Yerin berjalan sambil merapikan dress hitamnya yang tampak menawan di tubuhnya. Gadis itu menghembuskan nafas pelan. Terima kasih pada kakak fashionistanya, Krystal, ia bisa mengikuti blind date ini dengan baju yang cocok.Ia masuk ke dalam restoran yang tergolong sedikit mahal, restoran bintang 4 yang terletak di tengah-tengah kota. Yerin tak habis pikir kenapa Jennie memilih restoran ini sebagai tempat pertemuan pertama mereka.
Yerin berjalan menuju meja nomor 22, yang letaknya di lantai atas dan di ruangan terbuka. Yerin menelan ludahnya gugup, mejanya ditata sedemikian rupa seperti orang yang hendak melamar.
Jennie sinting.
Dengan hati-hati, Yerin duduk di meja nomor 22 itu dan menatap pemandangan luar yang memanjakan mata. Pemandangannya bagus, tapi udara terlalu dingin sekarang.
Selang 10 menit Yerin menunggu namun tidak ada tanda-tanda lelaki teman kencannya itu datang. Yerin sudah merasa bosan menunggunya. Bahkan Yerin udah berpikir yang tidak-tidak kalau ia dicampakkan. Walaupun itu mustahil.
"Nona Kim Jennie?"
Yerin menoleh dan melihat seorang lelaki dengan wajah rupawan sambil mengenakan jaket kulit dan sweater kini menatap kearahnya dengan tatapan tajamnya.
Yerin melongo.
Bukan, bukan karena terlalu kaget dengan ketampanan cowok itu, tapi karena ia kenal dengan lelaki di depannya.
"Oh, saya Jung Yerin. Jennie Kim minta digantikan haha.." Yerin tertawa garing sambil menunduk pada cowok itu.
"Kim Hanbin." ucapnya dengan senyum yang tercetak jelas di wajahnya.
Yerin mengangguk dan duduk kembali di tempat duduknya.
"Udah nunggu lama?"
"Ah.. iya.. nggak terlalu lama kok. 10 menit."
Hanbin tertawa kecil, "Maaf, tadi macet."
Yerin tersenyum mengiyakan dan membuka buku menu.
Kim Hanbin, seluruh orang di sekolahnya tau siapa lelaki itu. Nggak, Hanbin gak sekolah di sekolahnya. Tapi Hanbin adalah murid dari sma lain yang jadi rival smanya sendiri. Kebetulan, Hanbin adalah kapten tim basket sekolahnya sendiri.
Tim basket mereka sudah bermusuhan sejak 10 tahun yang lalu dan Hanbin beserta Mino, kapten basket sekolahnya menaruh dendam satu sama lain.
"Kenapa Jennie gak jadi?"
Yerin mengalihkan pandangannya pada Hanbin setelah memesan makanan. "Oh, dia.. sebenarnya ikut blind date waktu bertengkar sama pacarnya. Terus mereka udah rujuk jadi.."
Hanbin mengangguk kecil. Yerin merasa tidak enak, takut-takut kalau Hanbin kecewa. "Ah, maaf ya."
"Kenapa minta maaf?"
"Ya karena mungkin aja udah kecewa soalnya saya bukan Jennie."
"Gak usah pake saya, woles aja. Dan nggak kok, gue gak kecewa." ucap Hanbin dengan senyum tipis. Lelaki itu memandang Yerin sejenak sambil mengerutkan alisnya, "Jennie, kayak pernah denger.."
Yerin menekan bibirnya. Sedikit takut kalau Hanbin pernah mendengar nama Jennie. Karena-
"Bukannya dia pacar Lee Taeyong, anggota tim basket SMA SI?" tanya Hanbin sambil menatap Yerin. Yerin menahan nafasnya dan mengangguk kaku.
"Lo.. anak SMA SI?"
Yerin mengangguk pelan. "I..iya.."
Takut, iya takut soalnya Hanbin ini dendam banget sama sekolahnya. Gak ada yang tau Yerin bakal diapain sama Hanbin nanti.
"Oh.."
Yerin mengawasi gerak-gerik Hanbin dengan was-was. Lalu lelaki itu mendongak sambil tersenyum,
"Santai, gue gak bakal ngebenci lo karena sekolah lo kok."
"O..oh.. haha.."
"Ngapain juga ngebenci cewek cantik cuman karena sekolah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
blind date | Hanbin ❌ Yerin
Fiksi Penggemarini semua berawal karena Yerin harus menggantikan Jennie dalam blind datenya. | cover by @puffysnow