Maul masih duduk di dalam mobil. Tiga mobil berpenghuni berjejer tak jauh dari gerbang. Maul memang sengaja belum menunjukkan keberadaannya. Saat ini ia ingin memastikan anak buahnya tak lagi kecolongan.
Selain itu ia juga menunggu saat yang tepat untuk bertemu para mereka yang sudah mengacaukan rencana besarnya.
"Apa gak sebaiknya kita masuk sekarang tuan?" Maul mengangkat sebelah alisnya. Seringaian tipis muncul di sudut bibirnya.
"Jangan buru-buru! Mereka sudah banyak kehilangan anggotanya. Mereka lari ke sini adalah bukti bahwa mereka sudah tak sanggup melawan kita disana."
Tangan Maul bergerak memainkan senjatanya. "Kamu bisa lihat kan! Mereka kabur tanpa persiapan! Siapapun yang menolong mereka tadi, dia tak punya banyak rencana. Terbukti dia meninggalkan anak buahnya untuk kabur."
"Tapi Tuan, dengan jumlah sedikit seperti itu apa tidak memberikan waktu mereka untuk memenangkan perlawanan?"
"Santai saja! Saat gerbangnya roboh kita bisa kirimkan anak buah yang tersisa! Tunggu saja waktunya tidak akan lama!"
Anak buah maul hanya mengangguk patuh.
"Beritahukan kepada seluruh anak buah kamu! Mereka cukup menerobos masuk! Jangan sampai ada yang menembak sembarang maupun menghancurkan kaca rumah!! Kalau sampai ponakan ku terluka! Nyawa mereka taruhannya!!"
===
Shani dan Mario berdiri di balik pilar kokoh menghadap gerbang. Menyaksikan dalam diam sisa anak buah Mario menahan gempuran. Mereka tidak hanya menggunakan senjata. Mobil abu yang terlihat tangguh menabrak gerbang dengan ganasnya.
Pagar gerbang sudah semakin miring. Sekali lagi dapat hantaman keras pasti akan tergeletak tak berdaya. Anak buah Mario tak membiarkan mereka masuk dengan mudah. Beberapa tembakan melayang ke depan, mengancam sang supir dan beberapa orang yang tak jauh dari mobil.
Saat raungan mobil terdengar keras, siap melompat sekaligus melaju dengan kelajuan signifikan sebuah tembakan menembuh keningnya. Shani menoleh ke arah Mario. Terlihat jelas raut bertanya. Shani sadar tembakan itu tidak berasal dari anak buah Mario yang berada di depan, melainkan dari arah atas.
Mario tersenyum tipis. "Anak buah gue itu!" senyumnya bangga.
Karena pedal gas mobil dalam keadaan siang melaju cepat, saat tembakkan itu menumbangkan sang supir, membuat pegangan oleng. Sehingga menyebabkan mobil melaju ke kiri, menabrak pagar yang masih kokoh kemudian terbalik.
Hal itu langsung dimanfaatkan oleh Shani. Dengan cepat ia mengangkat senjatanya kemudian menembaki bodi mobil. Tak berselang lama ledakan terdengar karena tangki mobil bocor.
Mario bertepuk bangga "Lo emang keren!!" pujinya kemudian.
[.. Wooww Keren! ..]
Seru Natali dari seberang sambungan. Sebenarnya tidak hanya Nata, tapi orang di ruangan itu berdecak kagum.
[.. Mereka yang menerobos masuk sekitar 15 orang. Sisanya masih di dalam mobil. Belum diketahui jumlahnya. ..]
[.. Tan seberapa cepat mereka bisa masuk? ..]
[.. Untuk yang masih di dalam mobil mereka akan butuh waktu lama jika memang ingin masuk. Setidaknya mereka harus menyingkirkan mobil yang kamu buat meledak itu dulu! ..]
"Mar! Bisa kita selesaikan 15 orang ini dalam waktu 5 menit?"
"Siapa takut!"
Keduanya berlari melewati tanaman bunga yang berjejer indah berwarna-warni. Kepulan asap dari mobil cukup menyamarkan gerakan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]
FanficSebuah persaudaraan tak sedarah namun melekat