|2|| Keputusan

2.9K 270 25
                                    

Empat tahun kemudian

===
Di ruang keluarga berkumpullah empat orang yang menyandang nama belakang Nalvian, mungkin ini kali pertama mereka duduk bersama secara utuh, setelah kepergian sang malaikat tanpa sayap di keluarga mereka empat tahun silam.

Semenjak peristiwa itu semua telah berubah, Deva Arta Nalvian selaku kepala keluarga lebih memilih menyibukkan diri dalam pekerjaannya, tanpa berkunjung untuk melihat anak bungsunya.

Si-kembar Ve dan Nathan juga memilih menyibukkan diri dengan melanjutkan berkuliah diluar Negeri. Sama seperti sang papa, selama ini si-kembar juga tanpa kata, sapa dengan si bungsu. Sedangkan si-bungsu melanjutkan kehidupannya dengan berjuang sendiri, yang selalu berada dirumah sendirian.

Semenjak peristiwa kecelakaan, interaksi di keluarga Nalvian semakin dingin. Deva yang menyalahkan Shani atas peristiwa kecelakaan itu, tak pernah muncul di rumah ini dalam kurun waktu empat tahun. Tak jauh berbeda dengan Deva, si-kembar juga menjadi lebih pendiam dari sebelumnya. Bukan bermaksud ikut menyalahkan tetapi hanya perlu waktu untuk terbiasa tanpa kehadiran mama.

Sayangnya keterdiaman tersebut terjadi berlarut-larut sehingga tidak ada yang menyadari bahwa ada seorang gadis remaja yang masih membutuhkan bimbingan dan dukungan untuk melanjutkan kehidupannya. Ada seorang gadis yang sangat rapuh tetapi masih harus bangkit menjalani kehidupannya. Seorang gadis yang tertekan karena merasa bersalah akibat dia sang mama harus pergi. Seorang gadis yang merasa tidak berguna karena dia keluarganya meninggalkan rumah. Gadis itu adalah Shani.

Shani mengusap gusar wajahnya, jujur dia bingung bagaimana harus bersikap di depan ketiga orang ini. Keadaan yang sekarang sudah berubah, seperti ada tembok pembatas yang menghalangi hubungan sedarah di keluarganya.

"Ada yang perlu papa sampaikan! Berhubung Ve dan Nathan sudah ada di Indonesia dan tinggal dirumah ini lagi." Deva membuka pembicaraan dengan suara tegas yang berarti tidak dapat dibantah apapun yang dikatakannya.

"Sore ini rumah kita kedatangan tamu, tamu ini bukan tamu biasa melainkan akan tinggal disini selamanya," ada jeda dalam kalimat yang disampaikannya, sambil melirik ketiganya.

"Tamu ini adalah istri papa, mama baru kalian. Dia tidak datang sendiri melainkan dengan anak tunggalnya" Deva memandang ketiganya, menunggu reaksi dan respon atas berita yang sudah ia sampaikan.

Shani terdiam. Ada perasaan campur aduk yang dia sendiri tidak tahu itu apa. Bahkan Shani bingung harus merespon seperti apa? Bagaimana?.

Apalagi ketika melihat keterdiaman kakak kembarnya dengan ekspresi biasa saja, Shani menduga mereka sudah tau apabila papa mereka telah menikah. Tidak seperti dirinya yang tidak tahu apa-apa.

Papa sudah menikah? Kapan?

Shani tak bereaksi, masih dengan muka datar tanpa ekspresi. Hanya saja kecamuk pertanyaan silih berganti memenuhi pikirannya.

Sudah sejauh inikah posisiku tergeser. Hingga acara penting papa yang menikah lagi aku tak tau sama sekali!. Sudah sejauh ini kah aku tak berarti!

Hingga beberapa menit berlalu dalam keheningan, Shani sebagai pihak yang belum tahu apa-apa masih mempertahan kediamannya. Apalagi Shani menyadari ucapan Deva adalah sebuah pemberitahuan bukan permohonan izin ataupun pertanyaan yang harus dijawab.

Ve dan Nathan hanya menyimak. Keduanya sudah menduga cepat atau lambat mama baru mereka pasti akan tinggal dirumah ini.

Shani melirik kakak kembarnya, kemudian kembali menatap Deva.

Haruskah aku bahagia dengan keadaan ini?

Salahkah jika sebagian hatiku menjerit menangis?

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang