prolove ~ 25 ~ Cukup tau

918 62 0
                                    

Selamat membaca..😊
_________________________________________________

Pagi ini zahra terlambat bangun itu mengakibatkan saat ia sampai disekolah, gerbangnya sudah ditutup rapi. Ia menghembuskan napas kasar saat sampai tepat di depan gerbang dan ketika menoleh ke tempat Adri mengantarnya, adri pun sudah tak berjejak disana hingga ia hanya mendengus.

"Pa kumis!!!!!" Teriak zahra seraya menggedor gedor gerbang. Ia berteriak berulang kali memanggil satpam yang sering disebutnya 'pak kumis' itu bukan tanpa alasan, tapi karena memang satpamnya itu kumisnya tebel banget.

Dan yang membuat zahra menggeram kesal ketika melihat pak kumis berjalan ke arahnya dengan santai seraya memelintir kumisnya dan bersiul.

"Pak kumis!!!" Teriaknya sekali lagi dengan kencang. "Cepetan bukain! Nanti saya tambah telat!"

"Berisik! Suara mu itu loh, kamu gak bisa denger sendiri suara mu kayak toa masjid." Pa kumis pun membuka gembok gerbang sekolah dengan santai dan zahra hanya menatap datar orang menyebalkan itu.

Ketika gerbang terbuka, kaki zahra melangkah masuk dengan tergesa gesa. Dan suara pak kumis mengintrupsinya.

"Eh, tunggu!"

Zahra menoleh. "Apa lagi pa? Saya hari ini mau dibagiin jadwal uts minggu depan nih.."

"Enak aja main masuk, sini tulis dulu namanya.."

"Ish saya tau bapak ngefans sama saya, tapi gak gini juga dong pa.. saya telat nih.."

Pak kumis menjitak dahi zahra pelan. "Bangun! Jangan mimpi terus! Ini tulis! Saya mau laporin ke bu rena.."

"Dah ni.. " zahra selesai menulis namanya di atas buku catatan pelanggaran lalu baru saja ia ingin melangkah, lagi lagi pak kumis memanggilnya.

"Ett.. mau kemana kamu?"

Zahra menoleh malas. "Ya mau ke --" zahra kaget ketika yang berbicara itu padanya bukanlah pak kumis lagi, tapi pa galang yang galaknya minta ampun.

"Kemana?"

Zahra bungkam dan ia menunduk. Sudut matanya melirik sinis pak kumis yang tertawa tanpa suara dan mengucap kata 'sukurin' tanpa suara. Dan saat ini rasanya ia akan menendang tulang kering pria paruh baya yang menjengkelkan itu.

"Udah ikut saya sekarang ke lapangan.." pak galang menarik telinga zahra hingga si empunya mengerang kesakitan. Pak galang menyeretnya sampai di tengah lapangan.

"Sini kamu! Hormat bendera sampe jam istirahat nanti.. abis itu lari keliling lapangan 3x putaran penuh."ujar pak galang dengan sadisnya.

"Tapi pa--"

"Gak ada alesan! Kamu udah melanggar aturan! Seharusnya kamu malu.."

"Iya pak iya.." zahra menunduk. Ia tadi belum sempat sarapan dan ia takut tidak kuat menjalani hukuman. Saat makan malam ia tidak makan hingga tadi pagi pun ia tak sarapan. Apakah ia sanggup menjalani hukuman?

"Yaudah hormat sekarang.." zahra mengangkat tangannya untuk hormat dengan malas malasan. "Jangan berani kabur, nanti saya minta pak kumis buat jagain kamu biar gak kabur.."

"Emang saya maling apa pak? Lagi pula pak kumis kan satpam disini, seharusnya dia jagain sekolah bukan jagain saya.. dia kan bukan orang tua saya pak.."

"Udah gak usah alasan, diem disini sampe bel istirahat.."ujar pak galang lalu meninggalkan zahra dilapangan outdoor sendirian. Dan datanglah pak kumis menyebalkan yang bersidekap dada sambil tersenyum mengejek.

5 menit..

10 menit..

Ia mulai merasa pusing dan ketika ia menurunkan tangannya dan hendak pergi, lagi lagi suara satpam menyebalkan itu mengintrupsinya.

Problem's love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang