|41|| Cemas

200 6 0
                                    

"Eh! Kak Ve,"

Sinka menatap heran tamunya di petang ini. Orang yang sebelumnya ia bicarakan tiba-tiba nongol dihadapannya.

Veleri tersenyum santai melihat kekagetan Sinka. Sekaget itukah melihat bidadari di petang ini?

"Naoki nya ada Sin?" Tanya Veleri to the point

Sinka mengerjap pelan. Memfokuskan kinerja otaknya untuk memastikan pendengarannya tidak salah. Orang yang ia kira sebelumnya pergi dengan kakaknya malah datang kerumahnya dan menanyakan hal yang ia pusingkan beberapa hari ini.

"Bukannya Kak Naoki pergi sama Kak Ve ya??" pertanyaan itu akhirnya ia tanyakan. Berdasarkan informasi dari Gracia, Veleri adalah salah satu orang terakhir yang ditemui Naoki.

"Kak Ve sudah lama gak ketemu Naoki. Emang Naoki gak ada pulang?" Perasaan was-was dihati Veleri semakin menjadi. Ada perasaan takut dan juga perasaan sakit. Semuanya menjadi satu. Seolah-olah saling berlomba menambah kecemasan dihatinya.

"Sudah tiga hari Kak Naoki gak pulang." Kecemasan Sinka tak dapat lagi ditutupi. Ia berdiri dengan gelisah. Tangannya memilin-milin kaos bagian depan miliknya.

"Oya dua hari sebelum itu Kak Naoki pulang dalam keadaan bonyok." Imbuh Sinka lagi.

Sinka menerawang mengingat bagaimana keadaan kakaknya yang satu itu belakangan ini. Tak terurus! Berantakan!

"Apalagi akhir-akhir ini Kak Naoki sering murung. Melamun terus. Gak ada gairah hidup."

Kini giliran Veleri berdiri dengan tidak tenang. Belum mengerti akan arti perasaan was-wasnya, kini malah dibuat semakin kalut atas informasi yang diberikan Sinka.

Kecemasannya mengalahkan logika berpikirnya. Ada apa sebenarnya??

"Naoki gak ada cerita apa-apa ke kamu?" tanya Ve hati-hati. Ia mengerti apa yang dirasakan Sinka. Sayangnya ia juga tau harus berbuat apa. Saat ia menyadari arti dan kemampuan hatinya mengapa semua malah seperti ini.

"Gak ada kak. Kak Naoki akhir-akhir ini berubah pendiam."

Ve dan Sinka mendesah secara bersamaan. Hanya keduanya yang tahu itu bermaksud apa.

"Kak Ve gak ada nanya ke Kak Shani?"

Pertanyaan Sinka seperti bongkahan es yang membasahi panasnya hati dan pikiran seorang Veleri. Mengapa ia bisa melupakan salah satu sosok penting dalam kehidupan Naoki.

Yap! Shani adalah orang terdekat Naoki selain keluarganya. Seharusnya Veleri menyadari itu.

"Sin, Kak Ve permisi dulu ya. Tolong kabarin kak Ve kalau ada info soal Naoki. Nanti juga bakal kabarin kamu kalau kak Ve dapat info."Tanpa menunggu jawaban Sinka Ve bergegas pergi. Tujuannya utamanya adalah menemui Shani.

===

Gracia menatap cengo saat Veleri nyelonong masuk dengan wajah yang susah diartikan. Sesaat setelah menutup pintu Gracia dibuat kaget lagi karena Ve sudah berdiri di belakangnya.

"Kak Ve kenapa? Kayak orang linglung?" tanya Gracia heran. Padahal tadi ia sudah melihat Veleri melangkah masuk tapi tiba-tiba nongol begitu saja dibelakangnya.

"Shani mana Gre? Dia ada di rumah??"

"Eh! Itu cici. Kak Ve ada perlu?"

Shani yang baru saja turun dari lantai dua menatap heran dua orang dibelakang pintu dengan wajah bingungnya masing-masing.

Veleri berlari ke arah Shani begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Gracia.

Shani mengangkat sebelah alisnya melihat kepanikan Veleri. Ada apa? Benaknya bertanya.

|| We!! Family?? || SELESAI||[ Cerita Lama Hanya Di Up Ulang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang