prolove ~ 47 ~ Destiny (End)

2.1K 93 21
                                    

Happy reading!
_________________________________________________

Mata zahra mulai terbuka tatkala sinar matahari menyilaukan wajahnya. Terdiam sejenak lalu duduk sebentar dan berjalan gontai kearah kamar mandi.

Di wastafel, ia menatap wajahnya yang sangat kacau. Sempat ia harap malam tadi benar hanya mimpi buruk dan pagi ini ia bangun dengan kenyataan seperti hidupnya yang berjalan biasa, tapi melihat dirinya nampak kacau, sudah dipastikan jika ia bukan sedang bermimpi, tapi ini nyata.

Zahra menarik napas yang cukup panjang, lalu menghembuskannya perlahan.

"Ara! Bangun sayang, sarapan yuk?"

Mendengar teriakan dahlia dari luar kamarnya, ia pun langsung menyahut, "iya ma!"

Zahra mencuci mukanya lalu berjalan keluar kamar dan menemui mamanya itu.

Dahlia menatap lekat anaknya dari atas sampai bawah dan ia nampak heran dengan penampilan kucel anaknya itu, seperti gembel jalanan.

"Ra? Are you okay? Kamu kenapa kucel gini? Rambutnya acak acakan, terus itu tuh mata kamu kenapa sembap? Ah ya, mama lupa kamu tadi malem abis nangis.."

"Gimana ara gak nangis ma? Kalo al--"

"Sst.. jangan dipikirin ya ra, kamu harus sabar dan tenang.." potong dahlia yang langsung memeluk zahra penuh kasih sayang.

Zahra diam lalu kemudian berkata, "ara gak bisa tenang kalau belum liat alvin ma, ara takut kehilangan dia.."

Dahlia mengelus kepala anaknya itu dan menenangkannya. "Sst, alvin gak akan kemana mana, dia selalu ada di hati kamu ra.."

Zahra mengangguk pelan.

Dahlia melepas pelukannya. "Oh iya, ra? Bukannya hari ini kamu mau cari tau tentang alvin?"

"Iya ma, ara izin pergi sama temen temen ara ya ma?"

Dahlia mengangguk. "Yaudah, yang penting kamu mandi dulu sana, belum mandi kan?" Zahra menggeleng, "hmm, pantesan kayak ada bau bau asem gitu dari tadi.. yaudah kamu mandi, bersihin badan kamu, sekarang kamu berantakan banget ra.. dan abis mandi langsung ke bawah ya, sarapan dulu."

"Iya ma.."

"Yaudah mama ke bawah dulu."

Selepas perginya dahlia, zahra masuk kembali ke kamar dan menutup pintu lalu menuju kamar mandi untuk mandi dan membersihkan tubuhnya. Dan ia harap pikirannya pun ikut jernih kembali.

Cukup lama ia mandi bahkan bisa dikatakan bermeditasi disana mungkin, saking lamanya ia didalam sana.

Selesai mandi dan memakai bajunya, zahra keluar kamar dengan kondisi yang lebih baik daripada tadi. Ia pun menuruni lantai perlahan menuju meja makan.

"Eh ara? Sini nak! Mama buat nasi goreng kesukaan kamu lho," ujar dahlia kala melihat zahra yang menuruni tangga.

Sampai di meja makan pun rasanya ia sama sekali tak berselera, karena yang ia pikirkan hanya alvin, alvin, dan alvin. Hanya itu, hanya tentang alvin karena ia masih belum percaya alvin tiada.

Problem's love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang