Seluruh siswa menoleh ke arah pintu ketika terdengar suara ketukan dari luar. Saat pintu terbuka wajah guru BK lah yang muncul. Seketika terjadi bisik-bisik manja dari berbagai sisi, karena biasanya kalau sang guru BK hingga muncul di kelas pada saat jam pelajaran pasti ada murid yang bikin ulah.
"Permisi bu, maaf mengganggu waktu mengajarnya. Saya kesini karena ada perlu dengan salah satu siswi di sini .."
"Oohh iya bu, ibu cari siapa?" balasan ramah dari guru sang sedang mengajar tersebut. Lagian siapa yang berani bersikap tak ramah dengan makhluk mini tapi sangat mengerikan dan berbahaya itu.
"Saya ada perlu dengan Shani bu."
Shani yang sedari tadi menunduk mencoret-coret bukunya kini mendongak, menatap kearah suara yang barusan menyebutkan namanya. "Shani, mari ikut ibu!" Shani menengok ke arah Naoki, Cowok itu hanya menggelengkan kepalanya karena ia juga tak tau ada urusan apa hingga guru BK sekolahnya memanggil Shani.
Setelah mengucapkan terimakasih dan meminta izin kepada guru yang mengajar di kelasnya Shani mengikuti langkah guru BK tersebut ke arah kantor. Sesampainya disana Shani cukup kaget, karena salah satu orang kepercayaannya berada di sana, orang itu adalah Boby. Melihat ekspresi wajah Boby Shani tau ada sesuatu yang tidak beres, sayangnya ia tak bisa menebak tentang apa. Apalagi bodyguard nya itu hingga mendatangi dirinya di sekolah. Menambah alasan kecurigaan Shani.
Saat ini Shani duduk berhadapan dengan bodyguard nya itu masih diruang tamu guru BK nya. Sedangkan guru BK nya sudah pergi entah kemana.
"Ada apa om? Sampai datang kesini!"
Shani dengar dengan jelas helaan napas dari orang didepannya dan lihat dengan jelas pula ada keraguan sekaligus kekhawatiran di wajah bodyguard yang sudah dianggap seperti omnya sendiri itu.
"Shan, , ada sebuah insiden yang terjadi. Tapi setelah om kasih tau kamu jangan panik dan jangan emosi"
Shani hanya mengangguk walaupun masih bingung kemana arah pembicaraan ini. Shani bukanlah gadis yang labil, emosinya tak akan meledak begitu saja tanpa alasan yang jelas. Apapun masalahnya ia selalu mencoba meredam amarahnya tanpa orang lain ketahui. Tapi jika sedang sendiri Shani akan melampiaskan dengan sesukanya jika memang sedang sangat kesal.
"Tadi pagi, mobil yang ditumpangi papa sama mama kamu ditembaki oleh orang yang tidak dikenal, waktu dalam perjalanan menuju bandara Changi setelah ada pertemuan bisnis dengan pengusaha di Singapura."
Shani menegang dalam duduknya, otaknya blank untuk mencerna apa yang barusan ia dengar.
"Mereka berdua terkena luka tembak, sekarang masih dirawat oleh dokter di Rumah Sakit keluarga kamu. Setelah mendapatkan pertolongan pertama mereka berdua langsung diterbangkan ke Indonesia. Om Rudy bodyguard yang juga sekaligus menjadi supir papa kamu waktu di Singapura meninggal beberapa saat setelah mobil berhenti dan sebelum ambulance datang. Dia kena tiga luka tembak di dadanya, salah satunya tepat di jantung. Rudy adalah supir yang dulu sempat mengantar jemput Shani ketika SD dan SMP."
Shani masih diam, tidak tahu harus merespon apa. Ia tidak menyangka keluarganya mengalami hal yang seperti ini, hal nyata yang ia anggap hanya terjadi di film-film.
Shani tau dunia bisnis itu kejam, tapi ia tak meyangka jika papanya diserang secara terang-terangan seperti kali ini. Shani masih menerka-nerka siapa yang melakukan ini kepada mama dan papanya.
Selama ini Shani tau dalam menjalankan bisnis papanya adalah orang yang bertanggung jawab, selalu menjunjung tinggi kejujuran dan tidak pernah berbuat curang untuk menambah pundi-pundi kekayaannya.
Selama ini Shani mempelajari bagaimana sepak terjang kedua orang tuanya dalam mengelola usahanya. Papanya memang ambisius tapi cara yang dilakukan sang papa tidak melanggar aturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]
FanficSebuah persaudaraan tak sedarah namun melekat