prolove ~ 16 ~ Do i dream now?

1K 78 0
                                    

Selamat membaca..
__________________________________________________

Setelah menelpon seseorang anna segera menemui orang itu di tempat yang sudah disepakati. Menatap kesal pada orang itu hingga orang itu merasa bingung.

"Kenapa na? Kenapa lo nyuruh gue kesini"

"Gue langsung ke point nya aja, apa lo yang nyebarin artikel dan semacamnya itu? Kenapa dra?" Diandra menatap anna semakin bingung.

"Oh jadi lo nuduh gue nyebarin itu? Jangan fitnah anjir lo na!!" Kesal diandra.

"Lagipula siapa lagi coba orang sekonyol lo?!" Balas anna.

"Sebego apa sih gue na? Kalo andai gue yang nyebarin sama aja gue masukin diri gue sendiri ke dalam lubang yang gue buat sendiri. Disini gue juga kena ya! Sekarang orang juga ngiranya gue ngehasut lo atau segala macam. Dan dengan seenaknya lo nuduh gue?!"

Anna fikir sejenak. Tapi benar juga, buat apa diandra nyebarin? Toh disini dia ikut terseret masalah juga.

"Tapi siapa lagi selain lo?"

"Ya mana gue tau? Intinya kalo gue nemu tuh orang, bakal gue bejek bejek gue jadiin perkedel. Dia udah mencoreng nama baik gue.."

'Nama baik dari mananya coba? Di cap cabe ia..'desis anna dalam hati.

"Oke kalo gitu sorry deh,"

Diandra mengangguk. "Iya, yang penting gue mau cari tuh orang.."

Anna sudah menuduh diandra dan nyatanya dia sama sekali tidak ada sangkutannya. Tapi siapa celine? Kenapa anna tidak mengetahuinya? Dan kenapa zahra kenal?

"Zah, emangnya si celine itu siapa sih?"tanya anna saat mereka tengah berada di lapangan indoor dan menonton pertandingan basket antar angkatan.

Zahra menoleh lalu tersenyum. "Nanti lo bakal tau sendiri."

Anna menghela nafas kasar. "Ini nih jawaban yang paling gue gak suka, makin buat gue penasaran tau ngga?" Namun zahra membalasnya dengan kekehannya.

Entah kenapa bisa, alvin sekarang sudah menjadi bagian tim basket angkatannya. Dan permainannya bisa dikatakan sudah sangat mahir. Dan itu yang membuat zahra ingin menonton basket, biasanya saat ada turnamen seperti ini ia akan malas menonton namun entah kenapa ia sekarang semangat. Dan matanya hanya tertuju pada alvin yang bermain dengan lihainya.

Dan tak sengaja ia malah tertangkap basah dan alvin tersenyum padanya lalu mengedipkan sebelah matanya. Zahra bergidik geli sendiri. Selama pertandingan itu semuanya berjalan dengan baik hingga permainan itu selesai dan dimenangkan oleh tim basket kelas XII.

"Nih," ujar zahra seraya memberikan botol minum kepada alvin.

"Tumben baik.. ada maunya ya??" Selidik alvin lalu zahra menatapnya sebal.

"Kalo gak mau yaudah gapapa, gue kasih aja ke aldo.." dan dengan sigap alvin menahan zahra yang bersiap melangkah. "Tapi lo dulu yang minum,"ucap alvin seraya tersenyum miring.

Zahra dengan polosnya malah meminum air dalam botol itu lalu saat zahra selesai, alvin pun mengambil botol itu dari tangan zahra dan zahra melongo dengan tablo nya. Bibir alvin saat meminum air dalam botol tersebut tepat pada bekas bibir zahra.

Ketika sejenak tersadar, zahra melotot. "Anjir!!!" Pekiknya. Ciuman tak langsung, dengan alvin?

Zahra memegang bibirnya dengan wajahnya yang mulai memerah dan itu lucu menurut alvin. Alvin pun tertawa melihat ekspresi zahra. Zahra memukul bahu alvin dengan keras hingga ia meringis.

Problem's love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang