Mereka kini berkumpul di sekitar api unggun. Menghangatkan diri dari serangan angin dingin. Yerin keluar dari tenda sambil mengeratkan jaketnya. Ia pergi bersama Jennie untuk duduk di sekitar api unggun yang besar.
"Yer, gue duduk di sebelah kak Taeyong ya."
Yerin mengangguk dan mencari tempat duduk kosong. Ia lalu duduk di sebelah Ten yang kebetulan kosong itu. Setelah mendekat ke api, kehangatan menjalar ke tubuhnya.
"Yerin sebelah lo kosong kan?"
Yerin mendongak melihat Soonyoung. Ia mengangguk kecil sambil menggeser tubuhnya ke arah Ten. Soonyoung memanggil Hanbin dan langsung duduk di sebelah Yerin.
"Uuuu, angetnya.." ucapnya senang. Hanbin duduk di sebelah Soonyoung dan menghembuskan nafasnya setelah tubuhnya merasa hangat.
"Coklat panas nih! Ambil disini!" teriak Chanyeol.
Ten langsung berdiri dan pergi ke Chanyeol. Soonyoung dan Hanbin pun ikut bangkit. Yerin masih diam, dia masih ingin menghangatkan badannya yang membeku. Ia merentangkan tangannya ke arah api lalu melihat sekitarnya.
Jennie yang lovey-dovey sama Taeyong, Sejeong rangkulan sama Rowoon, Daniel-Jaehwan plus Woozi yang nyanyi bareng. Chanyeol lagi nendang Ten soalnya ambil cangkir coklatnya dua, terus—
Yerin mengerjapkan matanya saat seseorang berdiri di depannya. Ia mendongak dan melihat Hanbin yang menyodorkan secangkir coklat panas padanya. Dengan ragu ia mengambilnya, "Makasih."
Hanbin mengangguk lalu duduk di sebelahnya. Tidak terlalu dekat tapi juga gak terlalu jauh. Yerin meniup coklat panasnya dan meminumnya. "Panas..." ucapnya pelan namun masih dapat didengar oleh Hanbin.
Keduanya terdiam, melihat api di depan mereka.
"Gimana.. kabar lo?"
Hanbin membuka percakapan pertama mereka setelah 3 bulan lamanya. Yerin mengelus permukaan mug itu. "Baik kok.. lo sendiri?"
"Hmm.."
Lagi-lagi terdiam. Yerin melirik tangan Hanbin yang penuh dengan luka. Apalagi kalau diliat-liat, wajah Hanbin sedikit memar.
"Tangan lo... luka banyak."
Hanbin melihat tangannya dan mengangguk. "Gue sering jatuh."
"Ngomong-ngomong soal jatuh, kaki lo yang luka itu udah sembuh?" tanyanya sambil melihat kaki Hanbin yang terbalut jeans.
"Udah kok."
"Ooh.."
Yerin meneguk coklat panasnya lalu menghembuskan nafas pelan. Hanbin mengalihkan pandangannya dan mengerutkan dahinya. Teman-teman yang ada di sebelahnya tidak ada. Hanbin menoleh ke sisi Yerin dan lagi-lagi tidak ada orang disana.
"Kenapa?" Yerin memandang Hanbin bingung.
"Sekitar kita kosong."
Yerin menoleh ke samping kanan dan kiri. Memang kosong. Ia melihat ke depan, melihat mereka semua entah kenapa bergerombol disana. "Di depan semua mereka."
Ia melihat ke Hanbin dan semakin mengerutkan dahinya, "Tangan lo luka kayak gitu belum lo obatin?"
"Udah kok." Hanbin melihat tangannya. Yerin menaruh cangkirnya lalu menatapnya. "Sini gue liat bentar."
"Gak papa—"
Yerin melihatnya seksama. "Lo sering luka ya? Luka lo yang lama belum sembuh terus luka lagi."
"Ya." Hanbin menarik tangannya. Yerin melihatnya sebentar lalu mengambil cangkirnya lagi.
"Oh ya, makasih udah bantu bawain kardus tadi."
Hanbin mengangguk. "Ya."
Yerin menghabiskan coklat panasnya dan memandang Hanbin, "Gue duluan ya." ucapnya lalu berdiri.
"Yer."
Yerin menoleh melihat Hanbin. Hanbin menaruh gelasnya dan ikut berdiri. Lelaki itu mendekat dan mengusap ujung bibir Yerin yang terkena coklat.
"Belepotan."
Yerin menelan ludahnya gugup dan tertawa kecil. "M..Makasih.." Ia tersenyum lalu pergi sambil membawa mugnya.
Hanbin melihat Yerin lalu tersenyum kecil.
Lo gak berubah ya.
"EDAN GUE HABIS NONTON DRAMA APAAN NIH ANJERR!" Teriak Ten keras. Sedari tadi mereka menonton drama di depan mereka dengan seksama.
"MULAI HARI INI GUE PENDUKUNG HANBIN YERIN NOMOR 1." Ten berteriak keras.
ikon sama yerin di school attack bareng :)))))))
KAMU SEDANG MEMBACA
blind date | Hanbin ❌ Yerin
Fanficini semua berawal karena Yerin harus menggantikan Jennie dalam blind datenya. | cover by @puffysnow