|17|| Senam Jantung Itu Tak Sehat

1.9K 188 126
                                    


Shani sudah berdiri didepan kamar Ve sejak 35 menit yang lalu. Siang ini ia berencana mewujudkan janji yang telah ia persetujui dengan terpaksa kepada Naoki. Antara maju atau mundur semuanya terasa berat bagi Shani. Tapi ia juga tidak mungkin untuk menunda lagi, sedangkan Naoki sudah menagihnya.

[Took...tookk...tokk]

Shani diam ketika melihat ve didepan matanya. Ada rasa enggan untuk memulai percakapan dengan sang kakak tapi semuanya sudah terlanjur di depan mata. Shani juga sadar ekspresi kekagetan yang Ve tunjukkan walaupun hanya sekilas, mungkin Ve juga merasa canggung dengan situasi ini.

"Eekheem, Boleh Shani masuk?" Veleri menyambut dengan senyuman lebarnya ketika Shani mau berbicara lagi dengannya apalagi sampai bertamu ke kamarnya, tentu saja Ve akan mempersilahkan dengan tangan terbuka.

"Kak Ve hari ini sibuk??" tanya Shani to the point, basa basi bukanlah hal yang Shani sukai.

"Eemmm gak, kakak hari ini free. Kenapa??"

"Eemm Naoki lagi butuh seseorang buat dengerin ceritanya, buat ngasih pendapat juga dan ini masalah perasaan. Jadi Shani gak bisa bantu, Kak Ve bisa bantu??"

Kan-kan sudah tak terhitung hari yang mereka lewati tanpa adanya obrolan... oh salah... maksudnya sudah tak terhitung hari yang mereka lewati saat Shani selalu mengacuhkan keberadaan sang kakak dan kali ini Shani datang tanpa angin maupun hujan, tanpa tedeng aling-aling meminta bantuan Ve buat dengerin temannya curhat. Kakak mana yang tak miris perasaannya diperlakukan seperti itu.

Ve sebenarnya merasa kecewa dengan kedatangan Shani pertama kali ke kamarnya setelah kurang lebih 4 tahun. Bukan ajakan pergi bareng, makan bareng atau curhat bareng malah Shani datang meminta dirinya untuk menemui salah satu sahabatnya.

Ve tidak keberatan dengan hal itu, karena dirinya memang sudah mengenal Naoki, tapi untuk saat ini yang Ve inginkan adalah berbicara dengan Shani layaknya kakak adik yang normal, yang hangat dan yang penuh kasih sayang. Walaupun Ve punya andil yang sangat besar atas sikap Shani selama ini, tapi Ve juga punya ego agar Shani mau memberikan pengertian sedikit atas peristiwa yang mereka alami selama ini.

===

Naoki sudah duduk di restoran yang ia dan Shani pilih setelah ada 10 daftar restoran yang tereliminasi. Sudah tak terhitung berapa kali ia mengecek penampilannya.

Kenapa gue jadi gugup gini siihhh! Ini bukan gue banget, ckckckck

Please Naoki santai, rilex, tarik napas.

Lo biasanya santai-santai aja tu ngadepin penggemar lo dari berbagai jenis makhluk hidup Ki, kenapa sekarang lo jadi gini siih !!!.

Dumel Naoki dihatinya.

Tidak lama berselang seorang bidadari senyum menawan, badan ideal, wajah cantik berjalan dengan anggun ke arahnya. Naoki sudah menyiapkan senyum mempesonanya untuk menyambut kedatangan seseorang yang sudah ia tunggu-tunggu bak purnama.

"Hola Ki, apa kabar?" sapa Ve

"Eh,, baik kak. Kakak sendiri apa kabar? Lama gak ketemu makin cantik aja" Naoki langsung menutup mulut dengan tangannya,

Kenapa juga nih mulut lancang banget ngomong! konfirmasi dulu kek sebelum ngomong

Ve hanya tersenyum sambil menggeleng mendengar pujian sahabat dari adiknya "Baik kok Ki, seperti yang kamu lihat. Jadi kamu mau curhat apa?" tanya Ve setelah mereka selesai memesan makanan.

Naoki mengerutkan dahinya, ia bingung pertanyaan yang barusan ia dengar,

emang gue mau curhat apa??

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang