Sejak jam 5 pagi Shani sudah berada di taman belakang rumah. Selepas puas bermain basket kini giliran membawa kucing-kucing peliharaannya untuk bermain. Setidaknya dua kegiatan ini dapat menyegarkan otak Shani setelah peristiwa tadi malam dan sebelum subuh tadi. Kebetulan hari ini hari minggu. Hari yang memang digunakan Shani untuk merawat peliharaannya.
Dari kecil Shani memang menyukai kucing, mamanya lah yang membelikan kucing-kucing tersebut. Karena dulu Shani sering merebut kucing milik tetangga. Sehingga akhirnya Shani dibelikan tiga kucing sekaligus. Hanya ada dua tempat yang boleh menjadi pijakan kucing-kucing Shani, taman belakang sekaligus memang ada kandangnya dan kamar Shani. Deva yang notabene papanya tidak menyukai kucing.
Sehingga kucing-kucing tersebut dilarang berkeliaran didalam rumah. Bagi Shani itu tidak menjadi masalah asalkan dia masih diperbolehkan untuk memeliharanya.
**
Selepas mandi dan berberes Gracia mendatangi Vivi yang sedang menyiapkan sarapan dengan si mbok.
"Pagi ma" sapanya riang sambil mengecup pipi Vivi.
"Pagi sayang"
Tanpa sengaja Gracia memandang ke arah luar dan mendapati Cici barunya sedang bermain bersama kucing.
"Mbok.. Mbok.." panggil Gracia sambil menarik-narik baju Mbok
"Kenapa non?"
"Itu ci Shani memelihara kucing?"
Keheranan terlihat jelas di wajah Gracia. Ia heran dan tidak menyangka tampang datar itu ternyata penyayang binatang.
"Iya non dari kecil neng Shani memang suka kucing. Kucing itu dulu cuma tiga, hadiah dari almarhum ibu waktu ulang tahun neng Shani. Kalau gak salah sekarang udah beranak pinak jadi 16" Si-mbok menjelaskan tanpa meninggalkan pekerjaannya.
"Itu kucingnya gak pada takut Mbok?" tanya Gracia lagi.
"Takut apa to non?" tanya Mbok bingung.
"Cici kan tampangnya datar plus galak Mbok, memang itu kucing gak pada takut Mbok?" Gracia bertanya masih sambil memandang Shani.
[Pleetaakk]
"Adduuhh!!! mama apa-apaan sih, ko kepala Ge dijitak?"
"Kamu kalau ngomong jangan sembarangan" tegur Vivi galak.
Mbok hanya geleng-geleng kepala, siapa juga yang gak takut lihat tampang datar anak majikannya itu. Pikirnya geli.
"Hiisshhh ma...ma.. Sakit tauk, padahal apa yang ge omongin bener."
"Kamu gak boleh ngomong kaya gitu Gre, apa kata papa coba kalau sampai denger!" imbuh mamanya
Gracia hanya manyun-manyun mendengar pembelaan mamanya terhadap Cici bermuka datarnya.
Padahalkan apa yang Ge katakan berdasarkan kenyataan. mama kok malah gak percaya sih. Pembelaan itu hanya ada dipikiran Gracia. Tidak berani ia ungkapkan di hadapan Vivi.
"Maaaa,, maaaaamaaaaa,," panggil Gracia sambil menarik-narik baju Vivi
"Apaan sih Gre!" Vivi menepis tangan Gracia
"Maaaaa Ge mau pelihara kucing juga" rengek Gracia manja.
"Gre kamu inget gak sih! Berapa banyak binatang yang pernah kamu pelihara? Jangankan sampai beranak pinak, bertahan 2 minggu aja syukur! kalau sampai gak mati!!"
"Iiisshhhh maaa...maaaa pokoknya Ge mau pelihara kucing, titik!" Gracia menghentak-hentakan kakinya.
"Non coba minta sama neng Shani, itu kucingnya banyak lho" saran Mbok
![](https://img.wattpad.com/cover/134076169-288-k526885.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]
FanficSebuah persaudaraan tak sedarah namun melekat