Shani menatap Gracia dalam rasa yang berkecamuk, ia masih berbaring tak berdaya diatas ranjang rumah sakit milik keluarganya. Saat ini mereka sedang berdua, karena kedua orang tua dan kakak kembarnya sedang berada pada ruangan yang berbeda dan ini atas permintaan Shani sendiri setelah sadar dari tidur lelapnya. Shani tak sadarkan diri setelah kejadian yang menimpanya kemarin malam.
Shani memilih kamar rawat yang berbeda dari kamar rawat orang tuanya. Ia tak ingin mendapat tatapan kasihan dan pengibaan dari anggota keluarganya.
Karena mereka semua sudah mengetahui sisi lemah dirinya lewat adik tirinya. Sisi lemah yang selama ini ia coba sembunyikan. Gracia sudah membeberkan isi diary miliknya yang selama ini ia sembunyikan. Ia tak menyangka jika kecolongan hal yang menjadi rahasianya selama ini.
Shani memang terlihat baik-baik saja, dia terlihat tumbuh menjadi gadis yang kuat, dan dia selalu terlihat biasa saja, dingin tanpa ekspresi. Tidak pernah menunjukkan kesedihannya, kegelisahan nya, kesedihannya tapi bukan berarti Shani selalu baik-baik saja. Ia hanyalah gadis remaja yang sering baper, sering labil, sering emosi tapi Shani memang memiliki kelebihan, kelebihan dalam menyembunyikan semua rasa yang menggerogoti hati dan pikirannya.
Bukan hanya rasa berkecamuk karena masalah itu yang ada didalam hatinya sehingga Shani memilih menghindari berada satu ruangan dengan keluarganya. Tapi ia memang ingin dan membutuhkan ruangan sendiri untuk menenangkan pikiran dan juga memahami semua kejadian yang terjadi.
Kejadian kemarin malam sudah Shani masukkan dalam daftar hitam kejadian dalam hidupnya yang berhasil mengusik sisi lemah Shani. Sekaligus daftar hitam rentetan kejadian yang berhasil mengguncang psikisnya dan membuat tambahan luka yang selama ini sudah ada bahkan dalam jumlah yang tidak sedikit.
Bagaimana bisa rumah yang dijaga ketat oleh orang-orang bawahan papanya yang begitu banyak masih bisa sampai kecolongan.
Part lengkap ada disini https://karyakarsa.com/Dyistory/
Shani baru menyadari sesuatu, bahwa semua yang terluka pada kejadian kemarin malam adalah anggota keluarga intinya. Papa yang mendapat luka tembak, jika mamanya tidak melindungi sang papa maka papanya akan mendapat dua luka tembak secara langsung.
Nathan yang sedari awal penyusup masuk sudah berkali-kali mendapat serangan yang sepertinya memang sudah ditargetkan. Untung saja kakak cowoknya itu pernah mempelajari ilmu beladiri walaupun ala kadarnya.
Jika memang semua ini adalah rencana Maul maka tidak salah dengan semua kesimpulan Shani dalam pikirannya.
Mamanya bukanlah target karena mamanya mendapat luka itu tanpa sengaja. Gracia dibuat pingsan karena pukulan di tengkuk kepalanya yang dilakukan oleh salah satu penyusup, padahal penyusup yang memukul Gracia adalah penyusup yang juga menembak dirinya.
Lalu kenapa Gracia tidak ditembak saja?
Shani tidak menginginkan Gracia mendapat luka, tapi semua rentetan kejadian itu terasa aneh jika ia telusuri kembali. Ada sesuatu yang ganjil menurutnya.
Ve? kakak perempuannya itu selalu berada dalam jangkauan Nathan untuk dilindungi, tapi kakak perempuannya sepertinya memanglah bukan target dalam kejadian itu.
Terbukti saat Nathan mulai kehilangan fokus dan Ve bersembunyi para penyusup itu sama sekali tak mencari keberadaan sang kakak. Jika benar Maul dibalik semua ini, tidak heran jika Maul tidak mau menyakiti sang kakak. Bukankah hubungan mereka sudah lebih dari sekedar dekat?
"Ci....! Jangan ngelamun terus!!"
Shani mengerjap kemudian menatap Gracia.
"Gre gak bakal kemana-mana ci. Gre akan tetap ada disamping Cici. Kita tetap akan tinggal bareng. Seperti yang Cici pernah bilang, kalau Cici sampai kuliah keluar Negeri Cici bakal ajak Gre kan! Jadi kita kan tetap sama-sama ci!"
Shani mengangguk seraya tersenyum. Biarlah semua tetap seperti ini dulu. Biarlah ia menikmati kebahagiaan sementaranya ini. Biarlah ia bersikap egois dengan menutupi suatu fakta yang besar, toh ia juga belum menemukan buktinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]
FanfictionSebuah persaudaraan tak sedarah namun melekat