Happy reading...
__________________________________________________Kini, si gadis dengan penuh masalah itu tengah berada di atas rooftop. Tangannya bertumpu pada dinding pembatas disana dan matanya menatap pemandangan taman sekolah yang indah.
Merutuki betapa bodoh dirinya dan menyesali segalanya. Setelah perdebatannya dengan anna kemarin, ia mulai menjauhi anna. Memang seharusnya begini, dengan secara terang terangan anna sudah bilang kalau zahra adalah penyebab masalah ini, dan itu berarti jika zahra tak ada, anna tak akan terseret masalah juga. Karena dalam artikel, foto, dan pesan suara itu, anna juga bersangkutan.
Zahra dicap sebagai PHO dan bitch, anna juga dicap munafik dan penghianat. Mana mungkin seorang sahabat akan menjelek jelekan sahabatnya sendiri depan orang lain?
"Kasihan anna, karena gue dia jadi terseret masalah juga.." gumamnya.
Semilir angin menerpa, membuat beberapa helai rambutnya berterbangan. Ia menyelipkan rambut kebelakan telinganya. Mengehela nafasnya gusar, kini ia sendiri dan mungkin keputusannya itu adalah keputusan terbaik supaya semua orang tak ada yang tersakiti lagi.
"Kenapa gue bisa gak peka sih? Seenggaknya kenapa gak pernah gue mau denger curhatan anna? Dia udah nanggung beban hatinya, dan gue seakan gak peduli.. dan sebenernya yang nyebarin itu semua siapa sih??"
Tiba tiba ia merasa heran, terlintas sejenak tentang artikel, foto, dan pesan suara tadi. Sebenarnya siapa yang menyebarkannya? Tidak mungkin anna kan? Zahra tau, anna tipikal orang yang selalu memendam tanpa mau menyebarkan sampai menjatuhkan sahabatnya sendiri.
Dia berfikir keras, siapa orang yang mungkin saja menjadi pelakunya? "Apa diandra?? Bisa jadi sih..."gumam nya.
"Ngenes banget sih jomblo nya.." teriakan dengan nada ledekan itu sudah sangat dihafalnya, pasti alvin.
Zahra tetap memilih untuk diam ditempat tanpa menoleh.
"Lo kenapa??" Alvin berjalan mendekati zahra.
Sudut mata zahra melirik alvin sejenak lalu tersenyum dan menggeleng. "Engga.."
Alvin menyender pada dinding rooftop dengan memiringkan tubuhnya menghadap zahra yang masih menatap lurus ke depan. "Cewek, kalo bilang engga atau gapapa pasti ada apa apanya.."
"Sok tau lo..."
"Lo boleh cerita apapun sama gue.."
Zahra menoleh pada alvin lalu menaikkan sebelah alisnya. "Cerita apaan?? Gue udah bilang kan gak ada apa apa.."
Alvin menghembuskan nafasnya kasar lalu menyender sepenuhnya pada dinding dan menghadap berbalik arah dari zahra. "Arghhh!! Lo bohong, lo bohong.. lagih lagih..."ujarnya dengan lebaynya sambil menadakan kalimatnya.
Zahra tertawa pelan ketika melihat sikap alvin yang super freak tapi mampu membuatnya melupakan masalahnya. "Lo gila tau gak? Hahah.."
Alvin membenarkan posisinya lalu tersenyum menatap zahra yang sedang tertawa. "Lo kalo ketawa gitu lucu deh.."
Zahra tiba tiba tersentak dan tawanya terhenti begitu mendengar kalimat alvin. Wajahnya memerah seketika. "Eh- hah? Lo bilang apa??"
Bibir alvin semakin melengkungkan senyumannya, lalu mengacak kasar puncak kepala zahra. "Lo lucu.."
"Berantakan!"
"Hahah.."alvin semakin gencar mengacak rambut zahra sampai benar benar berantakan.
"Puas banget lo ngerjain gue nya.."
"Gue ngomong gitu beneran tau.."ujarnya dengan tatapan serius dan zahra membuang muka dan menatap ke arah lain. Menyembunyikan wajahnya yang memerah, sepertinya alvin berhasil membuatnya terbawa perasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem's love ✔
Teen Fiction[SELESAI] Highest rank! #48 in problem 13/03/20 #58 in complicated 20/12/19 #555 in fiction 13/03/20 #162 in bad 13/03/20 #676 in happy 20/12/19 #671 in teenlit 20/12/19 #609 in indonesia membaca 20/12/20 #91 in completed 15/03/20 #969 in percintaan...