|1|| Malaikat Tak Bersayap

6.8K 288 24
                                    

2014

====
Usai pengambilan rapor di Mandiri International School seorang ibu memberikan selamat kepada ketiga anaknya. Anak kembarnya yang bernama Ve dan Nathan lagi-lagi mendapatkan juara satu dikelasnya masing-masing. Sekaligus menjadi juara umum satu dan dua diangkatannya.

Tidak hanya itu, ia juga mengambil rapor untuk anak bungsunya. Si-bungsu memang tidak mendapatkan peringkat atas seperti kakak kembarnya tetapi ia masih berada dalam posisi 20 besar di angkatannya.

Si-bungsu tidak memiliki kecerdasan tingkat tinggi seperti kakak kembarnya, dimana dia selalu memiliki kesulitan dalam memahami maupun mengingat pelajaran. Jika sang kakak kembarnya memerlukan waktu tidak sampai 1 jam untuk mengulang pelajaran yang diperoleh di Sekolahnya, maka si-bungsu perlu lebih dari 3 jam untuk mengulangi hingga paham. Si-bungsu yang bernama Shani Ilvana Nalvian adalah seorang gadis dengan paras yang menawan tetapi cuek dalam berpenampilan dan cuek terhadap lingkungan.

Shani termasuk gadis yang pendiam bagi orang-orang yang tidak akrab dengan dirinya tetapi Shani adalah gadis yang aktif bagi teman-teman terdekat dan keluarganya kecuali sang papa.

Terlahir di keluarga pengusaha kaya Shani dituntut menjadi anak yang mandiri, unggul dalam segala hal terutama dalam bidang akademik di Sekolah. Sayangnya bakat dan kemampuan seorang Shani bukanlah dibidang akademik. Tetapi sang papa yang juga sebagai presiden direktur "Nalvian Group" tidak memahami dan menerima jika anaknya tidak menjadi nomor satu.

Shani sering menghabiskan waktu malamnya untuk belajar dan belajar. Tidak jarang ia tertidur di meja belajar masih dengan perlengkapan belajarnya seperti kacamata, tangan memegang pensil atau pena, beserta buku yang masih terbuka.

Ia ingin membuktikan kepada semua terutama papanya bahwa dirinya patut dan layak menjadi anak yang bisa dibanggakan. Ia hanya ingin kehadirannya dianggap seperti anak-anak seusia dirinya. Dekapan hangat, sapaan pagi. ucapan selamat tidur, diantar ke Sekolah, hanya itu keinginan seorang Shani yang tidak tahu akan terwujud pada zaman kapan. Pada waktu kapan ia bisa mendapatkan perlakuan yang sama dari papanya Deva Arta Nalvian.

Seperti biasa akan ada perayaan makan malam untuk keberhasilan si-kembar Nalvian. Si-kembar dengan semangat sudah menunggu di ruang keluarga, karena akan sangat jarang bisa menikmati makan malam keluarga secara utuh akibat kesibukan kedua orang tuanya.

"Ma! sudah selesai, anak-anak sudah menunggu dibawah." Deva selaku kepala keluarga memanggil istrinya dari luar kamar.

"Sudah, yuk pa."

[Ruang keluarga]

"Loh Ve adik kamu mana?" tanya bu Nalvian.

"Oh iya, Sha~"

"Kita hanya akan malam berempat, tidak ada gunanya membawa anak bandel itu!" tegas Deva. Sebelum Ve menyelesaikan ucapannya sudah ada suara lain yang memotongnya.

"Tapi pa, Shani ka~"

"Tidak ada tapi-tapian Nathan !" suara tegas Deva Arta Nalvian kembali memotong ucapan anaknya.

Ve dan Nathan hanya bisa menunduk takut, sedangkan bu Nalvian hanya bisa menghela napas, bagaimanapun keputusan sang suami tidak akan bisa dibantah. Akhirnya empat orang tersebut pergi meninggalkan rumah. Tanpa mengajak salah satu anggota keluarga mereka.

Di pintu penghubung antara dapur dan ruang keluarga, ada seorang gadis yang sedang berdiri meneteskan air mata karena lagi-lagi ia tidak dianggap kehadirannya oleh sang papa.

Ya! gadis itu adalah Shani.

Berkali-berkali hal ini terjadi, tapi kenapa aku tak pernah bisa bersikap biasa?? Kenapa rasanya sesakit ini!

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang