|31|| Pilihan, Tekad, dan Kemampuan

1.2K 155 141
                                    


 Gracia membuka pintu ketika terdengar bel rumahnya berbunyi. Sore ini kebetulan Gracia memang sedang menonton Tv di ruang santai rumahnya. Ia malas menonton di kamar karena ada Shani. Gracia sengaja menghindari cicinya itu, katanya sih sedang malas untuk menatap muka datar yang bahkan mengalahkan datarnya triplek tipis.

Gracia berdecak saat melihat siapa tamunya sore ini.

"Eehh Gracia kan?? Shaninya ada?" Sapa tamu itu ramah. Gracia hanya mengangguk dengan malas, seperti anak kecil ketika tidak suka dengan seseorang, maka tanpa mau repot-repot untuk berpura-pura baik bukan?

Gracia memicing saat melihat ada dua orang lagi dibelakang orang yang baru saja menyapanya. Salah satunya tentu saja orang yang sudah Gracia sangat kenal, kakak dari teman kelasnya sekaligus sahabat cicinya dari orok.

Walaupun Gracia ragu jika mereka dikatakan sebagai sahabat. Pasalanya dua manusia itu lebih sering terlihat tak akur daripada akurnya tapi sekali akur kedekatannya sudah seperti pasutri baru ijab kabul.

"Masuk kak" Gracia masih berusaha bersikap ramah. Bagaimanapun ia masih ingat istilah 'tamu adalah raja'. Maka, Gracia dengan senang hati akan memberikan jamuan istimewa kepada tamu-tamunya itu. Makanan manis ditambah minuman kopi ala-ala kafe dan jangan lupa untuk menaburkan sedikit sianida sebagai pelengkapnya.

"Siapa Gre??" tiba-tiba dari arah dapur ada suara lembut yang membuat Gracia menoleh, sayangnya suara lembut itu langsung tanpa permisi membuat bulu kuduk Naoki meremang.

Serasa lagi ngikutin acara MOS yang ada jurit malamnya gitu, jalan sendiri – matanya sambil ditutup - melintasi kuburan - sambil nyari barang yang bentuknya gak jelas - eh sekalinya dapat - diraba – dirasa – gak bisa nerawang – pas bawa kok ada bau-bau melati gitu...

"Ini kak, temannya cici. Ayok kak masuk"

Ketiga orang itu akhirnya mengikuti sang tuan rumah yang menggiring mereka kedalam ruang santai. Tempat Gracia berleha-leha sebelum membuka pintu tadi. Ve melipat tangan depan dada dan matanya memicing ke arah Naoki yang memang duduk berseberangan dengan dirinya.

Apalagi saat melihat tangan Naoki digandeng mesra oleh Sendy. Asap-asap kabut menyelimuti dirinya, heemm panaaass cuuyy!! serasa duduk di atas kompor gas elpiji 3 kg. Hot-hot mengompori otaknya untuk segera mengakhiri semuanya tanpa sisa.






===

Shani mendengus setelah chatnya tidak baca lagi oleh Gracia.

"Ki lo bilang kak Ve cemburu waktu lo deket sama Sendy??" saat ini Shani dan Naoki sedang rebahan menghadap langit-langit kamar Naoki yang berhias kehidupan dalam laut. Berbagai tumbuh karang dan juga ikan -ikannya termasuk ikan hiu.

"Heeemmm" tanpa mengalihkan pandangannya Naoki berdehem menjawab pertanyaan Shani.

"Apa Sinka juga cemburu Ki? Marah-marah gitu sama lo??" Naoki menoleh ke arah Shani, menelisik wajah bingung didepannya.

"Lo kenapa?? tumben nanyain gituan??" Shani mengerucutkan bibirnya saat Naoki semakin intens menatap dirinya. Ciri khas Naoki ketika menunggu dirinya untuk berkata jujur.

"Gre marah-marah mulu Ki, gak jelas tu bocah. Bahkan gue gak ngapa-ngapain aja di jutekin mulu" curhat Shani

"Aduuuhhh sakit bego!! gue sudah cerita kenapa malah dijitak sih" kesal Shani karena tiba-tiba Naoki menjitak kening mulusnya. Tanpa dosa Naoki kembali terlentang tanpa menghiraukan protestan Shani.

Shani menyempatkan membalas chat Gracia, mencairkan suasana sepertinya menjadi pilihan Shani. Setelah tidak mendapatkan ide yang lain untuk ngeles. Apalagi sahabat laknatnya bukannya ngasih penjelasan malah tak peduli sama sekali.

"Lo kenapa jadi bego sih Shan. Perasaan gue gak nularin kebegoan gue sama lo." Shani mendudukan tubuhnya menghadap Naoki menunggu cowok itu melanjutkan ucapannya.

"Kita deket aja mereka berdua sudah kaya kebakaran jenggot, padahal mereka tau kita sahabatan dari zigot, apalagi kita deket sama orang lain yang mereka gak kenal sudah pasti kaya kebakaran semuanya itu gak jenggot doing."

"Maksud lo mereka berdua cemburu gitu??"

"Ya iyalah apalagi!! Sinka berhenti jutekin gue setelah gue buat perjanjian sama dia"

Shani menaikkan sebelah alisnya "Perjanjian???"

"Hemm. Gue janji gak bakal lanjut kuliah keluar negeri dan kalaupun gue lanjut kuliah diluar gue harus setuju kalau dia ikut. Sinka bilang dia gak mau kesepian dirumah. Apalagi bonyok sering sibukkan"

Naoki juga mengikuti jejak Shani untuk mendudukan tubuhnya "Gue gak tega juga sih, jadi gue setujuin. Lagian dari dulu kan emang gue deket banget sama sinka.

Shani menopang dagunya dengan tangan kiri dengan siku bertumpu pada lututnya "Maksud lo Gracia cemburu sama kedekatan gue sama Adam?"

"Iya o'on. Lo peka dikit kek.!!" sentak Naoki

"Gue gak habis pikir teman aja dicemburuin. Padahalkan gue gak ngapa-ngapain. Gimana coba kalau gue kenalin pacar ke dia kayaknya gue bakal dimutilasi"

Shani menggosok-gosok bawah hidungnya sambil cemberut. "Pantes dia marah-marah mulu! ngomong kek kalau butuh perhatian. Ngapain marah-marah gak jelas coba"

"Haallaahh.." Naoki menonyor kepala Shani

"Lo kaya gak tau tabiatnya cewek aja. Hidupnya penuh kode dan sayangnya kodenya gak jelas. Termasuk kakak lo yang badai itu."

"Gue cewek! Tapi gue gak gi~"'

"Nah itu.." Naoki memotong ucapan Shani "Karena lo bukan cewek yang sebenarnya. Lo sih cewek jadi-jadian. Ginikan jadinya!!"

Shani gantian mononyor kepala Naoki. "Enteng banget tu rahang, lo mau gue buktiin kalau gue cewek tulen!!" tantang Shani.

Sedangkan Naoki kembali menelentangkan tubuhnya. "Gak perlu gak ada untungnya buat gue!! malah menghilangkan kesucian mata gue!"

Shani mengambil bantal kemudian membekap wajah Naoki "ha ha ha ha rasain itu iler lo."

Bikin mampus baunya.

Shani juga kembali menelentangkan tubuhnya, tak menghiraukan Naoki yangs edang misuh-misuh. Ia kembali membuka hpnya.

Naoki memanjangkan ukuran lehernya untuk mengintip chat di hp Shani.

"Lo jijik banget sih chat-an pake emot-emot kaya gitu. Alay lo!! Gak cocok sama tampang!!" komentar Naoki saat mengintip ke hp Shani

"Heh!!! Lo mau bintitan apa, ngintip-ngintip gue!!" sentak Shani jutek

Naoki menonyor kepala Shani, kemudian beranjak ke dapur untuk mengambil minuman.

Shani segera membereskan barang-barangnya untuk segera pulang sebelum mendapat amukan dari peliharaannya dirumah. "Ki gue balik. Jangan kangen lo sama gue apa lagi delusiin gue... ha ha ha"

Sebelum sebuah kaleng soda mengenai kepalanya Shani segera berlari kearah pintu utama. Tawanya masih mengiringi langkahnya hingga melewati pintu apartemen Naoki.

===


Part lengkap ada disini

https://karyakarsa.com/Dyistory/33-realita

com/Dyistory/33-realita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang