|3|| Pergeseran Tahta

2.2K 259 22
                                    

Acara makan malam di kediaman Nalvian malam ini cukup mewah dengan berbagai macam hidangan yang tersedia. Makan malam yang sudah beberapa tahun mereka lewatkan akhirnya tercipta kembali dengan satu alasan,

[Menyambut keluarga baru]

Dimeja makan sudah berkumpul anggota keluarga tersebut baik anggota lama maupun anggota baru. Tetapi ada satu yang kurang, siapa lagi kalau bukan si-bungsu yang sudah gagal menjadi bungsu. Shani belum menampakkan wujudnya, padahal waktu makan mereka sudah lewat 30 menit dari biasanya.

"Ve mana adik kamu?" tanya Deva

"Mungkin masih mandi pa, Shanikan suka mandi malam-malam, biar Ve panggilin dulu" Ve beranjak dari meja makan untuk memanggil adiknya.

Sebelum Ve menaiki tangga Shani sudah muncul dari anak tangga paling atas. "Papa sudah nungguin dari tadi lho, Kamu kok lama?" Tanya Ve saat Shani sudah sampai tangga terakhir. Shani mengabaikan begitu saja, bahkan memandangnya pun tidak. Dengan helaan nafas kasar Ve mengikuti langkah Shani menuju meja makan.

Shani hanya menunjukkan ekspresi yang super datar tanpa berniat menyapa papa maupun mama barunya. Pandangannya kemudian beralih ke gadis yang sekarang sudah menduduki kursi makan kebesarannya, kursi yang biasanya Shani duduki di samping sang mama.

Selamat Shani, pergeseran tahta sudah terjadi!! miris hatinya.

Sedangkan gadis yang ditatap Shani hanya menampakkan senyum manis untuk sang kakak, sayangnya senyum itu tak berefek apapun untuk Shani.

Giilaa gils!! tatapannya!!!

Tajam banget, Bisa tuh dipakai buat bunuh orang, untung cantik! Eh, Cibiran hati Gracia.

"Em ini Shani kan? ternyata lebih cantik dari yang difoto lho!" ucap Vivi. Karena ini juga kali pertamanya Vivi bertemu dengan Shani.

Shani masih seperti biasa tak ada respon, tak ada sapa. Bahkan ia sama sekali tidak memandang mama barunya. Pandangangannya belum teralihkan. Ve yang menyadari arah pandang Shani mencoba mencairkan keadaan. Ve tidak ingin makan malam pertama bersama ini berakhir dengan perdebatan.

"Shan, kamu duduk disini aja," Ve men persilahkan Shani duduk di kursinya.

Ve kemudian berjalan menuju kursi tambahan dimeja makan. Kebetulan posisi kursi itu berhadapan langsung dengan Deva. Tapi Shani lebih dulu beranjak dan menghempaskan bokongnya sebelum Ve.

Vivi memandang sendu ke arah putri barunya, dia menyadari sepertinya Shani belum bisa menerima keadaan baru dikeluarga ini. Sedangkan gadis yang tadi ditatap Shani hanya bisa mendengus ketika sambutan Vivi diabaikan begitu saja.

Nathan yang sepertinya mulai mempekakan diri karena sering diomeli sang kembaran akibat ketidakpekaannya mencoba mengalihkan pembicaraan dari situasi yang cukup mencekam malam ini.

"Ma, mama sudah berapa lama kenal papa? Kok mama mau nikah sama papa, padahalkan papa orangnya galak lho,"

Pertanyaan konyol dari Nathan berhasil mengubah atmosfer ruang makan menjadi lebih bersahabat. Obrolan dan candaan kembali terlihat hangat. Bahkan mereka sudah terlihat tidak canggung ketika mengobrol dan panggilan ma maupun pa sudah tersematkan dengan nyaman pada si-kembar maupun gadis termuda di ruang makan tersebut. Sayangnya situasi hangat itu tidak menyentuh Shani,

Lagi-lagi terabaikan

Bukankah lo yang mengabaikan diri untuk tidak bergabung disana?

Lagi~

Seterusnya pun akan tetap seperti ini!

Cibir hati Shani.

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang