Ini hari Minggu, Yerin berencana untuk pergi berjalan-jalan di taman kota. Gadis itu memakai sweater dan celana trainingnya. Rambutnya ia kuncir kuda. Lalu ia dengan santai berjalan ke halte bis.Sesampainya di taman kota, ia mulai berlari sambil memakai headset. Suasana taman saat itu sudah ramai meskipun masih pagi. Yerin meng-update snapgramnya dan lanjut berolahraga.
Selang 20 menit berlari, ia akhirnya berhenti dan duduk di salah satu bangku. Ia menghembuskan nafas pelan dan memainkan hpnya. Tiba-tiba Hanbin mengiriminya pesan.
hankim : katanya olahraga kok malah duduk-duduk?
hankim : jangan bohong ya!
Yerin mengerutkan dahinya. Kenapa bisa Hanbin tau dia lagi duduk dan istirahat? Baru saja ia ingin mengirimkan jawaban sebuah pesan masuk lagi.
hankim : iya gue tau lo bingung kenapa gue bisa tau lo duduk.
hankim : hanbin gitu loh
hankim : jangan merengut ah, gak enak diliat.
hanbin is calling..
Yerin mengangkat telpon itu dengan sedikit bingung. Belum sempat ngejawab udah ditelpon aja. Gadis itu berdehem sejenak.
"Halo?"
"Lo penasaran kenapa gue bisa tau?"
"Ngg.. iya, lumayan sih.."
"Rambut lo jangan dikuncir dong. Leher lo keliatan jelas kan? Gimana kalo ada cowok yang ngedeketin lo?"
"Huh?"
"Ck. dasar."
"Kok lo bisa tau..?"
"Gue punya indra ketujuh. Hehe."
"Indra ketujuh apanya sih. Ngaco."
"Lho beneran. Lo lagi pake sweater putih kan?"
Aih Yerin benar-benar bingung sekarang. Gadis itu menengok ke kanan dan kiri, mencari sosok Hanbin.
"Ngapain nengok sana-sini hm?"
"Kali aja."
"Gue gak ada disitu."
Yerin mengernyit bingung. Matanya tetap kesana-kemari mencari Hanbin.
"Tapi disini!"
"ANJ-"
Yerin merasakan sebuah tangan besar menutupi matanya. Gadis itu menggeram kesal dan langsung melepaskan diri dari si pelaku-alias Hanbin.
"Udah gue duga lo ada disini!"
"Kenapa? Lo percaya gue emang bisa baca pikiran dan sebagainya?" canda Hanbin. Yerin mendengus dan memukul Hanbin berkali-kali.
"Kenapa gue dipukulin sih?!"
"Nyebelin!"
Yerin tetap memukul Hanbin hingga melihat benda berkilauan di pergelangan tangan lelaki itu. "Lo pake jamnya?"
Hanbin menatap tangannya dan mengangguk. "Iya. Gue suka jamnya. Makasih."
"Oooh... gue kira gak lo pake. Lo kan jarang pake jam tangan."
"Ciee, sering merhatiin gue ya?"
Yerin menatap Hanbin datar lalu pergi meninggalkannya. "Serah lo."
Hanbin berlari mengejar Yerin dan merangkul gadis itu. "Jangan marah dong cantik.. Nanti cantiknya ilang~" Hanbin mencubit hidung Yerin dan gadis itu langsung melepas rangkulan tangan Hanbin. Ia berlari meninggalkan lelaki itu.
"Eyy, mau tanding lari ya?" Hanbin tersenyum miring lalu berlari mengejar Yerin.
Yerin menoleh ke belakang dan langsung terkejut ketika jarak Hanbin yang semakin dekat. Gadis itu mempercepat larinya sambil berteriak ketakutan. "Waaaa!"
Hanbin yang notabene pemain basket dengan mudah menangkap Yerin dan memeluk gadis itu dari belakang. "Ketangkep lo!"
"Lepasin woii!"
"Nggak." Hanbin memeluk erat Yerin. Yerin yang sadar posisi mereka sedikit tidak enak langsung melepaskan diri. Gadis itu menatap Hanbin canggung dan menggaruk lehernya.
Hanbin menatap Yerin sebentar lalu melihat ke arah leher putih Yerin yang terekspos bebas. Lelaki itu menarik tali rambut Yerin membuat rambutnya terurai.
"Apaan sih Mbin?" Yerin menatap Hanbin kaget. "Kembaliin!" Ia berusaha mengambil tali rambutnya namun Hanbin mengangkat tangannya tinggi-tinggi.
"Oii kembaliin." rengek Yerin.
Hanbin menggeleng. "Hanbin!" Yerin melompat-lompat mencapai tangan Hanbin yang tinggi itu. Lelaki itu melirik ke sekitarnya sebentar lalu menahan pinggang Yerin dan menatap gadis itu.
"Gue gak suka cowok lain ngeliatin lo terus."
Emm ini chapternya agak geje sih yaudahlah
KAMU SEDANG MEMBACA
blind date | Hanbin ❌ Yerin
Fanfictionini semua berawal karena Yerin harus menggantikan Jennie dalam blind datenya. | cover by @puffysnow