Enjoy to read it..
_________________________________________________
2 tahun kemudian..
"Biarlah ku sentuhmu, b'rikan ku rasa itu
Pelukmu, yang dulu
Pernah buatku..
Ku tak bisa paksamu, 'tuk tinggal disisiku
Walau kau yang, selalu sakiti aku dengan perbuatanmu
Namun sudah kau pergilah..
Jangan kau sesali.."
Ditengah keramaian yang ada, di setiap seluk beluk rasa yang masih singgah, hati tak dapat menolak hadirnya rasa rindu tentangnya.
Di caffe terkenal dipenjuru jakarta, zahra duduk dan jemarinya acap kali menekan tuts piano dengan lincah. Menghibur semua pelanggan caffe yang asik makan disana, dengan bernyanyi ia meluapkan semuanya.
Perasaannya masih sama, tak berubah sejak 2 tahun yang lalu. Sejak perpisahan tak sengaja itu, sejak dansa terakhir malam itu, perasaannya masih satu tujuan, satu nama terngiang; alvin.
"Karena kusanggup walau ku tak mau,
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu
Tinggalkan aku, kalau memang harus begitu.."
Menyelesaikan lagu dengan begitu penghayatan ditiap lirik pula baitnya, zahra terpejam dan menghela napas panjang lalu berdiri dan sedikit merunduk untuk mengucapkan terimakasih atas riuh tepuk tangan yang di tujukan untuknya.
Lantas turun dari atas panggung kecil, zahra mengambil tas kecilnya dan bertemu pemilik caffe tersebut.
"Azka!"
Yup! Azka lah orangnya, owner dari caffe tersebut. Ia mulai menjadi pemilik caffe sejak ayahnya yang sudah memberikan kepercayaan untuk memindahkan tongkat estafet kepada azka.
"Gue langsung ke kampus ya? Lo gak ada kelas hari ini?"
"Engga zah. Yaudah sana ke kampus nanti diomelin dosen botak itu lho! Ahaha!"
"Gila ya lo? Masih sempet sempetnya ngatain pak wawan? Kena santet pak wawan baru tau rasa lo," balas zahra. "Udah ah, gue berangkat ya?"
"Butuh uang jajan gak?" Tanya azka.
Terkadang memang azka sudah seperti ayahnya sendiri yang suka memberi uang saku padanya. Dan zahra acap kali menerima jika ia butuh sekali, namun tidak jika untuk berfoya foya.
"Engga, gue masih ada uang kok," tolak zahra.
"Hati hati ya?"
Zahra hanya mengangguk lalu pergi. Naik metromini untuk pergi ke kampusnya yang hanya jarak kurang dari 1 kilometer, ia duduk sembari menghafal sedikit demi sedikit pelajaran yang akan dikuis kan hari ini.
🌹🌹🌹
Duduk menyendiri di taman kampus mungkin sedikit menenangkan untuk refreshing. Memasang earphone ditelinganya dan mendengarkan lagu indah pada waktunya - rizki ferbrian. Sesekali melantunkannya dengan pelan.
"Tuhan tolong, jaga dirinya disana
Aku disini kan menunggu
Hingga diriku dan dirinya
Indah pada waktunya,"
Zahra membuka diary miliknya dan mengambil pena lalu mulai berfikir apa yang akan ia tuliskan hari ini.
"Dear diary,
2 tahun lamanya hatiku masih tak tergerak untuk melupakan dia yang mungkin sudah jadi kekasih orang. Perasaan itu masih sama sejak pertama kita bertemu. pertemuan yang dirasa menyebalkan karena kebersamaan yang kita rasakan cuma sementara.
Untuk kamu yang disana, hai alvin! Apa kabar kamu disana? Semoga kamu bahagia selalu ya, apalagi kamu sama yasmine. Aku disini hampir menyelesaikan kuliahku dan satu semester lagi kemungkinan cita citaku tercapai jadi guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Problem's love ✔
Teen Fiction[SELESAI] Highest rank! #48 in problem 13/03/20 #58 in complicated 20/12/19 #555 in fiction 13/03/20 #162 in bad 13/03/20 #676 in happy 20/12/19 #671 in teenlit 20/12/19 #609 in indonesia membaca 20/12/20 #91 in completed 15/03/20 #969 in percintaan...
