BAB 7

48.9K 2.9K 79
                                    

"hiks....hiks.....mommy"

Suara isak tangis terus keluar dari bibir merah merekah seorang gadis kecil yang sedang digendong oleh seorang wanita yang terlihat masih muda. Beberapa orang ikut menangis bersama gadis kecil itu.

Peti diturunkan kedalam liang makam. Setelah peti itu sepenuhnya berada di dalam liang kuburan beberapa petugas makam mulai menutupi liang itu dengan tanah yang menggunung di sekitar makam.

Wilayah pemakaman mulai sepi dan hanya beberapa orang saja yang masih berada di pemakaman. Gadis kecil itu memeluk nisan makam tersebut sambil terus menangis.

Wanita itu juga berada disamping gadis kecil itu menjaga agar gadis kecil itu tidak melakukan hal yang berbahaya. Gadis kecil itu mengangkat kepalanya dan menatap seorang wanita yang wajah di olesi oleh make-up yang berlebihan.

Di sampingnya terdapat dua anak kecil yang menatapnya dengan wajah meremehkan. Wanita itu juga menatapnya dengan sorot bahagia. Tidak ada rasa sedih sekecil pun yang gadis kecil itu rasakan di mata mereka bertiga.

Gadis itu berdiri dan tangisannya berhenti secara mendadak. Beberapa keluarga menatapnya sedikit bingung walaupun tidak dipungkiri kalau mereka senang karena tangis gadis kecil itu benar-benar membuat telinga mereka sakit.

Rasa senang itu berganti dengan rasa takut. Aura yang keluar dari gadis kecil itu benar-benar membuat mereka takut setengah mati. Gadis kecil itu pergi dari pemakaman dengan aura yang menakutkan.

Wanita itu pergi dari pemakaman mengikuti langkah gadis itu bersama seorang pria yang terus mengikuti langkahnya.

"Alex"

Gadis itu-Alex-berhenti dan berbalik menatap wanita dan pria yang merupakan om dan tantenya. Tantenya menyetarakan tingginya dengan Alex yang sedang menatapnya datar.

Baru pertama kali ini dia melihat keponakannya menatapnya dengan tatapan datar ditambah tatapnya itu terasa sangat menakutkan.

"kenapa Alex meninggalkan pemakaman? Ibu Alex pasti sedih jika melihat Alex menjadi seperti ini"

Bukannya melembut tatapan Alex semakin tajam yag membuat om dan tantenya gemetar ketakutan. Alex berbalik dan memasuki sebuah mobil dimana ada seorang sopir yang khusus untuk mengantarkannya.

"anda mau kemana sekarang, Nona muda?"

"pulang"

"baik Nona muda"

Mobil itu mulai melaju meninggalkan area pemakaman. Alex menatap kesamping dengan tatapan tajamannya dan mengepalkan tangannya.

Aku akan membuatmu menderita wanita jalang karena sudah membunuh ibuku.

-TRUE-

Alex memerhatikan pelajaran dan sesekali menulis hal yang penting yang diucapkan oleh guru fisikanya. Unna sedaritadi mencuri pandang menuju Ramon yang berada di pinggirnya.

Hari ini Ramon bersekolah di sekolah yang sama dengan Alex. Pada malam itu mereka sepakat kalau mereka akan lebih ekstrak untuk menyembunyikan identitas mereka.

Ramon satu sekolah dengan Alex dan Kennard akan mengajar di sekolah Preston dan Rika. Ramon sadar kalau gadis yang sebangku dengan Alex terus memerhatikannya dan itu benar-benar membuatnya risih.

Alex memerhatikan Ramon yang sedang memerhatikan guru fisikanya. Ramon yang merasa diperhatikan mengalihkan pandangannya dan menatap Alex yang sedang memerhatikannya.

Alex tersenyum kepada Ramon saat melihat Ramon menatapnya. Ramon membalas senyuman Alex dan sukses membuat Unna merona. Tentu saja Unna merona karena mengira kalau Ramon tersenyum padanya.

TRUE [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang