prolove ~ 46 ~ Nightmares

933 66 11
                                        

Happy reading!!
_________________________________________________

Jemari zahra lincah menari diatas keyboard laptopnya. Mengangguk-anggukan kepalanya juga menghentakan kakinya seirama dengan lagu ber-genre rock yang terdengar ditelinganya.

Entah mengapa ia sedang suka dengan musik yang gembira dan membangkitkan semangat. Bukan seperti lagu-lagu galau biasanya.

"Zahra!"

Tak mendengar akibat volume headset yang terlalu besar, zahra masih saja mengangguk-anggukan kepalanya heboh.

Diandra berdecak kesal lantas mengambil botol air mineral yang berada disamping zahra lalu memukul ke kepala zahra.

"Aduh!" Zahra menoleh dan membuka headsetnya, "apaan sih? Sakit tau! Kepala gue jadi keliyengan kan ah! Ganggu ketenangan batin gue aja lo!"

Diandra melotot lalu berkata, "ketenangan batin kata lo?! Ngerusak telinga yang ada, zahra! Tenang darimana nya lo nganguk- ngangguk kayak kesurupan!"

"Hehehe," zahra menyengir, "jadi tujuan lo getok kepala gue apa nyonya kevard?"

Digoda begitu, wajah diandra memerah. "Nanti malem acara tunangan gue, jangan bilang lo lupa?"

Zahra menepuk dahinya. "Untung lo bilang, hampir lupa gue saking ngerjain tugas segini numpuknya."

"Tuhkan pikun deh lo! Yaudah nanti dandan yang cantik ya??"

Zahra tersenyum dan mengangguk. "Lo inget? Gue pernah bilang kalo kalian berdua jodoh? Yang kerjaannya berantem bikin kepala gue pecah di SMA, akhirnya sekarang mau tunangan juga nih, ahaha.."

Diandra tersenyum. "Emang hidup itu misteri banget ya? Susah ditebak."

Zahra mengangguk. "Dulu lo jadian sama abang gue, dan akhirnya putus karena belum jodoh. Jadi gak semua yang pacaran itu udh ketemu jodohnya, bahkan kita gak pernah tau kalau jodoh itu bisa aja yang ada didepan mata."

"Kayak gue," diandra tersenyum lalu terkekeh kecil, "gak pernah tau kalau gue bisa jatuh cinta sama cowok nyebelin bin gak mau ngalah itu. Apalagi dia dulu orang yang gue benci karena kasus nadine."

"Ngomongin apa sih seru banget?"

Anna datang dengan azka yang menggandengnya.

"Gandengan mulu lo kayak truk gandeng!" Celetuk zahra.

"Kenapa? Iri ya? Haha, jomblo sih lo!" Balas anna enteng tapi rasanya jleb bagi yang jomblo.

"Jahat lo!"

"Lagian lo kenapa sih gak nyari yang lain aja? Difikiran lo tuh cuman, alvin, alvin, dan alvin. Lo dipelet apa gimana?" Tanya anna. "Diandra aja abis putus ama bang adri, langsung deket ama aldo, masa lo gak mau buka hati lo untuk orang lain sih?"

Diam. Hanya itu yang bisa zahra lakukan karena tiap detail kalimat yang anna lontarkan itu benar adanya kecuali tentang pelet-memelet itu.

"Na, lo gak boleh gitu! Seharusnya lo hibur zahra dong!" Diandra memeluk zahra.

"Abisnya gue kesel deh, zahra tuh gabisa tegas sama perasaannya!"

"Gue tau na, tapi gue sendiri aja bingung gimana cara buat berentiin perasaan gue ke dia." Balas zahra.

Azka menepuk bahu zahra untuk menenangkannya. "Jangan buru-buru, lo santai aja, ikutin kata hati lo oke? Lo tau apa yang terbaik buat diri lo sendiri."

Zahra mengangguk. "Iya, thanks ya? Makasih banget kalian care sama gue, gue gak tau lagi hidup gue tanpa kalian tuh gimana?"

"Aaa.."

Problem's love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang