BAB 6

52.7K 3K 40
                                    

 Alex hanya bisa menunjukkan wajah datarnya dan menahan keinginan untuk berbalik dan mengacuhkan Tuan Carmon. Bagaimana pun Tuan Carmon adalah seorang orang tua yang harus dihormati.

"mobil saya mogok dan baterai ponsel saya habis jadi saya tidak bisa menghubungi keluarga maupun seorang mekanik mobil"

Alex melihat sekitar lalu menaruh tasnya. Dia melihat kap mobil dan mulai melihat permasalahan mobil. Walaupun dia seorang perempuan tetapi dia sangat mengenal mesin mobil.

Alex memperbaiki mobil tersebut. Dia menyuruh agar Tuan Carmon mencoba menyalakan mobil. Tuan Carmo memasuki mobil dan mulai menyalakannya.

BRUMMM!!! BRUMMM!!!

Mobil kembali menyala. Tuan Carmon menghampiri Alex yang sedang mengambil tasnya.

"terima kasih karena sudah memperbaiki mobil saya"

Alex hanya mengangguk.

"sebagai balasannya aku ingin kau menerima ini"Tuan Carmon mengeluarkan sebuah amplop kepada Alex.

"saya membantu tanpa mengharapkan imbalan sepeser pun"

Tuan Carmon mengambil kembali amplop itu dengan gerakan kikuk. Alex undur diri lalu pergi dari hadapan Tuan Carmon karena jujur dia sudah tidak ahan menatap Tuan Carmon.

Padahal, Tuan Carmon masih memiliki status sebagai ayah kandungnya tetapi Alex tidak akan pernah mengakui kalau Tuan Carmon adalah ayah kandungnya, hanya dia dan tuhan yang tahu alasannya.

Alex pergi berjalan menuju apartemennya. Alex mulai memasuki daerah perkotaan. Alex hanya terus berjalan hingga dia sampai disebuah daerah yang lumayan kosong dari pejalan kaki.

Alex terdiam saat mendengar ada suara minta tolong. Dia berjalan dengan pelan untuk melihat ada seorang anak lelaki sekitar usia 8 tahun sedang berusaha menghadang beberapa pria dewasa agar seorang anak perempuan sekitar usia 7 tahun untuk lari.

Alex menajamkan pandangannya. Dia terbelalak saat tahu siapa anak kecil itu. Alex melempar lensa kontaknya dan wignya. Dia berlari lalu memukul belakang leher empat pria dewasa itu.

Keempat pria itu meringis dan memegang belakang kepala mereka. Alex menggunakan kesepatan itu untuk membawa kedua anak itu bersembunyi dibelakang punggungnya.

Aex mengelurkan sebuah pisau lipat dari saku roknya. Keempat pria dewasa itu mulai memerhatikan Alex. Secara serempak mereka mulai menyerang Alex. Alex maju dan meladeni semua serangan mereka.

Keahlian Alex dalam bertarung patut diacungi jempol. Pergerakannya yang lincah dan penuh ketelitian membuat keempat pria dewasa itu kewalahan. Secara tiba-tiba terdapat peluru yang melesat dan mengenai jantung salah satu keempat pria itu.

Setelah pria itu tumbang, ketiga pria itu ikut tumbang saat peluru mengenai jantung mereka. Alex berbalik dan melihat seorang pemuda dengan tatapan tajamnya sedang menodongkan pistolnya.

Alex tahu siapa pemuda itu. Dia adalah Corvus. Dari mobil itu keluar seorang pria yang Alex tahu kalau dia adalah Orion. Orion menghampiri kedua anak kecil itu sedangkan Corvus menghampiri Alex.

"kamu enggak apa-apa?"tanyanya

"Enggak apa-apa"

Orion menghampiri mereka berdua dengan kedua anak kecil itu berada di gendongannya.

"mendingan kita pergi dari daerah sini, bahaya kalau kita makin lama disini. Apatermen kamu ada dimana, phoenix?"

"apartemenku ada di daerah sini, sebaiknya kita cepat"

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang