십구

4.1K 663 14
                                    




"Kok bisa sakit?!" tanya Yerin keras. Gadis itu menggigit jarinya. Suara Hanbin dari seberang terlihat sangat serak dan lemah.

"Gara-gara hujan-hujanan pasti kan? Aduh.."

"Gak papa.. gak usah khawatir."

"Udah minum obat? Udah makan?"

"Lagi gak ada siapa-siapa disini. Nanti pesen aja."

"Kalo gitu gue kesana! Alamat rumah lo mana?"

"Aduh gak usah Yer.."

"KIM HANBIN!"

"aduh, iya iya... di jalan ******"

Yerin langsung menutup telpon dan pergi keluar. Dengan kecepatan kilat, dia langsung ada disana.





Ia mengebel rumah Hanbin dari luar. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan sambil menenteng 2 kresek berisi obat dan bubur telur yang terkenal. Beberapa saat kemudian, Hanbin keluar dengan wajah yang amat pucat—nyaris seperti zombie dengan lingkaran hitam di bawah matanya, hidung merah dan rambut acak-acakan.

Yerin membulatkan mulutnya ketika Hanbin mendekat membukakan pagar. Lelaki itu terlihat lebih parah saat dilihat dari dekat.

"Tuh kan sakit! Lo tuh udah mau tahun baru malah sakit."

"Ya, sori. Pertahanan tubuh gue gak kuat." ucap Hanbin dengan suara seraknya. Yerin masuk ke dalam dan menutup pagar.

"Udah ayo cepet masuk ke dalam." ucap Yerin sambil mendorong Hanbin. Mereka masuk ke dalam rumah Hanbin dan Yerin terkagum dengan interior rumahnya yang terkesan simpel namun mewah.

"Gue beliin bubur sama obat nih. Makan ya?" ucap Yerin sambil menaruh bubur yang masih panas itu di meja makan.

Hanbin hanya mengangguk lalu pergi ke kamarnya. Yerin menyiapkan piring lalu pergi ke kamar Hanbin dengan nampan di tangannya.

"Hanbin ayo makan."

"Lagi gak selera.." ucapnya sambil berbalik membelakangi Yerin. Yerin mendengus lalu menaruh nampan itu di meja kecil dekat tempat tidur Hanbin.

"Kalo gak makan malah gak sehat. Woi, ntar tambah sakit!"

"Minum obat aja."

"Obatnya harus diminum habis makan!" Yerin menatap Hanbin yang terbaring lemas. Gadis itu melirik bubur panas itu dan menghela nafas pelan.

"Gue suapin deh."

Hanbin melirik Yerin yang kini mulai mengambil mangkuk itu. "G..Gak usah." ia berusaha bangun namun malah batuk-batuk tak karuan.

"Gak usah keras kepala! Ini gue suapin!" Yerin menyendokkan bubur itu lalu meniupkannya pelan. Ia menyodorkan sendok pada Hanbin. "Makan gak?"

Dengan lemas, Hanbin memakan suapan bubur itu. Rasa hangat dan cita rasa bubur yang enak itu menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Makan aja terus minum obat."

Hanbin mengangguk dan membuka mulutnya ketika Yerin menyendokkan suapan kedua padanya.

"Lo sih, hujan-hujanan. Padahal gue gak papa waktu itu." Yerin menatap Hanbin kesal. "Natal llo malah sakit. Gak enak banget."

Hanbin mengendikkan bahunya.

Setelah selesai makan, Hanbin meminum obat dan tidur dengan kompres di dahinya. Yerin melihat Hanbin sebentar setelah membereskan mangkuk dan obat. Ia berdiri dari kursi namun Hanbin menahan tangannya.

"Jangan pergi dulu.."

Yerin memandang Hanbin lalu akhirnya duduk kembali di kursinya. Tangannya digenggam erat oleh tangan Hanbin yang panas. Yerin mengelus tangan lelaki itu dan tersenyum kecil.

blind date | Hanbin ❌ YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang