BAB 2

73.8K 3.8K 289
                                    

 AUTHOR P.O.V

Tok, tok, tok!

"Non, waktunya makan malam."

Alex yang masih tertidur membuka matanya. Dia mengambil wig yang berada di lantai kamar dan memakainya. Tidak lupa dengan lensa matanya lalu dengan baju yang terlihat sederhana.

Alex membuka pintu kamarnya dan langsung turun menuju ruang makan. Di meja makan itu sudah ada ayah, ibu tirinya dan kedua saudara tirinya yang sedang mengobrol dengan ria.

"Selamat malam."

Kedatangan Alex tidak membuat mereka menghentikan obrolan mereka. Sapaan Alex bahkan tidak dijawab. Alex hanya duduk di kursinya. Tidak lama kemudian, bibi membawa makanan mereka.

Mereka mengambil nasi dan lauk pauk. Melihat mereka yang sudah makanan mereka, giliran Alex yang mengambil makanannya. Makanan yang tersisa tinggal sedikit tetapi porsi itu sangat pas dengan porsi makan Alex.

Mereka memakan makanan mereka. Unna dan Bryan tidak berhenti mengoceh tentang hal yang tidak jelas. Alex hanya dengan menghabiskan makanannya.

"Alexa," panggil tuan Carmon.

Meja makan seketika hening. Mereka semua menatap tajam pada Alex.

"Ya?"

"Bagaimana dengan sekolahmu?"

"Sekolah ku baik-baik saja, hanya akhir-akhir ini kegiatan disekolah sedikit padat karena penuh dengan ulangan harian."

Sekolah yang Alex maksud merupakan sekolah pilihan ayahnya. Ayahnya menyuruh Alex untuk sekolah di sebuah asrama yang sangat terpandang.

  Alex yang ingin sekolah di sekolah miliknya memilih untuk melemparkan pendaftaraan itu kepada anak yang lebih membutuhkan. Untungnya, tuan Carmon menginginkan agar Alex tidak menggunakan nama aslinya jadi perbuatannya ini tidak akan ada yang tahu.

Bibi Emma punya anak perempuan yang seusia dengan Alex, seharusnya di juga ikut bersekolah tetapi karena kondisi keekonomian mereka membuat anak bibi Emma tidak bisa melanjutkan sekolahnya.

  Alex mendaftarkan anak bibi Emma itu ke sekolah asrama tersebut. Alex hanya diantar oleh seorang bodyguard yang sudah daridulu menjaganya sejak kecil. bodyguard-nya juga tahu mengenai rencananya.

  Dia menurunkan Alex didepan apaterment sedangkan beliau mengantarkan anak bibi Emma menuju sekolah tersebut. Alex selalu menelpon Anak bibi Emma dan menanyakan tentang kegiatan yang berada di sekolahnya.

Jadi, jika suatu saat nanti ayahnya menanyakan tentang kegiatan yang berada disekolahnya Alex tidak perlu berbohong untuk menjawabnya.

Setelah Alex menjawab pertanyaannya, tuan Carmon kembali diam mendengarkan ocehan Bryan dan Unna.

"Dad, aku pengen pindah sekolah SMA 1 Bangsa," pinta Unna.

Mendengar itu Alex sedikit memperlambat gerakan tangannya. Dia tidak bisa membayangkan, masa-sama SMAnya di sekolahnya sendiri yang akan diisi oleh kekacauan yang akan dibuat oleh saudari tirinya ini.

"Aku juga, Dad." Bryan menambahkan.

"Kenapa kalian pengen pindah kesekolah itu?"

"Dad, sekolah itu bener-bener terpandang. Sekolah itu diisi sama anak-anak dari keluarga terpandang, masa kita yag terpandang enggak sekolah di sekolah itu?" jelas sekaligus tanya Unna.

"Iya, besok kalian akan sekolah itu."

"Yes!" sorak Unna.

"Makasih, Dad. Dad memang yang terbaik," puji Bryan.

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang