BAB 26

27.9K 1.7K 64
                                    

Leslie menjalankan mobil tersebut menuju sebuah mall, dia membutuhkan beberapa barang yang hanya bisa didapatkan di sana. Alex berada di bangku sebelahnya sambil memainkan ponselnya.

Leslie sesekali melirik Alex yang terlihat sedang melamun, dia mengerutkan keningnya, merasa aneh karena melihat Alex yang melamun. Mobil terus melaju hingga akhirnya sampai di parkiran mall.

Leslie mematikan mesin mobil, dia melihat ke samping dan mendapati Alex yang masih melamun, Leslie menggeleng-gelengkan kepalanya. Leslie mengambil sebuah tempat yang berisi kontak lensa matanya.

Leslie memakai lensa mata itu agar menutupi warna matanya, dia juga mengambil sebuah wig lalu ikut memakainya. Setelah yakin bahwa dia sudah selesai, Leslie menatap Alex yang masih melamun.

Leslie menjentikkan jarinya di depan Alex. "Hei, kita sudah sampai, jangan melamun terus!"

Alex yang sadar pun mengangguk. Dia turun dari mobil diikuti oleh Leslie, mereka berdua berjalan bersama memasuki mall, Leslie mulai berjalan menuju sebuah toko yang diikuti oleh Alex.

Mereka berdua memasuki toko tersebut, Alex hanya sibuk memainkan ponselnya sedangkan Leslie sudah mengobrol bersama sang pemiik toko, Alex melirik ke sekeliling dan mendapati banyak sekali kamera yang berada di toko tersebut.

Untuk apa dia pergi ke toko kamera? tanya Alex dalam batinnya setelah menatap sekeliling.

Alex sudah kembali sibuk dengan ponselnya, saat dia sedang memainkan game di ponselnya, ada seseorang yang menelponnya. Dia melihat siapa yang menelpon, melihat siapa yang menelpon membuat Alex malas untuk mengangkat telpon tersebut.

Leslie yang merasa berisik langsungmelihat kepada Alex yang sedang menatap ponselnya dengan raut sedikit kesal, Leslie hanya bisa tersenyum melihat Alex.

"Hei, angkatlah, bisa jadi itu penting."

Alex pergi keluar dari toko, Leslie kembali menggeleng-gelengkan kepalanya, dia kembali mengobrol dengan pemilik toko. Alex mengangkat telpon dengan raut kesel.

"Ada apa?"

"Syukurlah, nak. Kau akhirnya mengangkat telpon dariku."

"Kau perlu apa, Tuan Carmon?"

"Ayah hanya ingin mengingatkanmu tentang ulang tahun ibumu, 4 hari lagi ibumu akan berulang tahun, ayah ingin kau menginap di villa keluarga kita, untuk merayakan ulang tahun ibumu."

"Kenapa aku harus ikut?"

"Karena ... karena ada sesuatu yang ingin aku selesaikan."

"Apa?"

"Tolong nak, ayah akan mendengarkan penjelesanmu mengapa kau begitu membenci ibu tirimu, ayah tidak akan memarahimu, ayah hanya ingin semua menjadi normal."

Alex terdiam, Tuan Carmon pun mulai merasa takut. "Kau boleh mengajak temanmu kesini. Kau boleh meminta apapun asalkan kau mau untuk datang kesini."

Alex menghela napasnya. Dia memperhatikan Leslie yang masih sibuk berbicara dengan penjaga toko. Alex pun mengiyakan permintaan tersebut. Tuan Carmon langsung terlihat bahagia.

Alex langsung mematikan telepon setelah mendengar perkataan perpisahan dari ayahnya, dia kembali berjalan ke dalam toko. Alex masuk dan mendapati Leslie yang terlihat sibuk dengan kamera-kamera yang berada di depannya.

Penjaga toko terus memberikan penjelesan mengenai kamera yang berada di depan Leslie. Leslie terlihat begitu serius. Alex yang tidak ingin menganggu pun hanya bisa terdiam, memperhatikan Leslie.

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang