Yerin keluar dari aula menuju kelasnya untuk mengambil tas ranselnya. Pembahasan tadi memakan waktu pelajaran hingga pulang dan Yerin bersyukur akan hal itu.Dengan cepat ia pergi ke cafe tempat janjiannya dengan Hanbin. Dia tidak mau membuat Hanbin menunggu.
Gadis itu sampai di cafe setelah 20 menit dan masuk ke dalam, melihat sosok lelaki yang mungkin sudah tiba duluan. Namun nihil, belum ada. Yerin sedikit lega.
Bruk!
Yerin menoleh ke belakang, melihat seseorang yang baru saja menabraknya.
"Hanbin?"
"Oh? Yerin?"
Hanbin, yang baru saja masuk dengan nafas terengah-engah menatap Yerin kaget. "Baru sampe?" tanyanya yang dijawab dengan anggukan kepala dari Yerin.
"Ayo duduk." ucap Yerin sambil pergi duduk di salah satu bangku. Mereka memesan minuman dan roti sebelumnya dan kini duduk nyaman di bangku masing-masing.
"Udah lama gak ketemu." buka Hanbin sambil tersenyum. Yerin tersenyum kembali dan menghembuskan nafas pelan.
"Gimana kabarnya?" tanya Hanbin lagi.
"Baik kok." Yerin tersenyum kecil. "Sori gue gak nge-Line. B..bingung."
"Gak papa. Gue juga gak nge-Line lo juga."
Yerin tersenyum dan mengalihkan pandangannya. Yerin menatap pelayan yang membawakan minuman dan kue. Ia melirik pelayan wanita itu yang kerap kali melirik Hanbin.
Hanbin menatap Yerin dan tersenyum, "Iya. Gue tau gue dipandangin."
Yerin memandang Hanbin dan mendesis, "Huh, pede banget."
Hanbin tertawa kecil. "Kan emang bener? Natapnya jangan kayak gitu lah. Kasian pelayannya." Ucap Hanbin. Yerin mendengus mendengar ucapan Hanbin.
"Bulan depan ada turnamen basket." Ucap Hanbin. "Sama sekolah lo."
"Oh ya? Gue gak tau. Gue gak terlalu tau tentang basket-basket."
Hanbin menaikkan alisnya, "Lo gak ngefans sama ketua lo? Ketua basket lo yang sok keren itu, Song Mino."
Yerin terdiam. Sedikit tidak enak ketika Hanbin berbicara dengan nada jengkel. "Gue gak ngefans sama kak Mino. Ngapain.. toh dia bukan artis."
"Gue suka gaya lo." Hanbin tersenyum lebar.
"Kan emang bener." Ucap Yerin santai. Yerin memakan kue di piring dan menatap Hanbin yang sedang menatapnya.
"Kita belum kenalan lebih dalam kan? Hobi lo apa?"
Yerin terdiam, "Tidur." Yerin tersenyum kecil, "gue gak punya hobi. Kalo lo pasti main basket kan?"
"Yep. Sama bikin lagu."
"Wuoh~ kece. Gue pengen punya lagu sendiri." Ucap Yerin sambil tersenyum-senyum sendiri, membayangkan lagu miliknya.
"Gue bakal bikinin buat lo. Ultah lo kapan?"
"19 Agustus."
"Kak Yerin~" goda Hanbin. "Gue 22 Oktober."
Yerin merengut kesal, "Cuman beda 2 bulan."
"Tetep aja kan?"
"Ck."
Hanbin ketawa.
🔶🔶🔶
"Hanbin makasih udah nganterin." Ucap Yerin setelah diantar Hanbin ke rumahnya.
"Oke. Ntar.. gue Line?"
Yerin mengangguk. "Duluan ya."
Hanbin mengangguk kecil. "Gue gak diajak masuk nih?" Candanya.
Yerin menaikkan alisnya, "Mau masuk?"
"Nggak nggak. Yaudah duluan."
Yerin melambaikan tangannya dan melihat Hanbin yang kini pergi dengan motor besarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
blind date | Hanbin ❌ Yerin
Fanfictionini semua berawal karena Yerin harus menggantikan Jennie dalam blind datenya. | cover by @puffysnow