"apa ada yang ingin bertanya?"
Hening. Tidak ada yang membuka mulut untuk melontarkan pertanyaan . Tampaknya mereka semua sudah puas dengan apa yang Alex prestasikan.
"baiklah, karena tidak ada yang bertanya rapat saya akhiri"
Beberapa orang yang berada di ruangan rapat keluar setelah menjabat tangan Alex. Seorang pria paruh baya menghampiri Alex dengan langkah yang sangat berwibawa.
"anda memang tahu bagaimana membuat saya merasa puas, Nona muda" puji pria itu
Alex hanya tersenyum ramah membalas pujian itu.
"kalau begitu saya permisi, senang bisa bekerja sama dengan anda"ujar pria itu sambil mengulurkan tangannya
"terima kasih"Alex menerima uluran tangan itu dan berjabat tangan
Pria itu melepaskan jabatan tangannya dan pergi dari ruang rapat. Diruangan itu tinggal Alex dan Siska. Alex menyenderkan punggungnya dikursi yang ia tempati tadi selama rapat.
Alex berdiri dan berjalan menuju ruangannya. Alex memasuki ruangan tersebut dan mulai berkutat dengan map dan kertas-kertas yang berada di mejanya. Alex membaca kertas-kertas itu dan menandatanganinya.
Dia membaca map tersebut dan melingkari hal-hal yang salah. Alex terus melakukan itu sampai terdengar suara ketukan di pintunya. Alex mengangkat wajahnya.
Pintu di buka dan masuk Bryan yang masih memakai seragam sekolahnya. Bryan menutup pintunya dan menghampiri Alex yang beada di meja kerjanya.
Alex menatap Bryan tajam"apa yang kamu lakukan disini?"
"Zana, kita kan udah pacaran jadi wajar dong kalau aku ada disini"
"sejak kapan kita pacaran, Bryan?"
"sejak pertama kita ketemu itu kita udah pacaran"
"sampe kiamat pun aku tidak akan pernah mau pacaran sama kamu jadi lebih baik kamu pergi dari sini, paham?"
"kamu ngusir aku? Zana aku itu pacar kamu"
"pergi. Sekarang. Juga"Alex menekan setiap perkataanya
"Zan...."
Sebelum Bryan menyelesaikan ucapannya, pintu kembali di buka dan kini masuk Ramon dengan Rika dan Preston di gendongannya. Rika memaksa turun dari gendongan dan berlari menuju Alex tanpa menghiraukan Bryan.
"Kakak"Rika memeluk kaki Alex yang hanya dibalut oleh celana bahan hitam.
Preston ikut menghampiri Alex. Preston menatap tajam pada Bryan yang langsung membuat Bryan sedikit takut. Preston memasang wajah polosnya pada Alex.
"dia siapa kak?"Preston menunjuk Bryan
"dia hanya orang asing yang masuk ke ruangan kakak"
"lo denger itu kan"
Bryan memalingkan pandangan menatap Ramon yang sedang menatapnya datar.
"mendingan lo pergi dari sini daripada gue panggil satpam buat ngusir lo"
Bryan langsung keluar dari ruangan Alex sambil menyumpah serapah. Alex menghela nafas dan menetap Ramon dengan pandangan berterima kasih.
"makasih ya"
Ramon mengangguk. Dia duduk di sofa dan menutup matanya. Rika masih betah untuk memeluk kakinya. Alex menepuk punggung Rika sehingga dia melepaskan pelukannya.
"Rika, kakak mau kerja dulu jadi pelukannya udah dulu ya?"
"tapi Rika pengen main sama kakak"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE [End]
ActionAlexandra Farzana Camron diasingkan dari keluarganya karena dianggap hanya memalukan nama keluarga. Dia berprofesi menjadi seorang CEO di salah satu perusahaan terbesar didunia. Disampingi dengan profesinya sebagai model dan youtubers. Keluarganya t...