka semua tampak ceria, Cecil yang tadinya tidak mau bicara dengan Salsha sekarang sudah kembali seperti dulu lagi. Tapi setelah itu mereka dihentikan oleh ucapan Lio.
"Tuh liat? Bendera yang ada dipohon itu?" Tunjuk Lio.
Semua menoleh ke arah yang ditunjuk Lio. Billy maju kedepan dan mengambil bendera tersebut.
"Ini salah satu tantangan yang harus kalian lakukan" ucap Billy dan memberikan bendera itu kepada Feli.
Feli membuka gulungan kertas yang menggantung di bawah bendera tersebut. Lalu dia membacakannya.
"Aku bisa membuat kamu tersenyum tanpa kamu sadari. Diriku bercahaya. Aku bagaikan peri di kegelapan. Carilah diriku dan bawa ke akhir perjalanan ini"
Katanya membacakan isi dari surat itu.Semua tampak memikirkan jawaban dari teka teki itu. Kecuali Lio dan Billy yang duduk dibawah pohon sambil melihat gadis-gadis cantik yang sekarang sedang berpikir sangat keras sampai sampai alis mereka menyatu.
"Apa ya" ujar Aurel.
"Senter kali ya, kan ada cahaya tuh" sahut Feli.
"Gue rasa bukan deh, ada maksud lain dari kata Aku bagaikan peri di kegelapan. Tapi apa ya" kali ini Cecil yang berkata.
"Bulan?" Tanya Salsha.
"Kalo bulan kegedean,kan kita disuruh buat bawa ke finish" sahut Cecil kembali. Begitulah seterusnya mereka terus berpikir dan mengeluarkan semua pendapat mereka. Tiba-tiba Cecil berteriak.
"Haaaaaa.... gue nemu jawabannya" teriak Cecil.
"Apaan dah berisik amat lu. Ini tuh hutan entar kalo lo teriak teriak trus penunggu hutannya marah gimana? Mau lo di hantuin" cecar Aurel yang saat itu tepat berada di samping Cecil.
"Alah lama lo" ucap Cecil lalu berlalu pergi mengejar hewan mungil yang tadi dia lihat.
"Woiii lo mau kemana? Cil bahaya" teriak Feli namun Cecil tidak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa
Fiksi RemajaBagaimana jika Salshabila Kirana seorang cewek jutek dan dingin bertemu dengan Billy Megantara seorang cowok hyper aktif dan pecicilan yang juga menjabat sebagai ketua osis disekolah mereka, apakah yang akan terjadi? akankah ada kisah cinta diantara...