prolove ~ 37 ~ Mempertahankan

741 61 0
                                        

Selamat membaca.. 😊😊
_________________________________________________

Seharian ini sengaja zahra menghindar dari alvin. Contohnya saja ketika istirahat ia terburu buru membawa bekalnya untuk memakannya di rooftop, dan teman temannya membantu untuk menutupi keberadaannya dari alvin.

Hingga mau tak mau ia bertemu alvin ketika alvin menyelinap masuk ke dalam kelasnya ketika bu noer akan masuk kedalam kelas zahra. Zahra bersikap masa bodoh saja ketika alvin berusaha mati matian untuk membuatnya setidaknya menoleh padanya.

Pletak.

Zahra sama sekali berusaha tak peduli kala alvin meringis seraya mengelus kepalanya yang terkena lemparan penghapus papan tulis oleh bu noer.

"Kamu ngapain ngobrol terus? Bukannya perhatiin ibu lagi jelasin!" Ucap bu noer seraya berjalan ke arah alvin dan zahra.

"Zah, belain gue dong.. pala gue sakit ni.."

"Lah sukurin, lagian nyerocos aja dari tadi.." sahut zahra tanpa menoleh sedikitpun ke arah alvin.

"Eh kamu! Kenapa dari tadi ngobrol melulu?" Tanya bu noer sambil berkacak pinggang. "Kenapa gak perhatiin ibu? Kamu kira ibu gak cape hah?"

"Ya karena saya bukan anak kelas sini bu.." jawab alvin jujur.

Bu noer malah melotot pada alvin. "Terus kamu ngapain disini?! Mau buat onar lagi ya kamu!!" Bu noer menjewer telinga alvin dengan kencang hingga telingannya memerah.

Alvin meringis. "Aduh, aduh!! Sakit bu!!"

"Keluar kamu!!"

"Gamau!"

"Kalo engga ibu seret!!"

"Saya mau keluar kalo zahra mau ngomong sama saya!"

Dan seketika suara riuh dalam kelas karena pertengkarang antara bu noer dan alvin pun menjadi sepi karena alvin berkata begitu. Alvin menoleh pada zahra dengan penuh harap sedangkan zahra menatap nya dengan tatapan aneh bercampur bingung.

Zahra menghela napas dan memutar bola matanya. "Udah sana, ini bukan habitat lo.." ucapnya malas seraya pandangannya kembali menjalar pada buku yang tadi di bacanya.

"Tuh, zahra udah ngomong.. sekarang kamu keluar.." ucap bu noer.

Alvin masih menatap zahra dengan segenap harapannya agar gadis itu setidaknya ingin berbicara sepatah kata padanya, bukan mengusirnya. Dan itu cukup membuat bu noer jengkel sehingga bu noer menarik telinga alvin dan menyeretnya keluar.

Zahra menahan tawanya dan ia hanya dapat tertawa dalam hatinya. Mungkin terdengar jahat, tapi kalian tak tau bagaimana ekspresi alvin kala adu mulut dengan bu noer.

Setelah berhasil menyeret lelaki itu keluar kelas, bu noer kembalu masuk ke dalam kelas dan ia sedikit linglung karena lupa apa yang tadi ia terangkan.

"Zah.. zah.. pst.. pst.." mendengar bisikan bak bisikan hantu itu, zahra sedikit menoleh dan mendapati alvin yang wajahnya ia tempelkan pada kaca jendela disampinga membuat ia sedikit terkejut.

Ia menutup gorden hingga sepenuhnya tertutup juga menutupi wajah melas alvin. Tak sedikit yang refleks menoleh pada zahra.  Melihat tatapan teman temannya yang seolah bertanya, ia langsung memberi alasan.

"Silau.. ada nyamuk juga.." alibinya. Mungkin memang silau, namun soal nyamuk.. mungkin ia menganggap alvin itu nyamuk yang mengganggu.

Dan seketika yang lain pun langsung kembali menoleh pada bu noer, atau mengerjakan aktifitas lainnya seperti biasa, memainkan ponsel, mengobrol atau yang lainnya. Di penghujung tingkatan kelas ini mungkin mereka memang insaf, namun hanya pada guru lain selain bu noer.

Problem's love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang