Yerin berjalan dengan wajah datar dan tidak bersemangat ke sekolah. Seluruh orang memandangnya, tentu, mereka penasaran dengan sosok pacar Hanbin.Aih bukan pacar, tapi mantan pacar.
Gadis itu berjalan ke kelasnya dengan lesu. Kondisi kelasnya yang berisik itu langsung hening ketika Yerin masuk ke dalam. Yerin pun tidak peduli, karena ia lebih peduli dengan masalahnya sendiri.
Jennie yang biasanya menghampirinya pun hanya diam memandangnya. Jennie hendak memberi kata-kata semangat namun ia urungkan karena Yerin terlihat sangat lemas hari ini.
Yerin menghembuskan nafas pelan dan memandang keluar jendela. Ia mengusap wajahnya pelan dan mengeluarkan buku-buku dari tasnya. Tidak memperdulikan teman sekelasnya.
"Yer."
Yerin melirik Jennie sebentar. "Hm."
"Lo gak papa? Habis Hanbin.." Jennie menggigit bibirnya, sedikit ragu. Ia memandang sekitarnya yang kini menatap pada Yerin. "Tenang aja, mereka bakal dukung lo sama Hanbin kok.. mungkin.."
Yerin menghembuskan nafas pelan. Matanya tanpa sengaja melihat segerombolan anak basket yang datang ke kantin. Ia mengalihkan pandangannya.
"Ey Yer."
Taeyong datang lalu duduk di samping Jennie. Taeyong menahan nafas dan tertawa garing. "Hahaha, turnamen 3 hari yang lalu heboh ya.."
Jennie memandang Taeyong sebal. Taeyong hanya tersenyum kaku dan melihat Yerin. "Gini Yer.. gak ada kok yang bakal ngelarang lo pacaran sama—"
Yerin beranjak pergi dari meja kantin. Taeyong dan Jennie mengerjapkan matanya dan memandang satu sama lain. Taeyong menghembuskan nafas kasar.
Dia tau akan jadi begini.
Semenjak Mino tiba-tiba memberikan piala kepadanya dan langsung memeluk Yerin.. Taeyong langsung melihat ke arah Hanbin yang membelalakkan matanya kaget dan mengeraskan rahangnya. Dia tau Hanbin bakal jotos si Mino.
Aih semuanya begitu rumit untuk Taeyong.
🔶🔶🔶
Yerin menulis sesuatu di bukunya dan menghela nafas pelan. "Kalo mau tanya, tanya aja." ucapnya yang terdengar keras karena suasana kelasnya yang hening.
Lama-lama Yerin capek karena teman-temannya memandanginya layaknya hewan langka selama 1 minggu. Yerin sudah capek mengurusi hatinya dan teman-temannya membebaninya lebih berat.
"Lo.. beneran pacaran sama Hanbin?" tanya Sana yang ada di depan Yerin.
Jennie menatap Sana dengan melotot lalu menatap Yerin. Yerin tersenyum, lebih tepatnya tersenyum kecut. "Iya. Dulu."
Jennie menaikkan alisnya bingung, "Dulu?"
Yerin menaruh pulpennya dan mendongak, ia lalu menatap Jennie dengan tersenyum miris. "Gue udah putus sama Hanbin."
Jennie dan yang lainnya langsung terkejut. Ya gimana gak kaget, baru aja 1 minggu yang lalu bilang pacaran sekarang putus. Jennie memandang Yerin ragu, "K.kenapa? Apa jangan-jangan gara-gara kak Mino? Gara-gara kak Mino meluk lo?!"
Yerin terdiam lalu tertawa kecil, "Entahlah. Gue juga gak tau Jen."
Yerin tersenyum, berusaha menahan air matanya. "Gue..juga gak tau..."
Jennie menatap Yerin sedih lalu mengeluarkan tisu untuk Yerin. Yerin menggumamkan kata 'terima kasih' dan menyeka air matanya yang baru saja turun.
Yerin capek menangis. Ia capek menangisi Hanbin.
Makasih 30knya hehe. Kalian mau hanrin balikan atau nggak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
blind date | Hanbin ❌ Yerin
Fanficini semua berawal karena Yerin harus menggantikan Jennie dalam blind datenya. | cover by @puffysnow