이십육

4K 593 11
                                    




"Darimana aja lo ler?"

Yerin menghampiri teman sekelasnya di kantin besar milik SHA. Mereka masih menunggu bis yang terjebak macet. Tak hanya murid dari sekolahnya, tapi ada murid sekolah lain.

"Kamar mandi."

"Sendirian? Hebat bener lo bos. Gak dibully sama murid sini lo?" tanya Daniel.

"Harusnya lo yang gitu. Lo kan anak basket." sanggah Yerin kesal. Daniel tertawa kecil dan mengangguk menyetujui. Yerin duduk di samping Jennie dan menghembuskan nafas berkali-kali.

Habis ketemu Hanbin bikin dia ambyar sekarang. Gila gila. Dia masih inget tekstur bibirnya Hanbin waktu nyentuh dahinya.

"HUHUHU KAMPRET ANJAYYY!" Teriak Yerin sambil memukul bangku kantin.

Yang lain langsung kaget melihat Yerin yang tiba-tiba kayak gitu. "K..kenapa lo Yer?"

"Ng..Nggak papa."

Jennie mendekat ke Yerin, "Habis ketemu ya sama si doi."

Yerin tersenyum lebar dan Jennie tertawa kecil, "Ngapain aja tadi?"

"Ngapain aja, lo bilang kayak gue sama Hanbin ngelakuin sesuatu."

"Emang kan? Makanya muka lo merah banget."

Blush!

"Ketauan banget ya?" tanya Yerin sambil menutupi wajahnya. Jennie mengangguk dan menyeruput minuman dengan tenang.

"Ya gitu deh." Yerin tersenyum kecil.

"Tadi si Kim Hanbin lewat ya. Mukanya pada songong njir. Ngeliatin kita sinis." ucap Daniel kesal.

"Dasar nyebelin tuh ikan pari."

"Eh kita disuruh nunggu diluar nih. Kuy." ajak ketua kelasnya, Woozi memimpin teman-temannya yang lain. Yerin beranjak dari kursinya dan berjalan menyusuri lorong.

Mereka berjalan melewati lapangan dan melihat beberapa murid berolahraga. Beberapa orang sedang bermain basket.

"Ck, Kim Hanbin lagi pamer ya?" dengus Daniel lagi.

Yerin menoleh melihat Hanbin yang kini bermain dengan lincah. Lelaki itu berlari sambil membawa bola basket.

Yerin mengalihkan pandangannya, tidak mau ketahuan teman-temannya sedang memandang Hanbin. Mereka berjalan melewati lapangan hingga tiba-tiba bola basket melayang ke arah Jennie.

"WAAA—"

bruk!

Ten menghalangi bola basket itu agar tidak menghantam Jennie lalu menatap si pelaku dengan kesal. "Liat-liat dong bro."

"Sans ae. Gue gak sengaja."

"Soonyoung, mana bola basketnya?" tanya Hanbin sambil menghampiri si pelaku alias Soonyoung. Soonyoung mengambil bola dan menatap Ten sengit. Hanbin menatap Ten dengan pandangan tajam.

"Gak usah nyari gara-gara lo cabe."

"Gue? Gak temen lo yang nyari gara-gara? Pari." desis Ten kesal.

"Ck. Dasar sekolah gak guna. Orang-orangnya juga."

Yerin menatap Ten dan Hanbin bergantian. Dengan paksa, Woozi menggeret Ten dan pergi keluar gerbang sekolah.Yerin menghembuskan nafas dan melirik Hanbin yang masih menatap Ten tajam.

Tatapannya, menakutkan.


🔶🔶🔶






Yerin menunggu di depan sekolahnya. Ia memainkan sepatunya lalu mendengar suara motor yang mendekat. Gadis itu berjalan menuju jalan sebelah sekolahnya untuk menghampiri Hanbin.

Hanbin memarkirkan motornya dan melepas helmnya. Lelaki itu menatap Yerin yang tidak menatapnya balik. "Yer."

Yerin tetap diam. Hanbin menggaruk tengkuknya dan menggenggam tangan Yerin lalu menariknya mendekat.

"Sori." ucapnya pelan, yang hanya bisa didengar mereka berdua. "Aku gak maksud.. ngomong kamu gak guna.."

Yerin menghembuskan nafas pelan. Hanbin masih saja menatap Yerin dalam, "Aku cuman kesel aja sama temen lo jadi.." Hanbin menghembuskan nafas kasar. "Maaf."

"Gak papa. Aku paham kok. Ayo pulang." ucap Yerin pelan.

Hanbin mengangguk dan memberikan helm pada Yerin. Yerin menaiki motor Hanbin lalu pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, Hanbin memegang tangan Yerin lagi. "Maaf."

"Gak papa." ucapnya pendek. "Sampai ketemu lagi Mbin."

"Besok kujemput lagi."

Yerin mengangguk.

"Duluan."

Yerin melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam. Hanbin menghembuskan nafas pelan lalu mengegas motornya meninggalkan rumah Yerin.

blind date | Hanbin ❌ YerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang