|10|| Empati

2.1K 226 177
                                    

Shani terbangun ketika ruang kamarnya sudah gelap gulita. Saat melihat jam barulah ia sadar ternyata sudah tertidur cukup lama. Ia pun kemudian beranjak membersihkan diri.

Ada rasa enggan untuk sekedar keluar kamar mengingat pertemuan terakhir tadi. Shani memilih berdiam diri di balkon menikmati angin malam beserta dinginnya hujan yang katanya tidak baik untuk kesehatan.

Tidak berselang lama terdengar suara pintu terbuka, meski begitu hal itu tidak mengganggu aktivitas penyedirian Shani, mengingat tidak hanya dirinya yang menempati kamarnya sekarang.

"Cii!!"

Shani sengaja tak menoleh, anggap aja dia tak mendengar karena teredam suara hujan.

"Ci-cii !!" teriak gadis itu lebih nyaring lagi

"Heemm"

Gracia beranjak ke depan Shani, menghalangi gadis yang lebih tua darinya itu untuk memandang langit malam. Karena posisi Shani sedang duduk dan Gracia sedang berdiri otomatis Gracia harus menunduk untuk bertemu pandang dengan mata tajam milik Cicinya itu.

"Ke bawah yok, lagi ditunggu buat makan bareng," ucap Gracia sambil tersenyum

"Gue lagi gak laper." jawab Shani malas

"Iissshh,,, boong banget!!"

"Aayookk turun atau mau Ge eh maksudnya mau aku seret!!" ancam Gracia

"Gue bilang gak laper ya gak laper!!! Lagian gue males makan!!" Shani menatap jengah Gracia.

"Mendingan lo minggir sebelum gue jorokin ke bawah" perintah Shani

"Ci Mama udah masak banyak. Mama juga udah bikin soto ceker, kata Mbok Cici suka soto ceker" jelas Gracia masih tak menyerah

Dia bukan Mama gue!!

Shani beranjak kemudian berdiri berpegangan di pagar balkon, membelakangi Gracia. Gracia berjalan mengikuti Shani berdiri disampingnya, sama-sama memandang jauh kedepan. Pemandangan hampa hanya berhias sedikit cahaya berkedip-kedip.

"Cici belum bisa nerima Ge, eh em aku sama Mama ya?" tanyanya dengan suara yang tiba-tiba tercekat.

"Cici boleh kok abaikan eem aku terus, tapi tolong hargai usaha Mama" imbuhnya lagi

Shani menoleh cepat, agak heran kenapa adik yang biasanya bertingkah diluar nalar itu tiba-tiba terbawa perasaan.

"Gue lagi males aja buat makan. Mending lo sekarang kebawah udah ditungguin kan?" jawab Shani. Toh ada atau gak ya gue gak bakal ngaruh.

Shani beranjak dari posisinya masuk ke kamar. Gracia mengikuti langkah Shani, masih ingin membujuk agar mau bergabung untuk makan malam. Gracia tak tega jika harus melihat wajah kecewa Vivi. Tapi sebelum Gracia membuka suaranya lagi, Shani sudah lebih dulu masuk ke ruang pribadinya. Tak lupa pula langsung menutup pintu berbentuk lemari tersebut. Gracia hanya menghela napas lelah. Bersiap menghabiskan masakan Vivi walaupun dirinya tidak suka ceker.

**

Ketika sampai di meja makan Gracia langsung duduk di kursi yang kosong. Karena semua sudah berkumpul kecuali dirinya dan kakak bungsunya tentunya.

"Cici kamu mana Gre ?" tanya Vivi

"Emm itu, Cici masih istirahat. Belum laper katanya ma," jawabnya ragu. Sedangkan Ve dan Nathan hanya menunduk.

Shani menghindar Batin mereka bersamaan.

Gracia menyadari ada raut kecewa yang berusaha Mamanya tutupi. Tapi ia juga tak bisa berbuat banyak. Ia sudah berusaha tapi belum berhasil.

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang