BAB 3

64.5K 3.2K 77
                                    

"Hah...."

   Alex menghela nafasnya lalu menyimpan berkas terakhirnya itu di meja. Dia memijat pangkal hidungnya. Sejak pagi tadi dia terus berkutat dengan berkas-berkas itu. Dia sudah meminta izin di sekolahnya dengan alasan urusan keluarga.

   Dia menyandarkan tubuhnya pada kursi kebanggaannya. Dia memutar kursinya sehingga dia bisa melihat pemandangan kota. Gedung pencakar langit yang berdiri kokoh menjadi pemandangan kesehari-hariannya.

  Di bawah gedung-gedung itu, para pejalan kaki dan kendaraan sedang melakukan aktivitas mereka. Alex berbalik dan menelpon seseorang dengan telepon kantornya.

"Halo, kak Siska"

"Halo dek, ada apa ya menelpon kakak?"

"Aku ada jadwal lagi enggak selain nyelesai berkas-berkas ini?"

"Kalau adek udah selesai, adek langsung pergi ketempat pemotretan"

"Ada lagi enggak?"

"Enggak ada dek"

"Ya udah, makasih ya kak"

"Sama-sama"

   Setelah itu Alex mematikan teleponnya. Dia menelungkupkan kepalanya di tangannya yang terlipat di meja kerja miliknya. Dia kembali menghela nafas dan berdiri. Dia mengambil tas ranselnya lalu keluar dari ruangannya dan menyapa sekretarisnya.

"Siang kak"

"Siang dek"balas Siska dengan membungkuk.

  Alex pergi menuju lantai bawah. Setelah dia berada di lantai bawah diaberjalan menuju parkiran perusahaannya. Beberapa kali dia menyapa karyawan-karyawannya.

   Dia menyapa mereka dengan panggilan untuk yang lebih tua seperti paman bibi atau kakak. Usianya masih 16 tahun dan dia tidak mau bersikap tidak sopan pada yang lebih tua.

  Dia memang seorang pemilik perusahaan yang terkenal tetapi bukan berarti dia juga harus bertindak tidak sopan kan?. Lagi pula karena sikapnya ini karyawan-karyawannya sangat menyayanginya.

    Mereka tidak pernah bersikap seolah menantangnya karena mereka tahu sosok Alex. Mungkin alex bisa dikatakan masuk dalam tipe yandere. Manis diluar sadis didalam.

   Dia pergi menuju salah satu mobil sportnya. Dia membawa mobilnya itu pergi dari perusahaannya. Alex pergi menuju sebuah gedung yang menjulang tinggi. Selama diperjalanan Alex melepaskan wignya.

    Dia memakirkan gedung di parkiran  perusahaan itu. dia keluar dari mobilnya sambil membawa tas ranselnya. Dia berjalan memasuki gedung itu, saat dia masuk kedaam perusahaan itu dia sudah menjadi pusat perhatian.

   Beberapa orang terpandang memandanginya dengan memuja. Sekarang Alex berada di sebuah gedung pemotretan ternama dan gedung pemotretan ini milik keluarganya.

   Alex memasuki lift lalu menekan tombol yang akan membawanya menuju lantai pemotretan.

   Lift berhenti di lantai pemotretan. Alex yang sedang memainkan ponselnya langsung keluar dari lift tersebut. Dia pergi menuju sebuah ruangan yang Alex yakin sebagai ruangan pemotretan.

   Alex yang sedang memainkan ponselnya melihat kalau managernya lah yang menelpon. Alex mengangkat telepon tersebut.

"ha......."

"ZANA, KAMU ADA DIMANA SEKARANG?!"

   Alex yang belum menyelesaikan ucapannya langsung terpotong oleh suara managernya. Suara itu sukses membuat semua orang yang berada di ruangan itu menatap Alex. Termasuk managernya. Managernya meminta maaf dan pergi menghampiri Alex.

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang