|27|| Lebih Kental Dari Darah

1.7K 191 92
                                    

"Gre, Gracia!!" Gracia menghentikan langkahnya menuju toilet saat mendengar seseorang memanggil namanya dari arah belakang. "Gre," huuuuh, huuuh.

"Kak Pino !!"

"Iya, ini gue, eee Gre ada yang mau gue omongin" Pino berdiri tepat di depan Gracia.

"Gue mau minta maaf soal waktu itu. Gue gak tau kalau lo gak biasa ke tempat kayak gitu. Waktu lo nerima minuman dari temen gue, Gue kira lo emang biasa minum. Soalnya lo gak nolak sama sekali, gue bener-bener minta maaf" Pino tiba-tiba menggenggam tangan Gracia

"Eh, gak papa kok kak, gue udah maafin kakak" dengan perlahan Gracia menarik tangannya, gak enak juga kalau ada yang lihat.

"Beneran??"

"Iya kak, bener."

"Lo gak papa kan malam itu?? Soalnya pas gue coba nyariin lo disana, lo nya udah gak ada, chat-chat gue juga gak lo bales. Waktu gue nyari kerumah lo, juga gak ada orang,"

Gracia tersenyum kikuk, ia merasa tak nyaman karena telah membuat mantan kakak kelasnya itu khawatir. Dirinya memang tak ada dirumah setelah kejadian itu dan soal chat, Shani yang melarangnya untuk tidak menanggapi Pino lagi setelah kejadian malam itu.

Tapi setelah berhadapan seperti ini Gracia juga tak tega kalau harus mengabaikan mantan kakak kelasnya itu. "Eh. i-ya kak, gue gak papa kok dan maaf ya soal itu. He he he,"

"Syukurlah kalo lo gak papa, gak apa-apa kok yang penting gue tau lo baik-baik aja."

"Oya, kakak ngapain ada di sekolah? Kan udah lulus!"

"Oooh mau nyamperin lo, kangen soalnya" Gracia melongo mendengar ucapan Pino

"Ha ha ha gak usah shock gitu, Gue bercanda kok, gue kesini mau ngurus surat-surat tapi kalo soal kangennya beneran lho" Pino tiba-tiba mengacak rambut Gracia, sangking gemasnya melihat ekspresi gadis itu.

"Eh kak, jangan diberantakin."

"Hee hee. Sorry, sorry habis lo ngegemesin." Gracia manyun-manyun menyisir rambutnya dengan jari

"Kapan-kapan kita jalan lagi ya!! Gue janji gak akan bawa ke tempat kaya gitu lagi." Pino menatap penuh harap kearah Gracia.

Gracia meringis, tak enak jika harus mau menolak tawaran kakak kelasnya itu tapi jika meng-iyakan juga takut jika ketahuan Shani. Tapi akhirnya Gracia juga tak tega melihat ekspresi Pino "boleh deh kak, kapan-kapan."

Pino tersenyum lebar saat Gracia mengiyakan tawarannya. "Ya udah kalo gitu, gue ke ruang administrasi dulu. Ada yang diurus. Daaaahh, Gre"

Shani yang sedari tadi berdiri tak jauh dari keduanya mendengus sambil melipat tangan didepan dada.

Dasar playboy cap tokek !!!

Masih berani dia deketin adek gua,

Gak kapok kayaknya curut satu itu!!

Lagian tu bocah ngapain ngobrol aja pake senyum-senyum gak jelas gitu. Gak dengerin apa dia larangan gue. Ckckckck...

Shani kemudian mengikuti langkah Gracia menuju toilet. "Bahagia banget kayaknya yang habis ketemu." Gracia berjingkit kaget saat tiba-tiba ada suara sang kakak dibelakangnya.

"Cici kok bisa ada disini!!" Shani melangkah maju kemudian berbalik dan mendudukan pantatnya pada meja wastafel tepat disamping Gracia. Bahkan kakinya menyenggol-nyenggol kaki Gracia.

"Oohh. Mau nyamperin lo, kangen soalnya. Sekalian mau ngurus surat-surat. surat ijin boker!!" Shani menirukan cara bicara Pino tadi, kemudian melipat tangan didepan dada.

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang