십일

4.8K 717 44
                                    




"Gue malu.."

Yerin menutupi wajahnya. Pertandingan masih berlanjut namun gadis itu tak bisa berhenti memikirkan kejadian memalukan tadi. Jennie hanya mengelus punggungnya sambil berteriak menyemangati timnya.

"Aduh.." Yerin menggigiti jarinya dan melihat papan skor. Timnya unggul satu poin dan Yerin senang akan hal itu. Namun, entah kenapa ia berharap tim Hanbin menang untuk sekarang.

Ia menonton para pemain yang berlari dengan lincah. Mereka dengan gesit merebut bola dan memasukkannya di ring.

Waktu hampir sedikit dan Hanbin dengan cepat merebut bola dari Mino. Ia berlari menuju ring lawan dan dengan lincah memasukkannya ke dalam ring basket.

"WOAHHH!!!!!"

Prit!!!

Permainan telah selesai dan Hanbin tersenyum lebar. Para anggota timnya datang memeluknya. Yerin ikut tersenyum bahagia, walaupun orang-orang di sebelahnya sedang pundung.

Sorak-sorak penonton dari sebelah memenuhi lapangan itu. Hanbin menatap Mino dengan senyum miring khasnya lalu menatap ke bangku penonton, menatap Yerin dengan senyum lebar, berbeda dengan senyum yang ia berikan pada Mino tadi.

"Anjir tuh Kim Hanbin songong banget senyum ke arah sini."

"Mentang-mentang menang. Awas ae kalah minggu depan."

Yerin tersenyum lebar menatap Hanbin lalu bertepuk tangan. Yang lain memandang Yerin aneh dan sebal. "Permainan bagus!" ucapnya lantang.

Hanbin yang sibuk berbicara dengan temannya menoleh ke arah Yerin. Mino yang sedang menunduk itu langsung mendongak melihat Yerin. Mino tersenyum kecil dan bangkit dari duduknya,

"Udah, kita udah berusaha keras. Lain kali lebih giat latihannya." Mino menepuk pundak anggota timnya. Lelaki itu memandang ke arah bangku penonton dan tersenyum.

Lagi-lagi Yerin menunduk malu. Gadis itu duduk kembali sambil menutupi wajahnya. Ia memukul mulutnya beberapa kali dan menghembuskan nafas kasar.

"Yerin bodoo."


🔶🔶🔶



"Yerin ayo!"

Yerin celingukan di depan GOR itu, menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Kim Hanbin. Ia berpikir mungkin Hanbin sedang berpesta merayakan kemenangannya dan ulang tahunnya, tapi dia harus ngasi hadiah ini sekarang.

"Nunggu apaan sih?" tanya Jennie menghampiri Yerin.

"Mau ngasi kado."

"Lah mau ketemuan dimana emang?"

"Gak tau.."

"Paling masih ngerayain menang. Mereka kan menang." Cibir Jennie kesal. Yerin tersenyum kaku dan melirik sekitarnya. Tak lama kemudian, handphonenya bergetar.

"Te..Telpon!"

"Angkat aja."

Yerin mengangkat telepon itu dengan tangan bergetar. "Ha..halo?"

"Dimana?"

"Diluar. Anu.. bisa ketemu sebentar gak?"

"Gue emang mau ketemu lo kok. Ayo ketemuan di dalem. Udah gak ada siapa-siapa kok. Gue tunggu ya."

"Iya."

Yerin mematikan sambungan teleponnya, "Jen gue ke dalem sebentar ya!" ucapnya cepat. Belum mendapat balasan dari Jennie, gadis itu langsung melengos pergi. Yerin masuk ke dalam GOR dan melihat sosok Hanbin yang kini berdiri di tengah lapangan.

Yerin turun ke bawah dengan cepat, nyaris saja jatuh namun ia bisa menyeimbangkan dirinya lagi. Hanbin tertawa kecil, "Jangan lari-lari ntar jatuh!"

Yerin memberikan senyuman lebarnya pada Hanbin, "Selamat menang!"

"Lo gak marah tim gue menang?"

"Emm, gue tim netral sih. Jadi biasa aja."

Hanbin mengangguk lalu Yerin mengeluarkan kotak kadonya. "Nih, kado. Selamat ulang tahun!"

"Makasih.. boleh gue buka nggak?" tanya Hanbin. Yerin menggeleng, "Jangan! Liat di rumah aja. Gue malu." ucapnya lalu menutupi wajahnya.

Hanbin tertawa, "Malu apanya, tadi lo teriak-teriak aja gak malu."

Yerin memukul Hanbin keras ngebuat Hanbin ngakak lebih keras. "Gue kan teriak biar nyemangatin lo! Katanya lo pengen disemangatin!"

"Harusnya 'Hanbin semangat!' gitu."

"Cari mati gue kalo gitu!" dengus Yerin kesal. Hanbin tertawa lagi dan mengangguk, "Makasih udah nyemangatin gue."

"Hmm."

"Gue beneran semangat habis lo teriak gitu. Gue lagi bingung sama kesel soalnya pemain gue cidera dan sebagainya. Terus lo teriak, entah kenapa gue gak kesel lagi."

"Cih, gak usah ngada-ngada." Yerin menatap Hanbin sebal.

"Lho, gue gak ngada-ngada ini beneran!"

Yerin mengangguk-angguk cuek dan Hanbin tersenyum manis. "Makasih." ucapnya lalu memeluk Yerin hangat.























"HEH LEPASIN! HANBIN BAU!"

blind date | Hanbin ❌ YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang