Sekarang keadaan di mobil canggung. Insiden penembakan tiba-tiba Hanbin membuatnya diam. Setelah Hanbin nembak, Yerin cuman diam lalu dengan awkward liat ke atas, liat kembang api.Sayang disia-siain.
Hanbin sendiri masih diem, gak ngajak ngomong seperti biasa. Mungkin malu dan lagi mikir yang enggak-enggak di otaknya.
Suara radio menggema mengisi mobil Hanbin. Yerin terdiam, matanya melihat keluar jendela. Dia masih belum bisa mencerna kata-katanya Hanbin.
Emang, Yerin suka sama Hanbin, dia bahagia Hanbin juga merasakan hal yang sama. Tapi ini terlalu tiba-tiba dan Yerin bingung mau jawab apa. Dia gak pernah ditembak cowok.
Perjalanan kali ini terlihat sangat lama. Yerin menghembuskan nafas pelan-pelan, berharap Hanbin tidak mendengarnya.
"Udah sampe."
Itu kalimat pertama yang diucapin Hanbin sejak 1 jam lalu. Yerin melihat keluar, rumahnya dan melepas sabuk pengamannya. "M...Makasih.."
Bukannya keluar, Yerin tetap diam. Hanbin pun tidak punya niatan untuk menyuruh Yerin keluar. Mereka terlalu larut dalam pikirannya masing-masing.
"Hanbin."
Hanbin menoleh, melihat Yerin yang menunduk. Tangannya memegang ujung roknya dengan erat. "Tentang.. tadi.."
Yerin menghembuskan nafas pelan. Ia menatap Hanbin lamat-lamat. "G..Gue.."
"Gue mau kok jadi pacar lo."
Yerin mengalihkan pandangannya, menyembunyikan warna merah di wajahnya. "M..Malam." ucapnya lalu pergi keluar dari mobil Hanbin. Hanbin terdiam lalu tersenyum lega. Ia menyandarkan punggungnya di kursi kemudi sambil melihat rumah Yerin.
Yerin masuk ke dalam rumahnya—atau kamarnya dengan perasaan campur-campur. Malu, seneng, lega, semuanya campur aduk kayak es campur.
Ia menutupi wajahnya dan mengacak rambutnya. "GILA GILA GILA! WOIII GILA SINTING EDANN!" Teriaknya keras.
"KOK BISA ! ANJIR KOK BISA! WOIIIII!" Yerin memukul-mukul boneka malangnya di kasur.
"GILS INI MIMPI GAK SIH? ANJIR GUE BAHAGIA!!!!"
"KAMPRET YERIN BERISIK!" Teriak Krystal dari kamarnya sendiri. Yerin menutup mulutnya lalu tersenyum bahagia. Ia menendangkan kakinya di udara dan bangkit. Matanya melirik notifikasi chat yang datang karena teman-temannya mengucapkan selamat tahun baru.
Yerin tersenyum lebar. Ia mengetikkan balasan pada mereka satu persatu.
Ting!
hanbinkim : met tidur :)
"KAMPRETTTTT!"
🔶🔶🔶
Yerin pergi ke sekolah dengan memakai baju bebas. Iya, Mino tiba-tiba mengajaknya ke sekolah karena butuh bantuannya. Salah satu anggotanya cidera karena berlatih untuk turnamen musim dingin.
Ia berjalan ke lapangan, menghampiri gerombolan pemain basket. "Misi."
Mino menoleh, "Udah dateng! Ini tolong obati Taeyong!"
Yerin melihat Taeyong yang meringis kesakitan. Ia menggelengkan kepalanya. Taeyong yang kenal Yerin sebagai sahabat pacarnya menatapnya dengan wajah melas, "Jangan kasitau Jennie plis."
"Ck. Lemah amat sih." Yerin pergi menuju uks untuk mengambil peralatan medis. Ia dengan cepat kembali ke lapangan karena mendengar raungan kesakitan Taeyong.
Dengan cekatan, Yerin mengobati luka dan cedera Taeyong. Gadis itu menepuk bahu lelaki itu, "Kalo Jennie tau bisa gak bersisa ntar."
"Makanya jangan kasitau."
"Tch. Lo tuh bikin istirahat nyaman gue terganggu." dengus Yerin. Taeyong menyengir lebar dan akhirnya Yerin kembali mengembalikan peralatan uks.
Yerin menatap kembali barang-barangnya hingga ada seseorang berdiri di sebelahnya. "Yer, maaf ngerepotin."
Mino, berdiri di sebelahnya dengan raut wajah bersalah.
Yerin tersenyum menenangkan. "Gak usah merasa bersalah kok. Yang harusnya ngerasa tuh kak Taeyong. Kan penyebabnya dia. hehe." Yerin menepuk bahu Mino lalu menaruh barang-barang di uks.
"Gak papa kok, lagipula bosen di rumah juga." ucapnya lagi. "Ayo kak keluar. Latihan lagi."
Mino mengangguk dan mengikuti Yerin dari belakang. Senyumnya mengembang lebar setiap kali melihat wajah Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
blind date | Hanbin ❌ Yerin
Fanfictionini semua berawal karena Yerin harus menggantikan Jennie dalam blind datenya. | cover by @puffysnow