|7|| Pertemuan

2.4K 220 90
                                    

Pagi ini sebelum sang satpam Sekolah membuka pintu gerbang, Shani sudah berada didepan pintu gerbang Sekolahnya. Dengan menyandarkan kepala ke setir mobil memejamkan mata. Merenungi segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Berharap yang dialaminya hanyalah mimpi buruk, terlebih kejadian dua hari belakangan, mengingat kejadian-kejadian tersebut sukses membuat mood Shani hancur.

Ketika decitan pintu terdengar, Shani langsung menegakkan kepalanya berharap dia bisa segera masuk dan merebahkan diri di kelas.

Pak satpam yang sudah kenal mobil siapa yang berada tepat di depannya memandang bingung. Kira-kira sudah berapa lama mobil ini disini? itulah pertanyaan dibenaknya.

Terlebih terlihat kap depan mobil sudah berembun. Bahkan pak satpam sampai melihat jamnya secara berulang-ulang. Memastikan ia tidak kesiangan dalam membuka gerbang.

"Benerlah lho iki sek jam 6.15 kok sudah ada yang dateng to" komentarnya bingung.

Pak Satpam hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, menyadari siswi yang terkenal cuek dan pendiam itu sudah menunggunya membuka pintu gerbang. Tanpa menunggu lama Pak Satpam menggeser dirinya kepinggir bermaksud mempersilahkan bidadari Sekolah tersebut masuk.

Tanpa berucap apapun hanya menganggukan kepala sambil tersenyum tipis Shani mengemudikan mobilnya melewati pintu gerbang.

===

Naoki yang melihat Shani merebahkan kepala di meja hanya menautkan alis tuyulnya dengan bingung. Masih pagi dan sepi tapi sahabat oroknya sudah tertidur dengan pulasnya di Kelas.

"Ini anak berangkat jam berapa? udah molor aja, nyenyak lagi!" Dengan santai Naoki berjalan menuju tempat duduknya, yang memang berdampingan dengan meja Shani.

[Braaakk, Braaakkk, Braakkk]

"Shani ada Bu Melo!! Ada bu Melo!!"

Dengan kekuatan penuh Naoki menggebrak meja dan berteriak di samping telinga Shani.

Dengan gerakan cepat, Shani menegakkan kepalanya dan memandang ke depan. Nyatanya tidak ada siapa-siapa disana yang ada hanyalah deretan bangku yang masih kosong. Dengan tatapan kesal Shani menoleh ke samping yang didapatinya hanyalah cengiran bodoh dari teman absurdnya sambil mengangkat 2 jarinya membentuk peace.

"Aaarrrgghhh!! Lo apa-apain sih Kiiii! Ganggu orang tau gak?" Geram Shani dengan kesal melotot ke arah Naoki.

"Hii hiii, lagian lo ngapain jam segini udah molor di Sekolah. Mana muka lo kusut banget lagi? Terus itu kenapa jidat pake dikapasin segala? " Tanya Naoki sambil menghempaskan bokong ditempat duduknya.

Shani yang masih kesal mengabaikan pertanyaan Naoki. Kemudian dalam diam Shani menyambar kantong plastik yang berada di ujung mejanya.

"Wuuiiihhh, seorang Shani Indira Nalvian anak dari pengusaha kaya Deva Arta Nalvian sarapannya nasi uduk berbungkus kertas nasi dan segelas akua. Ckckckckck!! ini harganya pasti gak sampai 5 rb dikit gini!"

Komentar Naoki sambil geleng-geleng kepala untuk mendramatisir keadaan.

Shani tak terusik sedikitpun atas cuitan Naoki, dengan santai melahap sarapannya yang dia beli diujung jalan menuju Sekolahnya.

"Sebenarnya lo lagi ngirit apa lagi bokek?" Kembali Naoki mengganggu aktivitas sarapan Shani.

Tak mendapat respon dengan santai Naoki merebut sendok plastik dan menggeser nasi uduk tersebut kehadapannya. Dengan lahap Naoki menikmati makanan sahabatnya tanpa dosa.

"Seorang Sherga Naoki Prasetyo anak dari pemilik yayasan di Sekolah ini, sarapannya nasi uduk? Ckckckck" Shani balik mencibir Naoki yang tanpa rasa bersalah dan dosa apalagi pahala melahap sarapannya.

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang