|22|| Pemupuk Keraguan

1.7K 178 101
                                    

Pagi menjelang siang ini, rumah terasa sepi. Tidak ada aktivitas yang berlangsung, hanya ada dua anak manusia sedang tidur dengan gaya yang lumayan mesra. Sang kakak yang dijadikan guling oleh adiknya dan dipeluk erat sepertinya juga pasrah-pasrah saja.

Shani mengeliat, tulang-tulang pada tubuhnya terasa nyeri. Apalagi tangan kirinya seperti ada rasa-rasa kesemutan. Saat membuka mata posisi tidurnya tidak banyak berubah. Tangan kirinya masih dijadikan bantal oleh Gracia, kaki dan tangan Gracia melingkar erat di tubuhnya.

Shani memandangi wajah polos dengan keadaan mulut terbuka yang ada disamping bawah kirinya. Seorang gadis yang kehadiran awalnya ia tolak dan tak ia inginkan. Kini menjadi salah satu alasan untuk ia kembali kerumah ini, tentu saja selain janji pada mendiang sang mama.

Shani menarik tangannya pelan-pelan, tapi pergerakannya itu malah membuat pelukan di tubuhnya semakin erat "Gre bangun dong...udah siang ini..." Shani menoel-noel pipi sang adik. "Heemmm...eeegghhh" hanya respon yang ia terima.

"Gre please bangun... ini udah siang!"

". . ."

Akhirnya Shani mencubit hidung Gracia, membuat Gracia tak bisa menghirup oksigen "Eegghhhhh cici apa-apain sih, Gre kan gak bisa napas. Cici mau bikin Gre mati ya!!" sengit Gracia dengan muka bantalnya.

"Lo itu kaya kebo, susah banget dibangunin. Tangan gue udah mati rasa buat bantalan badan lo yang segede badak itu!! Lagian lo tidur kaya koala nempel-nempel mulu."

Gracia melongo menatap tajam Shani "Cici lagi ngabsenin kebun binatang ya, kebo, badak, koala terus apa lagi!! Hina aja Gre sampe puas!!" Gracia bangun menghentak-hentakkan kakinya menuju kamar mandi

[Braaakkkk]
Diakhiri bantingan pintu yang cukup keras.

"Ckckckckck sensi!!"

Sebagaimana mestinya seseorang yang baru bangun + dibangunin dengan terpaksa tingkat kesensitifannya semakin meningkat.

Ketika sampai dapur Shani heran kenapa di rumahnya tidak ada aktivitas sama sekali. Kemana para pekerja sehingga keadaan menjadi sepi seperti ini?

Tak sengaja matanya melihat sebuah note di pintu kulkas.

Neng Shani dan non Gre bik sis ijin pulang, bapaknya bik sis masuk rumah sakit jadi bik sis untuk beberapa hari kedepan akan berada dikampung. Oya si mbok dan mang dyo juga lagi pulang kampung dari tadi subuh. Sebenarnya bik sis yang disuruh tinggal, tapi karena bapak bik sis tiba-tiba sakit jadi bibik juga harus pulang.

Oya kita juga udah izin sama bapak kok dan dibolehin tanpa potong gaji :) :*

Salam: Pembantu paling seksi sekomplek :) !!

Shani hanya menggeleng melihat akhir note dari pembantunya itu. Siapa yang menyangka note kecil itu berlapis tiga lembar.

Padahal rencana Shani pagi ini, ia akan kembali ke apartemennya, tapi kalau dirumah tidak ada siapa-siapa begini mana tega ia meninggalkan adik rusuhnya itu sendiri.

Setelah selesai dengan kegiatan kamar mandinya Gracia segera menuju dapur. Agak heran melihat kakak cuek nan datarnya itu berdiri di depan kompor seperti sedang memasak.

Kemudian ia melangkah mendekat, dengan santai meletakkan dagunya di pundak Shani "cici bisa masak??"

Shani terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang yang berbicara dan dibarengi adanya benda dingin menekan pundaknya "huuhh...lo ngagetin tau gak!! untung sepatula nya gak melayang.."

"Gak tau, Gre gak ada niat buat ngagetin kok" Shani mendengus gak ada niat tapi muncul tiba-tiba, mana langsung nempel-nempel lagi..!!

"Cici bisa masak sejak kapan?? Kok Gre ga tau"

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang