Suara alunan gitar yang terkesan lembut mengisi keheningan suasana di kamar itu. Alex memainkan gitarnya dengan asal tetapi dia menciptakan nada yang indah.
Alula berada di meja belajarnya, sedang membuat notasi untuk dimainkan oleh Alex. Sudah sekitar seminggu semenjak hari peringatan pemakaman ibunda Alex.
Alex sebenarnya harus memikirkan cara untuk menyelamatkan anak buahnya, hanya saja Leo memaksanya untuk tidak terlalu memaksa dirinya. Alex hanya bisa bermain gitar dan melakukan kegiatan lainnya yang membuat dia tidak terlalu banyak berpikir.
Alula memberikan secarik kertas pada Alex. Alex menerima kertas itu lalu mulai memainkan beberapa notasi yang berada di sana. Alula mulai menyanyi sambil mencatat lirik yang ia keluarkan.
Alex hanya terfokus pada kertas yang berada di bawahnya. Gitarnya berada di pangkuannya sehingga Alex bisa memainkannya dengan mudah. Sesekali Alula meminta untuk mengulang bagian yang sama untuk mendapatkan lirik yang pas.
Alex yang sedang memainkan gitarnya dikejutkan oleh suara ponselnya. Alula yang berada di atas meja belajar, mengambil ponsel Alex lalu memberikan ponsel tersebut kepada sang pemilik.
Alex mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat sang penelpon.
"Ya?"
"Alexa, bisakah kau datang ke perusahaan?"
Alex melihat siapa yang menelpon dan ternyata adalah Tuan Carmon. Dia kembali mendekatkan ponselnya ke telinga dan menatap penuh arti pada Alula yang sedang menatapnya.
"Maaf, saya sedang sibuk"
Alex mematikan panggilan dan menyerahkan ponselnya kepada Alula yang sedang menatapnya bingung. Baru saja Alula menerima ponsel tersbeut, ponsel itu kembali berdering.
Alula yang melihat Alex yang sudah kembali ke dunianya memilih untuk mengangkat telepon tersebut yang berasal dari Tuan Carmon, Paman Alula.
"Alex, ayah mohon. Datanglah ke perusahaan nanti siang!. Ayah ingin membicarakan tentang sesuatu"
"Apakah 'sesuatu' ini menguntungkan sepupuku?"
Tidak ada suara dari Tuan Carmon. Alula menatap ponsel tersebut lalu menatap Alex yang juga sedang menatapnya.
"Sambungannya mati apa bagaimana, ya?"
"Entah lah. Matikan saja kalau begitu"
Alula yang ingin mematikan sambungan terhenti saat mendengar suara teriakan dari ponsel tersebut. Dia meng-loud speaker kan panggilan tersebut dan Alex bisa mendengar apa yang di bicarakan oleh Tuan Carmon.
"TOLONG! Tolong jangan dimatikan dulu. Alula, bisakah kau mengajak sepupumu untuk bertemu denganku? ada sesuatu yang harus aku katakan dengan sepupumu"
"Apa yang ingin kalian bicarakan?"
"Paman ingin membicarakan soal perusahaan paman dengan sepupumu"
Alula menatap Alex yang melengos lalu memainkan gitarnya. Dia tahu kalau sepupunya ini sangat anti membicarakan perusahaan keluarga. Alula mengiyakan permintaan itu.
Dia mematikan sambungan lalu. Alula menatap Alex yang sedang menatapnya dengan tajam. Alula tersenyum pada Alex yang sedang menatapnya dengan tajam.
"Ayo bersiap-siap, kita akan pergi menuju perusahaan ayahmu!"
"Kau saja, aku tidak mau," Alex memainkan gitarnya dengan asal-asalan dan permainannya masih bagus.
Alula tersenyum, dia menyimpan gitar Alex, menyimpannya dikasur lalu menarik Alula menuju kloset. Alex hanya menunjukkan wajah datarnya sambil mencibir Alula.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE [End]
AcciónAlexandra Farzana Camron diasingkan dari keluarganya karena dianggap hanya memalukan nama keluarga. Dia berprofesi menjadi seorang CEO di salah satu perusahaan terbesar didunia. Disampingi dengan profesinya sebagai model dan youtubers. Keluarganya t...