5.5K 847 74
                                    


Yerin berlari cepat menuju ruang aula. Ia baru saja ke toilet dan ada pemberitahuan agar seluruh murid agar datang ke aula setelah istirahat. Koridor sekolah sudah sepi dan hanya ada Yerin yang berlari sendirian. Ia harus cepat datang ke aula sebelum kepala sekolah datang dan memulai acara. 

Slip!

"WAA-"

"Eit, hati-hati." 

Seseorang menahan tangan dan pinggangnya sebelum ia jatuh bebas ke lantai. Yerin mendongak dan melihat si kapten basket, Song Mino kini menahannya. 

Dengan cepat, Yerin melepaskan diri dari Mino. "Oh? M..makasih kak." cicit Yerin pelan. Ia menunduk berkali-kali. 

Mino mengangguk, "Lain kali hati-hati. Gak usah lari-larian." 

"I..Iya kak." 

Yerin menunduk pelan dan pergi meninggalkan Mino. Namun sebuah tangan menahan tangannya. 

"Ke aula kan? Ayo bareng gue aja. Lebih enak kalo bareng-bareng telatnya kan?" 

"O..oh iya." Yerin tersenyum dan dengan pelan melepaskan genggaman tangan hangat milik Mino. "Ayo kak." 

Mino mengangguk dan berjalan di samping Yerin. Mereka berdua tidak berbicara sama sekali. Maklum, gak kenal. Apalagi Mino ini anak famous. Iyalah, kapten basket. Apalagi Mino agak susah diajak bicara plus penampilannya sangar. 

"Kenapa telat?" Mino membuka percakapan. 

"Ke toilet." 

Mino mengangguk kecil dan membuka pintu aula. Suara ribut murid-murid memenuhi ruangan itu. Yerin langsung pergi menuju barisan kelasnya. 

"Nama lo siap-" Mino terdiam ketika sosok gadis yang ada di sebelahnya sudah tidak ada. Mino mengerjapkan matanya dan mengendikkan bahunya pelan. Dalam hatinya ia berharap bisa bertemu Yerin lagi.



🔶🔶🔶



Hanbin mendribble  bola basketnya cepat. Ia berlatih dengan timnya untuk turnamen mendatang. Lelaki itu menghembuskan nafasnya sambil mengelap keringatnya dengan lap. Ia menatap sekelilingnya, para murid perempuan yang menonton latihannya.

"Hanbin," 

Hanbin menoleh melihat perempuan yang lebih pendek darinya kini menawarkannya minuman dingin. 

"Ini minuman." 

"Gak usah gue udah punya." 

"O..oh.." 

Hanbin mengambil botol minumannya dan meminumnya cepat. Hanbin memang terkenal cuek dengan perempuan. Dia tidak peduli dengan keberadaan mereka dan sering sekali menolak hadiah mereka. 

Entah apa yang ada di pikirannya sewaktu mengiyakan ajakan Jun untuk mengikuti blind date. Mungkin dia sudah lelah menjomblo setelah sekian lama. 

Hanbin mengambil handphonenya dan membuka aplikasi Line. Lelaki itu melihat-lihat kontaknya dan berhenti saat melihat nama Yerin disana. 

Mereka sudah tidak bertemu selama 1 minggu dan sepertinya Yerin sendiri sudah lupa dengannya. 

Hanbin memencet id Yerin dan menuliskan sesuatu disana. 




Yerin menatap kepala sekolahnya yang sedang berbicara itu. Kepala sekolahnya sedang membahas acara sekolah mendatang. 

Merasa sakunya bergetar, Yerin merabanya lalu mengambil handphonenya. Awalnya ia hanya mengira pesan dari OA Line seperti biasa, namun matanya membulat ketika melihat nama pengirimnya. 


hankim : mau ketemuan? 


Yerin hampir saja melempar handphonenya jika saja dia tidak sadar diri dengan keadaan sekitarnya. Yerin menatap layar handphonenya dengan tangan bergetar. Ia berpikir sejenak lalu mengetikkan balasan dengan tangan yang masih bergetar. 





Hanbin menatap layar handphonenya, menunggu balasan dari Yerin. Matanya melebar ketika handphonenya bergetar. Dengan cepat ia membuka pesan balasannya. 


yerinn : oke. cafe st*rbucks? 

hankim : hari ini, jam 5. 


Hanbin tersenyum dan dengan cepat memasukkan handphonenya ke dalam tasnya. Ia membereskan barang-barangnya dan berdiri. 

"Latihan selesai. Gue pergi dulu ya!" teriaknya pada yang lain lalu pergi menuju parkiran. 










kalo update setiap hari banyak yang baca gak? atau double update?

blind date | Hanbin ❌ YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang