prolove ~ 17 ~ surat

1.1K 78 2
                                    

Selamat membaca..
__________________________________________________

Gue peringatin ke lo! Jauhin Alvin!!!

Setelah bel istirahat berbunyi, zahra memilih untuk menuju lokernya karena ada sesuatu yang ingin ia ambil dari sana. Sesaat setelah menyadari keanehan, ia menemukan sehelai kertas dan ketika membukanya pun ia terkejut. Itu semacam surat peringatan, dan ada yang menerornya.

"Hah?! Apaan sih ni?! Darimana coba?!" Ia mengerutkan dahinya.

Apa lagi ini? Masalah apa lagi yang akan dimulai? Apa belum cukup masalah yang selama ini menghantuinya?

Zahra menghembuskan nafasnya kasar mencoba menenangkan dirinya saat ini. Mencoba berfikir positif, barangkali temannya sedang mengerjainya karena sekarang ia tengah dekat dengan pemilik nama Alvin itu.

"Anna kali yang ngerjain gue.. ah bodo lah!"

Zahra menutup kasar pintu lokernya dan menemukan wajah tengil milik alvin yang sedang menyender di loker dengan bersidekap dada seraya menaik turunkan alisnya menatap zahra. Itu membuatnya bergidik geli, ia paling geli ditatap seperti itu ditambah ketengilan alvin.

Zahra mengurut pelipisnya. "Duh, lo ngapain sih vin? Kepala gue lagi pusing nih!"

Alvin terkekeh. "Em, tadi gue denger lo marah marah gitu, kenapa?"

"Gak penting lah pokoknya.."

"Tapi lo penting buat gue,"ujar alvin seraya tersenyum jahil menantikan wajah merah zahra bila digodanya.

Zahra memutar kedua bola matanya malas. "Udah gak mempan.."

"Yaudah makanya kasih tau.." alvin melirik secarik kertas ditangan kanan zahra lalu menyambarnya cepat. "Apaan nih? Lo dapet surat? Dari cowok? Lo di tembak? Sama siapa?"

"Mba'e possesive gitu.. cemburu?" goda zahra seraya tersenyun jahil.

"Tuh tau..." balas alvin yang membuatnya kembali terdiam. Zahra sekarang tahu bila alvin sering mencemburuinya dan alvin mengaku. Tapi buat apa mengatakan cemburu tapi tidak ada komitmen? Percuma saja jika ia tahu tapi masih digantung, belum ada ungkapan perasaan pula. Kan bisa saja cemburunya sebagai teman bukan karena cinta. Entah kenapa zahra mengharapkan lebih.

Alvin membuka lipatan kertas itu lalu membacanya.

Gue peringatin ke lo! Jauhin Alvin!!!

Ia menatap kesal kearah zahra. "Lo kok gak bilang sama gue? Kalo ada yang neror lo gimana???!!" Tatapannya berubah khawatir.

"Baru juga gue dapet itu vin. Jangan cuma khawatir vin, kalau nanti saat bener bener gue di teror lo kabur lagi. Ninggalin gue dengan harapan yang lo tinggalin dengan embel embel janji bakal lindungin lah, php tau gak?"

"Apa pun yang terjadi nanti, gue gak bakal ninggalin lo. Cowok yang ninggalin cewek saat lagi dibutuhin itu namanya bencong! Gak gentle! Tapi mungkin gue gak bisa janji sama lo, gue cuma bisa berusaha selalu disamping lo, kapan pun itu." Ujarnya menatap zahra lekat dan serius.

"Ah, cowok mah banyak gombalnya doang, dikerjain kagak.."cibir zahra.

"Kan gue bukan cowok,"

Zahra melotot. "Hah?"

"Tapi gue pangeran lo.."alvin tersenyum manis menatap binar iris hitam legam dihadapannya.

"Lo doyan gombal ya.. berapa banyak cewek yang kemakan gombalan lo, huh?"

Alvin tertawa pelan. "Engga kok, gombalnya sama lo doang."

"Boong kali ah.."

"Beneran!"

Problem's love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang