십삼

4.5K 695 48
                                    




Yerin datang dengan wajah bahagia. Aih, mengingat postingan Hanbin kemarin membuatnya senang. Gadis itu masuk ke kelas dengan senang sambil sesekali menyapa yang lain.

Jennie menatap Yerin bingung, "Napa nih?"

"Si Hanbin pake jam tangan gue hehe."

"Duh, duh.. yang kasmaran."

"Gue gak kasmaran, gue belum suka Hanbin kok."

"Halah." Jennie mendecih. Gadis itu menggeleng, "Jangan sok ngehindar woi."

Yerin mendengus dan duduk di tempat duduknya. Ia baru saja hendak meletakkan tasnya namun tiba-tiba seseorang memanggilnya.

"Yerinn!"

"Yep?"

"Dicariin!"

"Sama?"

"Kak Mino!"

Yerin dan Jennie, atau lebih tepatnya penghuni kelas itu menganga lebar. Mereka menatap Yerin yang tak kalah terkejutnya. Dengan ragu, gadis itu pergi keluar kelas menemui sosok lelaki tampan itu.

"Kak Mino?" panggilnya ragu. Mino berbalik dan tersenyum, "Oi."

"Kenapa manggil saya ya kak?"

Mino tersenyum kecil, "Lo anak pmr bukan?"

"I..iya, kenapa?"

"Jadi, murid yang jadi tim kesehatan buat turnamen itu mengundurkan diri. Maklum, udah kelas 3. Gue denger lo jago."

"Nggak juga kak." Yerin tersenyum malu.

"Lo..mau nggak?"

Yerin mengangguk. Tentu aja dia mau. Kesempatan bro.

"Oke. Kalo ada turnamen nanti gue kabari. Minta nomor?" Mino mengeluarkan handphonenya begitupun Yerin. Yerin selesai mendiktekan nomornya dan sedetik kemudian Mino meneleponnya.

"Simpen nomor gue."

Yerin mengangguk dan menyimpan nomor Mino. Mino tersenyum, "Lo teriak kemarin kan?"

Waduh.

"Haha. iya kak." Yerin mengangguk malu. Jelas malu banget lah.

Mino tertawa kecil, "Berkat lo, gue bisa nerima kekalahan gue. Padahal biasanya nggak." ucapnya. "Makasih."

Mino mengacak rambut Yerin lalu pergi berlalu. "Duluan ya."

Yerin yang masih kaget karena kontak fisik tiba-tiba dengan Mino langsung mengangguk linglung. "I..iya kak!"

Yerin tersenyum kecil dan akhirnya berbalik menuju kelasnya.





🔶🔶🔶



"Hanbin, jamnya baru nih ye.."

Hanbin menoleh melihat teman sekelasnya dan mengangguk. "Iya."

"Jam yang kemarin lo pamerin di ig gak sih? Jam dari siapa tuh?"

"Dari orang."

"Ya tau kali kalo dari orang!" sungut Soonyoung kesal. "Maksudnya dari siapa?"

Hanbin menatap Soonyoung dan tersenyum kecil, "Orang yang gue ceritain ke lo waktu itu." ucapnya. Soonyoung mengernyit lalu ia membelalakkan matanya.

"OOOOOOOOOHHHHHH."

Hanbin tertawa kecil. Soonyoung langsung merangkul Hanbin kuat, "Duh duh, lo jatuh cinta nih? Waduh KIM HANBIN JATUH CINTA GENGSS!"

"Bacot! Nggak!"

"Halah, kalo nggak kenapa tuh jam dipake?"

"Mau mau gue lah. Gue suka jam."

"Heh gue ngasi lo jam waktu itu gak lo pake kampret!" Soonyoung menjitak kepala Hanbin keras. Hanbin menyengir, "Hehe, kapan-kapan gue pake."

"Serius deh, lo suka sama si Yerin. Kalo nggak terus apa?"

"Ya tau deh."

Soonyoung terdiam, "Tapi si Yerin dari SI kan? Berarti pas turnamen dateng dong? Yang mana sih orangnya? Kok lo gak kasitau gue?"

"Lo tau. Semua orang tau." ucap Hanbin santai. "Yerin tuh yang kemarin teriak semangat."

Soonyoung membuka mulutnya lebar, "CEWEK ITU?!"

Hanbin mengangguk, "Iya. Gue sebenernya minta dia buat nyemangatin gue untuk hadiah ultah. Ya terus gitu deh." lelaki itu tertawa.

"Ngawur lo. Sembarangan minta hadiahnya." sungut Soonyoung sebal. Lalu lelaki itu mengingat-ingat kembali wajahnya. "Kalo gue inget-inget, lumayan cantik.." ucapnya mengingat ingatannya yang blur.

"Emang cantik." Ucap Hanbin santai.

Soonyoung melirik Hanbin lalu memukul punggungnya keras. "TUH KAN LO TUH EMANG SUKA SAMA DIA!"

"BACOTT!"

"ALAH GAK USAH BOHONG!"

blind date | Hanbin ❌ YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang