|4|| Musibah

2.1K 250 38
                                    


Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam, dan Gracia masih berguling-guling diatas kasur berukuran king size barunya. Ia tidak bisa tidur. Diluar sedang terjadi hujan lebat beserta petir. Sedangkan kakak bermuka datarnya masih belum menunjukan batang hidungnya sama sekali.

Kemana sih makhluk datar itu kok gak balik-balik, gak tau apa aku takut tidur sendiri.

Yaiyalah dia gak tau, kapan lo ngobrolnya ge?

Jangankan ngobrol senyuman manis lo aja dicuekin nya ge!

Gracia hanya bisa mengomel dalam hati, dan berharap sang kakak akan segera muncul.

[Ceklek]

Dengan senyum semanis dan selebar mungkin Gracia menyambut Shani yang sudah ditunggu-tunggunya sejak tadi. Bukan untuk diajak kenalan atau ngobrol hanya saja Gracia perlu teman agar tidurnya tenang.

Shani menatap datar ke arah penghuni baru kamarnya. Respon Shani hanya mengangkat sebelah alis melihat senyuman over yang ditunjukkan kepadanya.

Sedangkan Gracia hanya bisa bersumpah serapah dalam hati melihat balasan yang diterimanya.

Ya ampun, patung aja kalah datar! Ckckck.

Ini manusia atau tugu sih, gak pernah berubah ekspresinya.

Shani mengabaikan penghuni baru kamarnya begitu saja. setelah mengunci pintu ia beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Dari lubuk hati yang paling dalam Shani sangat berharap denganke kamar tengah malam, makhluk penghuni baru kamarnya sudah tidur. Jujur saja Shani masih enggan untuk bertatap muka maupun bertegur sapa.

Gracia tersenyum senang mendapati Shani sudah kembali ke kamar. Baginya tak apa jika Shani masih enggan berinteraksi dengan nya. Baginya yang terpenting adalah ia tidak harus tidur sendiri.

Heemm akhirnya kan, kan, kan!! Gak perlu tidur sendiri.

Sabodo teuing ie mau gak dipeduliin juga gak apa-apa!

Mau gak dianggap juga gak apa-apa!

Yang penting bisa tidur nyenyak, Gak perlu takut lagi karena ada temannya.

Setidaknya gak akan ada makhluk berjenis valak yang datang kesini. Lagian mana ada valak diganggu valak!!

Tapi Cici lebih seram daripada valak sih!.

Ketika Shani kembali kekamar Gracia sudah merilekskan badannya menuju alam mimpi dengan badan tertutup selimut hingga leher. Shani berjalan ke sisi tempat tidur yang kosong kemudian mematikan lampu utama.

Baru saja Shani membalikkan badan,

"Aaaaaaaaa!!! mamaaa!! ge takut,"

Suara melengking menggema di seluruh penjuru kamarnya.

"Huuuuaaaaa maamaaaaaa!!!"

Shani reflek menutup kedua telinganya akibat teriakan Gracia. Bahkan suara itu menurut Shani dapat mengalahkan suara petir diluar sana, sangking menggelegarnya. Untung kamar Shani didesain kedap suara. Sehingga suara teriakan itu tidak membangunkan seisi rumah. Dengan reflek Shani kembali menyalakan lampu.

Hal pertama yang ia lihat adalah Gracia yang duduk bersandar pada kepala ranjang dengan memegang selimut serta menggigiti kuku. Shani kembali mengangkat sebelah alisnya melihat kelakuan Gracia, tidak ada niat untuk bertanya.

Gracia yang menyadari Shani menatapnya langsung membuka suara.

"Ge takut kalau gelap, ge gak bisa tidur dalam keadaan gelap!"

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang