Alula membuka pintu besi itu dan menyuruh keluarga Camron agar keluar dari sana. Satu persatu, mereka mulai keluar dari ruangan tersebut. Mereka semua melihat ngeri pada keadaan villa keluarga Camron. Penuh dengan bercak darah dan juga mayat tumbang.
Alex berada di sana, di tengah-tengah ruangan tersebut, dia hanya terdiam tanpa melakukan apapun. Leslie sedang menelpon seseorang dengan nada bicara yang kasar, tampaknya dia sedang marah.
Alex berbalik menatap ayahnya, seakan-akan ini adalah pertemuan terakhir kalinya. "Ayah, aku akan menyelamatkan teman-temanku yang tertangkap. Bila aku tidak selamat, ayah bisa menutupi berita kematianku, kan?"
Tuan Camron menatap tajam putrinya. "Apa yang kau maksud?!"
"Hanya untuk berjaga-jaga, Ayah, semoga aku masih bisa hidup dan bertemu dengan kalian."
Leslie menghampiri Alex lalu mengangguk. Alex ikut mengangguk, dia tersenyum menatap ayahnya lalu membungkuk. "Terima kasih atas segalanya."
Alex berdiri lalu berlari keluar dari villa tersebut, Alula juga ikut berlari bersama Leslie keluar dari villa. Ayahnya hanya bisa melihat Alex dan keponakannya beserta salah satu temannya berlari. Air mata mulai mengalir dari matanya, dia benar-benar merasa bahwa ini terakhir kalinya dia bertemu dengan anaknya.
Alex berlari, memasuki kawasan hutan yang berada di dekat villa, mereka terus berlari hingga akhirnya mereka sampai di sebuah lapangan yang sangat luas, dari atas mereka, terdapat sebuah tangga yang terbuat dari tali turun dari langit.
Alex memegang tangga yang terbuat dari tali itu dan langsung menaiki tangga tersebut dengan cepat, tangga itu turun dari sebuah helikopter yang terus bergerak. Alula dan Leslie pun ikut menaiki tangga tersebut.
Libra dan Aurigal berada di kursi pilot, mereka berdua yang mengemudikan helikopter ini. Alex menutup pintu helikopter, dia menatap Leslie yang sedang memasang sesuatu di bajunya.
"Kita mulai dengan rencana kita yang asli, Leslie."
"Ya, aku tahu itu." Leslie mengeluarkan sebuah belati lalu melemparya kepada Alula.
Alula menangkap belati tersebut lalu menatapnya aneh. "Aku sudah punya belati, kenapa kau memberiku belati lagi?"
"Untuk berjaga-jaga, aku tahu kau bisa menggunakan dua belati secara sekaligus."
Alula mengangguk. "Terima kasih."
Alex menatap Alula yang sedang menyimpan kedua belatinya, dia merasa menyesal sudah membawa-bawa sepupunya yang tidak tahu apapun dalam permasalahannya.
Alula yang merasa diperhatikan menatap Alex yang sedang menatapnya dengan wajah yang terlihat sangat sedih, terlihat bahwa dia sangat menyesal.
"Ada apa? apa kau sedang menyesali sesuatu?" tanya Alula kebingungan.
"Ya, aku menyesal sudah membawamu dalam masalah seperti ini, kau memiliki masa depan yang cerah dengan pekerjaanmu, sedangkan aku hanya bisa menerima nasibku yang sudah menjadi 'budak' pemerintah," jawab Alex dengan kepala yang di tundukkan.
Alula tersenyum, dia mendekati Alex lalu menepuk bahu sepupunya itu. "Kau tahu, selama kau ada di sisiku, aku akan selalu baik-baik saja. Jangan pernah merasa bersalah seperti itu."
Alex hanya tersenyum lalu mengangguk pelan. Leslie hanya memperhatikan interaksi antara mereka berdua, Leslie menatap keluar, tujuan mereka sekarang adalah membebaskan anggota yang terjebak dengan mengorbakan mereka bertiga.
Rencana awalnya, tidak ada yang akan dikorbankan, tetapi saat hanya tersisa mereka bertiga, rencana yang asli langsung diubah, Alula sebenarnya tidak setuju, tapi melihat kesungguhan di antara mereka berdua mau tidak mau Alula harus menyetujuinya.
Leslie jamin, walaupun mereka harus berkorban, misi ini akan sukses dan ada kemungkinan mereka selamat. Alex menatap Leslie yang terlihat sedang melamun, dia tersenyum tipis.
Dia akan mengembali resiko itu, jika dia harus mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan teman-temannya dan sesesok yang ia sayangi, maka ia akan melakukannya. Alex akan mengambil sebuah langkah, di mana Leslie dan Alula selamat sedangkan dirinya memiliki kemungkinan bahwa dia tidak akan selamat.
-TRUE-
Ramon memeluk duo Elvina yang sedang bergemetar ketakutan. Mereka saat ini sedang berada di sebuah truk yang tertutup. Gelap dan sesak. Jalanan yang mereka lalui pun bahkan terasa bergoyang, terasa seperti merea sedang berada di jalanan penuh dengan lubang dan batu.
Ramon melihat Kennard yang sedang tertidur, tampaknya dia sangat kelelahan karena pertarungan tadi. Sebenarnya, Ramon ingin sekali memarahi Kennard, kelakuannya seperti tidak tahu tempat.
Mereka sedang dalam keadaan genting dan bisa-bisanya Kennard tertidur dalam keadaan seperti ini. Ramon mengeratkan pelukannya saat merasa deru napas duo Elvino yang mulai teratur, menandakan bahwa mereka sudah tertidur.
Ramon mulai menyamankan posisinya lalu ikut memejamkan matanya. Walaupun dia memejamkan matanya, Ramon sama sekali tidak tertidur. Rasa was-wasnya benar-benar meningkat saat ini.
Ditambah rasa lemas akibat peluru bius yang ditembak oleh anak buah pria itu. Ya, pria yang sudah menjadi musuh besar mereka sekaligus ancaman mereka. Ketua pendiri The Catcher, seorang mafia besar dengan nama Richard James Carmon, paman Alex sendiri.
-TRUE-
"Maksudmu apa?" tanya Leslie saat mendengar semua penjelasan Alex.
"Masa kau tidak paham, aku hanya ingin kalian berdua langsung lari saat mereka semua sudah keluar dari tempat penyekapan mereka." Alex kembali menjelaskan maksudnya.
"Lalu, bagaimana dengan dirimu sendiri? Apa kau akan ikut keluar bersama kami?"
Alex terdiam, lalu menjawab, "Tentu, aku akan keluar bersama kalian."
"Aku pegang kata-katamu." Leslie berbalik lalu berjalan memasuki apartemen. Dia ingin mengistirahatkan badannya.
Sepeninggalnya Leslie, Alex tersenyum miris. Dia meminum coklat panasnya lalu melamun tentang rencana yang sebenarnya. Dia tahu bahwa ada kemungkinan saat menyerang nanti, akan ada beberapa anggotanya yang tertangkap.
Dia akan membebaskan mereka semua, termasuk mengalahkan pamannya sendiri. Dan ada kemungkinan bahwa dia tidak akan selamat, mungkin dia akan menyusul menuju ibunya, tapi Alex menaruh harapan bahwa dia akan selamat.
Jika dia selamat, dia akan mengubah hidupnya. Dari mencoba untuk menjauhi urusan mafia-mafia ini, lalu menikmati masa remajanya selagi ia bisa dan masih hidup.
Tidak ada yang tahu bahwa mafia yang mereka hadapi adalah pamannya sendiri. Bahkan, Alula pun tidak tahu tentang ini. semuanya memang terasa mengejutkan, ditambah dia baru tahu informasi ini saat membaca semua laporan dari Un-know.
Alex berbalik lalu mengunci pintu balkonnya. Dia berjalan menuju dapur untuk menyimpan mugnya. Dia melihat Ramon dan Alula yang sibuk bermain game, Alex berpamitan bahwa dia akan tidur duluan. Mereka berdua mengangguk walaupun pandangan mereka tidak melihat Alex.
Alex memasuki kamarnya lalu menutup pintunya dan menguncinya dari dalam. Dia mulai menyiapkan sesuatu jika dia pada akhirnya tidak bisa selamat.
-TRUE-
Richard menatap sebuah poto yang terpampang jelas di meja kerjanya. Poto keluarga Camron, keluarganya sendiri. Dia menyeringai melihat kepada kedua anak perempuan yang masih kecil. Mereka berdua terlihat cantik dengan senyum polos dan lugu yang menghiasi wajah mereka.
"Walaupun aku tidak mengakui kalian, tapi kalian tetap memiliki darah keluarga Camron, Alex, Alula."
Tertanda,
Alex berdoa dia mati :v

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE [End]
ActionAlexandra Farzana Camron diasingkan dari keluarganya karena dianggap hanya memalukan nama keluarga. Dia berprofesi menjadi seorang CEO di salah satu perusahaan terbesar didunia. Disampingi dengan profesinya sebagai model dan youtubers. Keluarganya t...