prolove ~ 34 ~ Pertengkaran

771 64 0
                                    

Selamat membaca..😊😊

Warning! Ada kata kata kasarnya di akhir akhir bagian ini, jadi maaf ya..
_________________________________________________

Sekarang tubuh gadis itu sudah dililiti oleh handuk. Sampai sekarang pun ia masih gemetar kedinginan, cuaca hari ini tak bersahabat, sama seperti hatinya.

Kini ia bukan berada di rumah tercintanya, melainkan rumah seseorang yang tadi mengklakson nya dari belakang.

"Masih kedinginan?" Tanya orang itu padanya, ia mengangguk lalu tersenyum dan menahan giginya yang hampir gemelutuk karena menggigil.

Orang itu menyodorkan sebuah jaket tebal berwarna abu abu padanya. "Pake ini, biar gak dingin lagi.."

Ya, zahra menerimanya namun ia tak memakainya. "Makasih do, gue gak tau kalo gak ada lo bakal kek gimana gue? Udah kayak orang gembel, asli deh.."

Aldo, yap, aldo lah yang menolongnya tadi dijalanan saat ia basah kuyup kedinginan dan berjalan kaki untuk pulang.

"Mandi dulu aja zah, mumpung belum begitu dingin. Daripada lo masuk angin, nanti gue pinjemin baju nyokap gue deh."

"Gausah do, gue pulang aja deh.. ga enak ngerepotin lo terus." Zahra berdiri dari posisi duduknya tadi.

"Eh eh.. lho, zahra kamu mau kemana?" Tiba tiba lia --mama aldo, datang menghampiri mereka.

"Aku mau pulang aja tan," ucap zahra. "Gak enak malem malem gini namu dirumah orang, ngerepotin tan.."

"Diluar ujan, nanti kamu sakit. Tante gak masalah, bahkan kalo kamu mau nginep juga tante izinin. Mandi dulu aja, nanti tante siapin baju tante yang pas buat kamu oke?" Tawar lia pada zahra.

Sebetulnya ia sangat merasa yak enak hati dalam hal ini, aldo dan mamanya begitu baik padanya. Apa ia patut menyakiti hati aldo yang begitu baik padanya?

"Yaudah deh tan.. makasih ya tan.."

Lia tertawa. "Iya, malah tante seneng kalo aldo bawa temen perempuannya kesini. Tante jadi ada temennya, hihihi.. ya abis kan tante dirumah ini perempuan sendirian."

Zahra tersenyum. "Iya tan, tante ini udah cantik, baik lagi.."

Lia terkekeh. "Engga secantik perempuan yang ada didepan tante ini.." ucapnya seraya mengelus rambut zahra.

"Yaudah, aldo antar zahra ke kamar tamu ya.. "

Aldo mengangguk. "Ayo zah.." aldo berjalan duluan didepan zahra sedangkan zahra membuntuti aldo dari belakang.

Tak lama mereka sampai di depan pintu kamar. "Ini kamarnya," aldo membukakan pintunya pada zahra. "Lo mandi aja, nanti mama kesini nganterin baju buat lo. Gue kebawah lagi ya?"

Zahra mengangguk. "Thanks.."

Aldo tersenyum.

Setelah itu ia meninggalkan zahra disana. Zahra membuka kenop pintu dan tak lupa mengucap salam. Ia menatap intetior kamar itu, sederhana saja, tak ada yang berlebihan namun ia suka itu.

Ia langsung saja memasuki kamar mandi yang terletak dipojok sana. Setelah itu ia membuka keran shower dan membiarkan air itu mengucur deras diatas kepalanya. Dan ia belum menanggalkan pakaiannya sama sekali.

Tiba tiba semuanya terasa terputar dikepalanya, atas kejadian hari ini. Mulai dari pengakuan yasmine, bertamu dirumah alvin, bahkan sampai tiap kalimat yang membedakannya dengan yasmine yang selalu dilontarkan rika tadi pun ia masih ingat dengan jelas.

Setelah itu ia membiarkan air matanya mengalir bersamaan dengan air guyuran dari shower. Ia menangis dalam hatinya.

Seusai ia mandi, tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamar.

Problem's love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang